Kuliner

Mengangkat Citarasa Kue Bulan, dari Sajian Tradisi Jadi Hampers Kekinian

Sabtu, 04 September 2021 - 01:26 | 170.81k
Paket kue bulan dengan empat varian rasa yang dikemas dalam boks menarik bisa dijadikan hampers atau hantaran buat keluarga, relasi maupun kolega (Foto: Dok. Swiss Belhotel Solo)
Paket kue bulan dengan empat varian rasa yang dikemas dalam boks menarik bisa dijadikan hampers atau hantaran buat keluarga, relasi maupun kolega (Foto: Dok. Swiss Belhotel Solo)

TIMESINDONESIA, SOLO – Bagi sebagian besar kalangan Tionghoa, moon cake atau kue bulan bukanlah hal yang asing. Di negeri asalnya; Tiongkok, kue bulan dikenal dengan sebutan Thiong Chiu Phia.

Kemunculan kue ini biasanya bersamaan dengan tradisi moon cake festival atau perayaan kue bulan. Yaitu perayaan yang sangat istimewa untuk menyambut datangnya musim gugur. Penyelenggaraannya biasanya dihelat pada bulan September hingga Oktober.

Fenomena itulah yang dibidik Swiss Belhotel Solo dengan meluncurkan paket hampers mooncake bagi tamu hotel maupun masyarakat umum di Solo dan sekitarnya. Menariknya, paket yang sengaja diluncurkan pada awal bulan September ini memiliki beberapa varian rasa yang unik. Yaitu rasa yang dominan manis dan perpaduan rasa gurih dan manis. Di sisi lain, selama ini belum banyak hotel yang menyajikan moon cake atau bulan.

“Paket kue bulan ini menjadi diferensiasi produk, dan yang kali pertama ada di kalangan hotel di Kota Solo. Sekaligus mengacu produk yang pernah ada di jaringan Swiss-Belhotel International  di Jakarta dan Surabaya. Disamping untuk membidik tamu hotel yang mayoritas atau hampir 70 persennya berasal dari kalangan Tionghoa,” jelas Tian Riauska Fandy, Marcomm & Graphic Designer Swiss Belhotel Solo.

Kue Bulan a

Ditambahkan Tian, ketika paket kue bulan ini banyak diminati masyarakat, maka ke depan akan dijadikan salah satu signature menu di Swiss Belhotel Solo. Dan akan di display di salah satu lounge hotel. Harapannya paket kue bulan ini bisa dijadikan semacam gift atau hampers dengan boks yang menarik, sehingga cocok buat kolega, relasi maupun keluarga di rumah.

Sementara itu, Rianto Wijaya selaku Chinesse Chef Swiss Belhotel Solo menambahkan, kue bulan sebenarnya merupakan sajian wajib setiap tahun bagi masyarakat Tionghoa bertepatan pada saat musim gugur. Biasanya di Indonesia jatuh pada bulan Agustus-September untuk merayakan festival kue bulan.

Bentuk dari kue ini seperti tradisi pada umumnya adalah bulat, karena bentuk bulat dari kue ini melambangkan keutuhan serta kesatuan. Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya pun bermunculan yang akhirnya menambah variasi kue bulan. Bahkan motif yang menghiasi pada permukaan di atas kue, bisa dikreasikan menjadi motif flora maupun fauna.

“Kreasi yang kita lakukan pada kue bulan ini ada empat varian rasa dalam satu boks hampers. Yaitu rasa Pandan, Kacang Hijau, Kacang Merah dan Biji Teratai (White Lotus). Kita juga telah menyiapkan kue bulan original yaitu rasa kacang merah dan biji teratai yang di dalamnya diisi kuning telur asin,” jelas  Chef Aan – sapaan akrab Rianto Wijaya.

Sementara itu, dari empat varian rasa kue Bulan yang diciptakan Chef Aan, semuanya memiliki motif yang berbeda. Diantaranya motif Bunga Teratai dan Bunga Matahari serta motif burung dan ikan Koi, yang dibuat dari cetakan khusus. Dipilihnya motif tersebut dinilai cocok dengan tradisi yang sangat kental dengan nuansa klasik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES