Kesehatan

Peranan Penting Mikrobiota dan Probiotik pada Penyakit Diabetes Mellitus dan Komplikasinya

Kamis, 02 September 2021 - 12:41 | 204.80k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebelum membuat ulasan singkat mengenai hal tersebut di atas perlu kita pahami lebih dahulu 
Apa sebenarnya penyakit Diabetes Mellitus (DM)? Tipe DM, faktor risiko, gejala klinik, bahaya komplikasi.

DM terjadi manakala tubuh tidak mampu memasukan gula glukosa ke dalam sel sehingga kadar gula menumpuk di luar sel di dalam sirkulasi darah. DM yang tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan komplikasi yang serius. Juga menyebabkan kerusakan berbagai organ dan jaringan dalam tubuh yang akan diulas berikutnya.

Penyebabnya?

Mengapa kadar gula glukosa dapat tinggi? Bagaimana dapat terjadi?

Proses percernakan akan memecah makanan yang Anda makan masuk usus menjadi berbagai macam sumber nutrisi.

Bila Anda memakan karbohidrat, misalnya nasi, roti, pasta, dan makanan yang mengandung tepung dan gula. Semua ini olah usus akan dipecah enzim dalam usus menjadi glukosa yang akan diserap oleh usus masuk ke dalam sirkulasi darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Ini akan diserap oleh sel-sel dalam tubuh dari berbagai organ untuk membentuk energy melalui reseptor insulin, suatu molekul dalam permukaan sel yang berfungsi untuk memasukan glukosa ke dalam sel.

Insulin adalah hormone yang dibuat oleh sel pankreas Snda. Pankreas akan melepas insulin tersebut ke dalam sirkulasi darah.

Insulin adalah kunci untuk membuka pintu reseptor insulin yang terdapat dalam permukaan sel sehingga glukosa dapat diserap oleh sel melalui pintu reseptor tersebut masuk ke dalam sel-sel yang selanjutnya dimetabolisir oleh sel menjadi energi. Glukosa sebagai bahan bakar atau energi jaringan atau organ tubuh supaya dapat berfungsi normal. 

Bila menderita DM,  

1.    Sel Beta pankreas anda tidak dapat membuat insulin atau dalam jumlah yang
kurang.

2,    Sel Beta pankreas dapat membuat insulin tetapi reseptor insulin pada permukaan sel sebagai pintu untuk masuknya glukosa tidak merespons untuk membuka sehingga glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat kadar glukosa darah menjadi tinggi.

Ada berapa tipe DM? 

Perlu diketahui ada beberapa tipe DM antara lain 

A.    DM tipe1 (T1DM) : adalah penyakit autoimun dimana tubuh menyerang dirinya sendiri. Penyebabnya adalah sel Beta pankreas yang memproduksi insulin dirusak oleh sistem imun tubuh. Tipe ini kira2 hanya 10% orang. Orang yang menderita tipe ini setiap hari harus suntik insulin maka disebut insulin dependent Diabetes Mellitus. 

Akibat penyakit autoimun, tubuh merusak sel  pankreas sehingga tidak ada produksi insulin yang menyebabkan gula tidak dapat masuk kedalam sel sehingga gula menumpuk didalam sirkulasi darah dengan akibat rusaknya pembuluh darah kecil atau besar. Faktor genetik atau infeksi virus dapat menyebabkan hal ini. 

Munculnya gejala biasanya cepat terjadi dalam waktu minggu atau bulan. Gejala muncul pada masa anak2 atau dewasa muda.

B.    DM tipe 2 (T2DM) : disebabkan oleh karena sel  pancreas tidak cukup membuat insulin atau reseptor insulin pada permukaan sel tidak dapat merespons terhadap insulin. Sebanyak 95% orang menderita tipe ini. Mulai terjadi pada umur pertengahan atau orang tua, nama lain yang sering digunakan adalah adult onset diabetes (diabetes onset dewasa) atau insulin resistant diabetes ( diabetes resisten insulin).

Penyebabnya telah disebutkan di atas dan adanya faktor resiko. Pada T2DM atau Prediabetes munculnya gejala sangat per-lahan2 atau orang tidak menyadari atau tidak merasa adanya proses terjadinya prediabetes atau Diabetes sedang berjalan dapat beberapa tahun menjelang dewasa. 

C.    Prediabetes: adalah stadium sebelum T2DM dimana kadar gula lebih tinggi dari normal tetapi belum cukup untuk didiagnosa T2DM. 

D.    Gestational Diabetes: timbul pada beberapa orang selama kehamilan, tetapi akan hilang setelah melahirkan, perlu diingat bahwa Diabetes tipe ini sudah merupakan faktor resiko terjadinya T2DM.

Penyebabnya adalah adanya hormone yang dibuat plasenta sehingga terjadi resisten terhadap insulin.

Seberapa seringkah kejadian Diabetes didunia?  Kira2 sebanyak 34,2 juta pada semua umur. 1 dari 10 orang USA menderita Diabetes. Di Indonesia belum ada data lengkap.  1 dari 5 atau 7,3 juta orang dewasa berumur 18 tahun atau lebih tua.

Makin bertambah umur kejadian DM makin banyak. Lebih dari 26%  orang diatas 65 tahun atau 1 dari 4 orang. Oleh karena itu sangat penting sejak muda sudah mencegah terjadinya penyakit Prediabetes dan DM.

Faktor resiko apa saja pada T1DM, antara lain

1.    Keturunan dari famili yang menderita T1DM
2.    Trauma pada pankreas misalnya infeksi, tumor atau pembedahan
3.    Penyakit autoimun
4.    Infeksi virus misalnya penyakit Gondongan

Faktor resiko terjadinya T2DM, antara lain,

1.    Keturunan dari keluarga yang menderita Prediabetes atau T2DM
2.    Obesits (kegemukan)
3.    Hipertensi
4.    Kadar kolesterol HDL yang rendah ( kolesterol baik)
5.    Aktifitas fisik yang kurang, tidak pernah olah raga
6.    Umur diatas 45 tahun
7.    Mempunyai Diabetes selama kehamilan dan berat badan lahir bayi besar
8.    Riwayat penyakit jantung atau stroke
9.    Perokok terutama yang berat

Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penderita Diabetes antara lain, sering kali merasa haus, lemah rasa capai, mata kabur, rasa tebal dan kesemutan pada tangan dan kaki, penyembuhan yang lambat pada luka, berat badan menurun, sering kencing, mulut kering mudah terjadi infeksi.

Pada wanita seringkali infeksi jamur atau infeksi saluran kencing, sedangkan pada laki dapat terjadi gairah sex menurun,  gangguan ereksi, kekuatan otot menurun. 

Penyakit Diabetes jangan dianggap remeh atau tidak tertip dalam menjalani pengobatan. Perlu diketahui dalam waktu yang panjang dapat terjadi komplikasi yang fatal oleh karena penyakit ini sukar disembuhkan tetapi dapat dikendalikan atau dikontrol. 

Tingginya kadar gula dan kolesterol akan merusak pembuluh darah kecil ( mikrovaskuler) maupun pembuluh darah besar(makrovaskuler) dalam bentuk penimbunan plaque dalam dinding pembuluh darah sehingga lubang menjadi sempit dan kaku menyebabkan komplikasi kerusakan pembuluh dan hipertensi dengan segala akibatnya.

Kerusakan pembuluh darah mikrovaskuler akan terjadi kerusakan pada:

1.    Mata dengan akibat retinopati, katarak, glaukoma dengan gejala mata kabur sampai buta, sakit kepala.

2.    Ginjal terjadi nepropati gagal ginjal dengan pengobatan cuci darah yang berkepanjangan dan biaya jadi mahal.

3.    Neuropati, hiperglikemia/kadar gula yang tinggi dapat merusak syaraf tepi dengan gejala nyeri dan atau kesemutan tangan kaki. Luka pada kaki yang tidak terasa dan mudah infeksi akan berkembang menjadi gangrene( pembusukan kaki yang kadang2 perlu amputasi (kaki dipotong).

Kerusakan pembuluh darah makrovaskuler akan terjadi kerusakan pada :

1.    Otak dengan resiko stroke (pecahnya pembuluh darah) dan penyakit cerebrovascular antara lain TIA (transient ischemic attack), gangguan cognitive, depresi, dementia (mudah lupa), gangguan pendengaran. 

2.    Cardiovascular disease/Coronary heart disease (penyakit jantung coroner), serangan jantung dengan gejala nyeri dada/angina pectoris, gagal jantung.

3.    Extremitas (tangan dan kaki) akibat penyempitan pembuluh darah dan kadar gula yang tinggi sehingga aliran darah berkurang dengan akibat luka infeksi yang sukar sembuh dengan resiko gangrene.

Disamping hal2 tersebut diatas yang paling ditakutkan oleh para laki dewasa yang menderita DM adalah libido menurun, gangguan ereksi sebagai akibat vaskulopati pada pembuluh darah yang merawat organ kemaluan sehingga aliran darahnya berkurang menjadikan kemaluan tidak dapat tegang maksimal atau lembek.  

Melihat adanya komplikasi yang berkepanjangan dan fatal dan akan sangat mengganggu kualitas hidup, maka hal yang sangat bijaksana dan harus dilakukan adalah mencegah terjadinya DM dan pengobatan yang komprehensif, tertip dan kontinyu manakala sudah terjadi diabetes supaya tidak terjadi komplikasi. 

Dengan kemajuan di bidang kedokteran dan pemeriksaan analisa metagenomic, metatranscriptomic, metaproteinomics dan metabolomics, metode tersebut dapat dipakai untuk mengetahui secara lebih detail komposisi dan proporsi mikroekosistem mikrobiota dalam usus manusia, interaksi antara satu dengan yang lain, aktifitas interaksi mikrobiota, aktifitas genetik untuk proses transkripsi dan translasi untuk membuat protein dan aktifitas untuk membuat produk-produk metabolit yang semuanya itu sangat bermanfaat untuk mengatur fungsi organ-organ dalam tubuh kita. 

Yang dimaksud mikrobiota dalam mikroekosistem tersebut adalah semua mikroorganisme yang terdiri dari bakteri/kuman yang baik atau yang tidak baik, virus, jamur, protozoa, cacing yang selalu mengadakan interaksi satu dengan yang lain untuk menopang kehidupannya. Sedangkan yang dimaksud dengan mikrobiome adalah semua mikrobiota atau mikroorganisme dengan kode genetiknya.

Dengan aktifitas genetiknya mikroorganisme tersebut dapat melangsungkan kehidupannya, tumbuh dan keberadaan mikroekosistem mikrobiota/mikrobiome tersebut sangat penting untuk kehidupan manusia.

Sudah ada pergeseran atau perubahan pemahaman, dulu bakteri selalu dianggap jelek selalu menyebabkan penyakit, tetapi sekarang dengan kemajuan tehnologi kedokteran dan biomolekuler dapat membuktikan bahwa ada bakteri baik dan tidak baik, jumlah bakteri atau mikrobiota yang baik dominan sangat diperlukan untuk kesehatan orang. 

Dapat dibayangkan bahwa jumlah mikrobiota dalam mikroekosistem dalam tubuh manusia sebanyak 100 triliun yang 90% nya berada di dalam usus. 

Dikatakan mikroekosistem tersebut sehat bila proporsi mikrobiota yang baik sebanyak 85% dan hanya diperbolehkan 15% terdiri dari mikroorganisme yang tidak baik, perbandingan ini sangat penting untuk dinamika mikroekosistem mikrobiota, dan ini untuk menjamin orang akan hidup sehat.

Bilamana proporsi keseimbangan ini berubah dengan kenaikan jumlah mikroorganisme tidak baik, maka orang menjadi sakit. Jadi orang sehat atau sakit ditentukan oleh keseimbangan mikroekosistem tersebut. Banyak faktor2 yang lain yang ikut menciptakan kesehatan orang, tetapi yang menjadi dasar adalah kesehatan usus/saluran cerna.

Dengan berkembangnya pemahaman hal tersebut dan kemajuan penelitian dibidang kedokteran terjadi perubahan paradigma dan diciptakan konsep hubungan antara saluran cerna atau usus dengan semua organ dalam tubuh dalam bentuk GUT AND MANY ORGAN AXIS yang dapat diilustraskan dalam gambar di bawah ini.

Mikroekosistem mikrobiota/mikrobiome yang sehat kita sebut EUBIOSIS, ini akan menentukan kesehatan dari berbagai organ2 tersebut diatas. Sebaliknya mikroekosistem yang tidak seimbang yang disebut DYSBIOSIS akan menimbulkan sakit pada berbagai organ2 tersebut diatas. 

Pada artikel singkat kali ini akan disampaikan secara singkat konsep GUT PANCREAS AXIS. 

Pada penderita Diabetes mellitus sudah terjadi keadaan dysbiosis ataupun dysbiosis oleh penyebab yang lain dapat memicu proses terjadinya DM, dengan konsep pengobatan atau managemen yang ada saat yang sudah memberikan hasil yang baik tetapi belum optimal. Dengan menambahkan konsep GUT PANCREAS AXIS pada manegemen tersebut adalah sangat relevan dengan alasan yang akan disampaikan dibawah ini secara singkat. 

Dysbiosis dimana sudah terjadi gangguan keseimbangan mikroekosistem mikrobiota sehingga konsumsi makanan tidak dapat difermentasi dengan baik yang akan menimbulkan produk-produk metabolit yang patogen sehingga pengendalian fungsi tubuh menjadi abnormal.

Metabolit TMAO (trimethylamine N-oxide) akan meningkatkan penumpukan kolesterol dalam sel imun makrofag dan trombosit yang akan mengganggu sistem imun. Penumpukan TMAO dalam sirkulasi darah akan dapat menyebabkan resiko penyakit kardiovaskuler, perlemakan hati, keradangan jaringan lemak, resistensi insulin yang akan memicu terjadinya DM.

Dapat dikatakan bahwa TMAO dan prekursor nya akan memberikan efek negative terhadap pemeliharaan metabolisme  glukosa. Penelitian klinis menunjukan bahwa diet rendah kalori dapat menurunkan kadar TMAO di dalam sirkulasi darah dan penurunan berat badan pada obesitas dan perbaikan resistensi insulin yang menguntungkan untuk perbaikan DM. Sebenarnya ada beberapa mekanisme bagaimana probiotik dapat menurunkan kadar gula, sedangkan pengendalian diet harus tetap dilakukan 

Restorasi dysbiosis dengan pemberian probiotik dan prebiotik pada penderita DM akan menurunkan resistensi insulin dan kadar gula menurun yang akan mencegah terjadinya komplikasi pada DM.

Hal lain yang perlu diungkap adalah dysbiosis pada DM akan menyebabkan permiabilitas mukosa usus meningkat yang memudahkan LPS produk dysbiosis masuk kedalam sirkulasi darah yang menyebabkan endotoksemia metabolik adalah keadaan keradangan sistemik derajad rendah.  

Restorasi dengan probiotik adalah penting untuk menghilangkan dysbiosis sehingga keseimbangan mikrosistem mikrobiota menjadi normal dan kelainan imunometabolik menjadi normal. Penelitian metaanalisis melaporkan bahwa pemberian multistrain probiotik dengan dosis 2-7 x 10 milyard selama 8 -12 Minggu dapat menurunkan kadar kholesterol total, triglyceride levels, CRP, HbA1c, gula puasa, insulin puasa. Penurunan kadar gula melalui mekanisme yang tidak tergantung insulin.

Demikian ulasan singkat manfaat pemberian probiotik untuk pengenadalian DM dan pecegahan komplikasi yang sanagat mengganggu kualitas hidup dan fatal.

Pada artikel berikutnya akan disampaikan peranan mikroekosistem mikobiota usus pada kesehatan kardiovaskuler dan penyakit-penyakit Kardiovaskuler. (*)

Surabaya, 2 September 2021
AMRO Institute 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES