Ekonomi

Selama Pandemi, Komoditi Sayur dan Buah di Jatim Melimpah Ribuan Ton

Sabtu, 04 September 2021 - 08:34 | 50.59k
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr Ir Hadi Sulistyo.(foto: Dok.TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr Ir Hadi Sulistyo.(foto: Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo menyebutkan beberapa jenis hortikultura, dalam hal ini buah dan sayur, yang paling berperan penting dalam perkembangan produk pertanian Jatim selama pandemi ini.

"Secara umum beberapa komoditi hortikultura strategis di Jawa Timur selama masa pandemi ini antara lain komoditi sayuran potensial," ungkap Hadi kepada TIMES Indonesia, Sabtu (4/9/2021). 

Komoditi sayuran dan buah semusim di Jawa Timur yang tersedia cukup dan potensial meliputi bawang merah, cabai besar, cabai rawit, kubis, dan semangka.

Komoditi Sayur b

Dengan rincian, produksi bawang merah dalam setahun sebesar, 454.584 ton, cabai besar mencapai 99.110 ton, produksi cabai rawit  mencapai 684.943 ton, produksi kubis setahun mencapai 203.708 ton, dan produksi semangka dalam setahun mencapai 132.547 ton.

Komoditi selanjutnya adalah buah potensial dan memiliki ketersediaan cukup. Meliputi  alpukat, apel, durian, jeruk siam atau jeruk keprok, mangga, nanas, pisang, rambutan, dan salak.

Dalam satu tahun, produksi alpukat mencapai 175.735 ton, produksi durian mencapai 275.795 ton, produksi jeruk siam atau keprok mencapai 712.585 ton per tahun, dan produksi mangga mencapai 1.292.960 ton.

Kemudian produksi nanas mencapai  220.552 ton, produksi pisang setahun mencapai 2.618.795 ton, produksi rambutan setahun mencapai 126.863 ton, produksi salak setahun mencapai 141.073 ton, dan produksi buah naga setahun mencapai 6.059 ton.

Sementara penopang lainnya adalah komoditi tanaman obat atau biofarmaka potensial di Jatim yang melimpah. Seperti produksi jahe dalam setahun mampu mencapai 45.093 ton dan produksi kunyit mencapai 102.723 ton per tahun. 

Hadi mengatakan, produk pertanian Jatim sebagai komoditas ekspor juga mengalami peningkatan sepanjang 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor nonmigas atau nilai ekspor yang terdiri dari komoditi pertambangan, industri dan pertanian pada Juni 2021 mencapai USD 1,88 miliar atau meningkat sebesar 21,44 persen dibandingkan Mei 2021. Nilai tersebut dibandingkan Juni 2020 naik sebesar 39,51 persen.

Komoditi Sayur c

Golongan barang utama ekspor nonmigas Juni 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) dengan nilai sebesar USD 185,90 juta, disusul tembaga (HS 74) dengan nilai sebesar USD 179,12 juta, serta kayu dan barang dari kayu dengan nilai sebesar USD 154,38 juta.

Secara kumulatif, selama Januari - Juni 2021, ekspor yang keluar Jawa Timur sebesar USD 10,92 miliar atau naik 13,24 persen dibandingkan Januari - Juni 2020.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Januari - Juni 2021 adalah Amerika Serikat yang mencapai USD 1,58 miliar (dengan peranan 15,94 persen) disusul ekspor ke Jepang sebesar USD 1,54 miliar (dengan peranan 15,56 persen) dan ke Tiongkok sebesar USD 1,31 miliar (dengan peranan 13,15 persen). 

Ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai USD 1,85 miliar (dengan kontribusi sebesar 18,60 persen), sementara ekspor nonmigas ke Uni Eropa sebesar USD 864,18 juta (dengan kontribusi sebesar 8,71 persen), termasuk di antaranya dari komoditas pertanian seperti buah dan sayur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES