Kesehatan

Lula Kamal: Jangan Pilih-Pilih Vaksin Covid

Rabu, 01 September 2021 - 08:12 | 42.84k
Aktris sekaligus dokter Lula Kamal mengajak warga untuk tidak pilih-pilih vaksin Covid-19. (foto: ig lulakamaldr)
Aktris sekaligus dokter Lula Kamal mengajak warga untuk tidak pilih-pilih vaksin Covid-19. (foto: ig lulakamaldr)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyak warga yang pilih-pilih jenis vaksin Covid-19 membuat aktris yang juga dokter Lula Kamal bersuara. Menurutnya, masyarakat perlu pilih-pilih vaksin tertentu karena semua jenisnya telah terbukti aman, dan semua vaksin bisa membentuk antibodi.

Sebagai informasi, masyarakat banyak memburu vaksin Pfizer karena dianggap lebih baik dibandingkan dengan vaksin lainnya. Vaksin buatan Amerika Serikat ini telah tiba di Indonesia sebanyak 1.560.780 juta dosis pada Kamis (20/8) dan telah didistribusikan ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Tanggerang Selatan, dan Bekasi.

Berdasarkan laman covid19.go.id, tingkat efikasi vaksin Pfizer pada usia di atas 16 tahun mencapai 95,5 persen dan pada usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.

Hingga Agustus 2021, ada lima jenis vaksin yang sudah tiba di Indonesia dan mendapatkan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm (untuk vaksinasi Gotong Royong).

“Intinya, segera divaksin. Kalau yang dekat dengan tempat kita adalah Sinovac, ya Sinovac. Kalau yang dekat dengan tempat kita adalah AstraZeneca, ya AstraZeneca. Semua jenis vaksin terbukti bagus,” kata Lula kepada ANTARA pada Selasa (31/8/2021).

Lula mengatakan bahwa nilai efikasi vaksin Covid-19 bukanlah sesuatu hal yang tetap. Tingkat efikasi akan berubah-ubah bergantung subjek atau kelompok penelitian yang dilakukan, sebagai contoh studi pada kelompok tenaga kesehatan (nakes) hasilnya akan berbeda dengan kelompok masyarakat umum.

“Efikasi itu bukan satu hal yang bentuknya tetap, dia bisa berubah-ubah. Pfizer disebut-sebut 90 sekian persen tingkat efikasinya, tapi di Israel efikasinya hanya 64 persen. Ini juga dipicu karena kemunculan varian delta dan varian virus lainnya,” kata Lula.

Lula menjelaskan bahwa vaksinasi penting untuk dilakukan meski tidak akan membuat tubuh kebal terhadap virus 100 persen. Namun dengan vaksinasi Covid-19, tubuh dapat membentuk antibodi dan mengenali virus sehingga jika suatu saat COVID-19 menyerang, tubuh telah mengetahui bagaimana cara mengatasinya.

“Vaksinasi itu memperkenalkan virus Covid-19 yang sudah tidak bisa berkembang. Selama ini, yang dipakai itu kan virus yang sudah dimatikan, atau kalau tidak dimatikan setidaknya hanya bagian kecil dari virus,” ujar Lula Kamal yang tercatat sudah dua kali suntik dosis vaksin Covid-19, yakni Sinovac dan satu kali vaksin Moderna sebagai dosis ketiga (booster) yang diperuntukkan tenaga kesehatan (nakes). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES