Peristiwa Internasional

Minim Peminat, Rezim Myanmar Perpanjang Pendaftaran Militer

Sabtu, 04 September 2021 - 09:21 | 32.80k
Pemimpin kudeta, Jendral senior Min Aung Hlaing saat menghadiri upacara kelulusan Akademi Pelayanan Pertahanan.(FOTO :The Irrawaddy/Situs Web Militer)
Pemimpin kudeta, Jendral senior Min Aung Hlaing saat menghadiri upacara kelulusan Akademi Pelayanan Pertahanan.(FOTO :The Irrawaddy/Situs Web Militer)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Militer Myanmar sedang berusaha merekrut perwira baru, namun yang mendaftar hanya 100 orang untuk tiga akademi militer di negara tersebut dan itupun hanya dari kalangan anak-anak militer sendiri.

Ini merupakan pukulan telak lebih lanjut bagi akademi militer Myanmar setelah kudeta junta dan tindakan brutal berikutnya terhadap pengunjuk rasa anti-rezim.

Sementara itu, seperti dilansir The Irrawaddy, lebih dari 1500 personil termasuk 100 perwira, telah membelot dari tentara setelah kudeta militer 1 Februari 2021 itu.

Rezim militer Myanmar, Kamis lalu mengumumkan bahwa rekrutmen militer itu sejak Agustus ini diperpanjang lagi untuk kali kedua, setelah sebelumnya diperpanjang karena pandemi Covid-19.

Namun, seorang mantan kapten tentara yang mengetahui proses aplikasi itu mengatakan bahwa perpanjangan yang pertama itu karena hanya ada sekitar 100 pelamar dan itupun hanya dari anak-anak militer sendiri.

"Sekitar 100 orang telah mengajukan aplikasi tahun ini untuk bergabung dengan akademi militer. Sebagian besar kandidat berasal dari keluarga militer," tegas Kapten Lin Htet Aung, seorang pembelot tentara dan pendiri People's Embrace, sebuah grup Facebook yang dibentuk untuk mendorong tentara meninggalkan unit mereka dan bergabung dengan perlawanan terhadap rezim militer.

Sebelum kudeta, tiga sekolah militer Myanmar yakni Akademi Layanan Pertahanan, Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan serta Akademi Medis Layanan Pertahanan, masing-masing bisa menarik sekitar 12.000 pelamar setiap tahunnya. "Sekitar sepuluh persen kandidat yang biasanya diterima setiap tahun," tambah Lin Htet Aung.

Dia menambahkan, bahwa penurunan tajam pelamar itu adalah konsekuensi dari kudeta, karena tindakan keras militer yang mematikan terhadap rakyat Myanmar, serta penjarahan dan perusakan properti warga sipil.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, hingga kini 1.043 orang telah dibunuh oleh junta sejak mereka melakukan kudeta. "Dulu banyak anak muda yang ingin menjadi perwira dan pahlawan militer. Tapi sekarang tidak ada yang mau masuk militer karena kudeta,” kata kapten itu lagi.

Mantan kapten lainnya, Nyi Thuta, yang juga membelot dari tentara sejak bulan Maret mengatakan,v bahwa di bawah rezim ini orang malu untuk menghadiri Akademi Layanan Pertahanan atau bergabung dengan militer.

Nyi Thuta adalah salah satu pendiri kelompok Prajurit Rakyat, yang memberikan bantuan kepada tentara yang menyerang, serta membujuk personel militer untuk meninggalkan dan bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil.

Menurut kelompok Tentara Rakyat, saat ini, lima hingga 10 tentara Myanmar membelot dari militer setiap harinya setelah pimpinan mereka melakukan kudeta pada 1 Februari 2021. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES