Politik

Konflik Afghanistan, Anis Matta: Jangan Sampai Orang yang Konflik, Kita yang Mati

Kamis, 02 September 2021 - 17:00 | 26.27k
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam diskusi Gelora Talks bertajuk 'Tantangan Taliban, Mampukah Membentuk Pemerintahan yang Efektif? secara virtual. (FOTO: Tangkapan Layar).
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam diskusi Gelora Talks bertajuk 'Tantangan Taliban, Mampukah Membentuk Pemerintahan yang Efektif? secara virtual. (FOTO: Tangkapan Layar).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengingatkan kepada semua pihak tidak membiarkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai medan tempur baru sebagai dampak konflik geopolitik global dan kawasan yang terjadi di Afghanistan

Demikian disampaikan Anis Matta dalam diskusi Gelora Talks bertajuk 'Tantangan Taliban, Mampukah Membentuk Pemerintahan yang Efektif? di Jakarta, seperti dilihat dari kanal YouTube Partai Gelora, Kamis (2/9/2021). 

Kata Anis Matta, terlalu banyak variabel-variabel di luar kendali Indonesia yang akan timbul dari konflik di Afghanistan ini, sebagai akibat dari krisis global berlarut. 

"Ini sebagai salah satu interest nasional kita yang tinggi, supaya kita tidak terseret lagi menjadi collateral damage (kerusakan tambahan). Orang yang konflik, kita yang mati, itu yang perlu kita hindari, karena kita punya pengalaman, sehingga kita sebagai bangsa memang harus fokus," ujar Anis Matta. 

Pengalaman 'colateral damage' yang dia maksud adalah saat terjadi perang pasifik Perang Dunia I, Indonesia menjadi jajahan Jepang. Sementara ketika perang dingin muncul G30S PKI, dan saat Uni Soviet runtuh di tanah air terjadi reformasi tahun 1998.

"Kita tidak tahu apakah nanti Afghanistan menjadi battlefield, satu model konflik baru yang semuanya bisa terbuka. Memang yang terbaik bagi kita di Indonesia saat ini adalah melihat apa yang akan terjadi ke depan. Kita konsen pada kepentingan nasional kita sebagai bangsa supaya, kita tidak terseret lagi dalam collateral damage yang dibuat oleh orang lain," katanya. 

Menurut Anis Matta, pembentukan pemerintahan Taliban di Afghanistan saat ini, pada prinsipnya akan menghadapi tiga tantangan berat, yakni membentuk pemerintahan efektif, reintegrasi Afghanistan, dan pembangunan ekonomi. 

Sebab, keputusan Amerika Serikat (AS) meninggalkan Afghanistan menyisakan banyak serpihan, baik di internal Afghanistan, maupun di kawasan Asia Tengah. Itu termasuk hubungan dengan China, India, Pakistan, dan dunia Islam umumnya. 

Anis Matta mengatakan, tantangan pertama akan berhubungan dengan proses pembangunan negara, mulai dari perpolitikan hingga konsolidasi elit pemerintahan. Lalu terkait pergeseran paradigma kesukuan, serta hal-hal terkait penyusunan dasar negara, konstitusi dan pembentukan institusi pemerintahan. 

"Tantangan kedua Afghanistan, dalam hal ini di bawah Taliban, tentu saja adalah soal reintegrasi ke sistem internasional. Saya kira ini adalah poin krusial karena akan berhubungan dengan tantangan ketiga, yakni pembangunan ekonomi," jelasnya. 

Taliban akan menghadapi persoalan ekonomi besar di Afghanistan seperti 54% warganya diliputi kemiskinan dan 23% warga menganggur, dan PDB-nya berada di kisaran 20 miliar dollar AS. Sehingga Afghanistan membutuhkan investasi dari komunitas internasional.  

Karena itu, masa depan Afghanistan akan ditentukan oleh banyak faktor geopolitik global dan kawasan. Apalagi dunia internasional kerap memandang Taliban sebagai gerakan teroris, bukan gerakan perlawanan di Afghanistan. 

"Apakah masyarakat internasional dapat menerima Taliban, yang tadi banyak menyebutnya dengan gerakan teroris? Dan respon masyarakat internasional saat ini masih berbeda-beda. Banyak faktor-faktor lain yang bisa berpengaruh untuk membentuk pemerintahan yang efektif, yang kemungkinan sulit terealisasi." ucap Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES