Peristiwa Internasional

Kaum Perempuan Afghanistan Demo Taliban Menuntut Kebebasan

Jumat, 03 September 2021 - 08:45 | 48.50k
Para kaum perempuan Afghanistan saat berdemo menuntut kebebasan berekspresi. (foto: Dokumen/AP)
Para kaum perempuan Afghanistan saat berdemo menuntut kebebasan berekspresi. (foto: Dokumen/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para kaum perempuan Afghanistan mulai melakukan protes besar-besaran, kepada kelompok Taliban yang saat ini sudah berhasil mengambil alih pemerintahan. Mereka berdemonstrasi di kota Herat, Afghanistan barat.

Berdasarkan laporan dari AFP, demontrasi para wanita Afghanistan tersebut diikuti sekitar 50 orang lebih. Mereka menuntut kebebasan berekspresi dan pendidikan yang normal seperti biasa. Sedangkan selama ini mereka hanya dikurung di rumah masing-masing.

Salah satu demonstran, Fereshta Taheri berteriak hilangnya kebebasan berekspresi negara Afghanistan. Mereka merasa dikurung bahkan tidak dihargai sebagai manusia. Menurutnya, berdemonstrasi adalah jalan satu-satunya menyampaikan keinginan rakyat.

"Ini adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan keamanan. Kami di sini untuk meminta hak kami. Apapun caranya kita harus lakukan, kalau tidak begini kami akan terus tertindas. Semoga suara-suara kami sebagai perempuan didengar dengan baik," kata Fereshta Taheri, Jumat (3/9/2021).

Sedangkan, selama masa kekuasaan pertama Taliban, sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001, kaum perempuan dan anak perempuan sebagian besar tidak mendapat pendidikan dan pekerjaan.

Burkak menjadi wajib di depan umum, wanita tidak bisa meninggalkan rumah tanpa pendamping pria, dan protes jalanan tidak terpikirkan. Saat menggelar aksi para demonstran berteriak bersedia menggunakan burkak jika kebebasan berekspresi mereka dilindungi sebagai perempuan.

Burkak adalah sebuah pakaian yang menutupi seluruh tubuh yang dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim di Afganistan, Pakistan, dan India utara. Kini pakaian ini jarang terlihat dikenakan di luar Afganistan.

"Kami bahkan siap mengenakan burkak jika mereka memberi tahu kami, tetapi kami ingin para wanita pergi ke sekolah dan bekerja. Semua akan kami lakukan demi masa depan putra-putri kami di masa depan, tolong kami jangan disamakan seperti binatang dan dilarang keluar rumah, sama sekali tidak ada kebebasan buat kami," tandas Fereshta Taheri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES