Kopi TIMES

Indonesia dalam Genggaman Generasi Daring

Selasa, 31 Agustus 2021 - 01:19 | 66.82k
Tika Fitriyah, Dosen UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta.
Tika Fitriyah, Dosen UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pandemi yang belum juga surut, berdampak ke berbagai aspek, terutama pendidikan. Tahun ini merupakan tahun akademik kedua, pembelajaran dalam jaringan (daring) dilakukan di Indonesia sebagai salah satu bentuk usaha menekan tingkat kenaikan kasus Covid-19. Ironisnya, ketika sektor ekonomi, pariwisata sudah mulai dibuka, dengan menjalankan protokol kesehatan (prokes). Dunia pendidikan masih dalam wacana tarik ulur antara daring dan luring, karena kasus Covid-19 yang belum melandai, walaupun di beberapa daerah sudah mulai dilakukan pembelajaran dengan model hybrid, namun model daring jelas lebih mendominasi. 

Belajar secara daring, menyisakan berbagai problematika yang tentu saja akan berpengaruh pada masa depan Indonesia di kemudian hari. Banyak aspek yang tidak dapat dijangkau dari model pembelajaran daring. Di antaranya adalah aspek moralitas. Pembelajaran bukan hanya persoalan transfer keilmuan saja, tetapi harus ada aspek nilai yang menjadi pondasi keilmuan. Pendidik sebagai “role model” peserta didiknya, sangat terbatas sekali mentransfer nilai moral dalam bentuk prilaku melalui pembelajaran daring ini. Karena aspek moralitas ini akan lebih mudah ditularkan dalam bentuk perilaku keseharian. Moralitas menjadi aspek penting yang mendasari tumbuh, berkembang dan majunya suatu bangsa. Karena Sumber Daya Manusia yang mumpuni saja tidak cukup untuk mengantarkan bangsa ini pada Peradaban Baru yang lebih gemilang. 

Interaksi virtual juga tidak sama dengan interaksi langsung. Hal tersebut karena ada ruang yang sulit tersentuh, yaitu hati. Sehingga kedekatan emosional seorang pendidik yang mengajar dengan daring akan berbeda dengan pendidik yang mengajar secara luring. Kegiatan “curhat” atau “ngobrol bareng disertai dengan candaan-candaan” barangkali hal yang kaku jika dilakukan secara daring. Padahal kedekatan emosional antara pendidik dan peserta didik juga dapat meningkatkan kepekaan, kesadaran dan motivasi peserta didik untuk berperilaku baik dan belajar lebih giat lagi.

Terlepas dari hal tersebut, tentu tidak bisa dipungkiri bahwa pembelajaran secara daring juga memberikan banyak implikasi positif. Di antaranya adalah meningkatnya literasi digital dan berkembangnya model pembejaran daring. Dalam hal ini, pendidik dan peserta didik dipaksa untuk dekat dengan teknologi sebagai perangkat utama yang menjadi jalan terlaksananya pembelajaran jarak jauh.

Namun lagi-lagi kedekatan dengan teknologi juga menjadi jembatan terhubungnya generasi onlen dengan media sosial. Generasi daring, yang tidak mengenal bagaimana cara interaksi langsung dengan lingkungan, harus dikhawatirkan, Kita dihadapkan pada generasi yang buta bagaimana bersosialisasi dengan teman, atau bagaimana cara nongkrong sambil diskusi bisa dilakukan, yang mereka ketahui justru bagaimana ber-media sosial, walaupun menabrak lalu lintas media sosial. Sehingga kesadaran tentang etika bermedsos juga perlu ditingkatkan. 

Pertanyaannya, bagaimana Indonesia di masa mendatang, jika generasi penerus bangsa nya tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial? Sibuk dengan gadget dan tidak tahu caranya bersosialisasi dan ber-empati. Barangkali ini menjadi PR bersama antara pendidik dan orang tua yang harus menjadi fokus utama dalam pendidikan. Jika pembelajaran hanya bisa dengan model daring untuk sementara waktu (semoga), maka hal yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan segala hal yang berkaitan dengan subtansi pendidikan itu sendiri. Agar Indonesia di kemudian hari tetap aman walau ada di genggaman generasi daring. (*)

***

*)Oleh: Tika Fitriyah, Dosen UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES