Kopi TIMES

Titik Balik Penguatan Ekonomi: Keniscayaan atau Keyakinan Semata

Senin, 30 Agustus 2021 - 14:00 | 42.25k
Sanjaya Abdillah Karim, ASN Badan Pusat Statistik.
Sanjaya Abdillah Karim, ASN Badan Pusat Statistik.

TIMESINDONESIA, KALTIM – Badan Pusat Statistik atau biasa kita kenal BPS telah merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2021, Kamis (5/8/21). Dikutip dari Kepala BPS, Margo Yuwono, disebutkan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07% y-on-y, dan merupakan pertumbuhan tertinggi selama 17 tahun terakhir. Kabar tersebut sekaligus menghentikan paceklik ekonomi negeri ini, setelah empat triwulan terakhir dilanda resesi akibat dampak pandemi covid-19. 

Bukan tanpa alasan, pertumbuhan tersebut didongkrak oleh aktivitas ekonomi masyarakat yang mulai pulih pada triwulan II lalu. Beberapa sektor yang menunjukkan geliatnya adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum. Masing-masing menoreh laju pertumbuhan sebesar 25,10% dan 21,58% secara y-on-y. Dengan tingginya pertumbuhan pada dua sektor yang dekat dengan masyarakat itu, dapat tercermin pula tingginya transaksi ekonomi di kalangan masyarakat umum. Hal tersebut diamini dengan bertepatannya perayaan idul fitri 1442 H dan aktivitas masyarakat dalam mempersiapkan tahun ajaran baru sekolah. 

Kondisi Pandemi Juli

Layaknya efek domino, pergerakan masyarakat yang mulai massive mendorong angka kasus terkonfirmasi covid-19 melambung tinggi. Tercatat, Indonesia mengalami badai kedua gelombang covid-19 yang sebenarnya sudah mulai terlihat pada bulan Juni. Puncaknya pada tanggal 15 Juli, angka harian terkonfirmasi positif menyentuh 56.757 ribu orang, dan kematian tercatat 2.069 orang di tanggal 27 juli. Sebagai respon terhadap tingginya kasus covid-19, pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat 3-25 Juli, yang secara progresif dikaji dan dievaluasi setiap minggunya. Hingga kini telah dilakukan perubahan nomenklatur menjadi PPKM Level 1-4, dimana perubahan level dan perpanjangan statusnya melihat perkembangan kasus terkonfirmasi covid-19 di masing-masing wilayah.

Meningkatnya kasus covid-19 dan pergerakan masyarakat sejatinya memiliki hubungan positif. Pasalnya, mobilitas tinggi bila tidak dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tentunya akan menambah panjang rantai penularan diantara masyarakat. Itu tercermin pada hasil Survei Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19 yang diselenggarakan oleh BPS 13-20 Juli lalu. Nampak tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan sebagian dari kita masih memprihatinkan. Terkhusus wilayah luar Jawa-Bali, sekitar 63% responden belum patuh dalam memakai dobel masker, 35% persen belum mencuci tangan dengan sabun/sanitizer, 44% belum menjaga jarak minimal 2 meter, dan 31% belum menghindari kerumunan.

Keyakinan Konsumen

Dampak pengetatan mobilitas masyarakat tak hanya dapat dilihat dari berkurangnya aktivitas di berbagai pusat ekonomi. Lebih dalam lagi, tercermin pada tingkat konsumen yang merupakan objek utama pasar ekonomi. Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia bulan Juli, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 80,2, menurun dibandingkan juni lalu yang mencapai 107,4. Hal tersebut lantaran konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai yang diharapkan, seperti terbatasnya lapangan usaha, penghasilan yang menurun, hingga jatuhnya daya beli. Sejalan dengan dibatasinya kegiatan ekonomi sebagai bagian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di berbagai wilayah di Indonesia.

Prediksi Ekonomi Kedepan

Sebagai respon terhadap normalisasi permintaan pasca perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pengetatan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pertumbuhan ekonomi indonesia triwulan III diprakirakan lebih rendah. Tercatat inflasi bulan Juli sebesar 0,08% (mtm), tertahan sebagai dampak terbatasnya permintaan komoditas pangan, di tengah pasokan yang memadai. Disisi lain, nilai ekspor Juli sebesar US$17,70 miliar atau turun 4,53% dibanding Juni 2021, senada dengan impor Juli yang juga mengalami penurunan 12,22% menjadi US$15,11 miliar. Hal tersebut menandakan adanya tekanan terhadap faktor produksi dan terbatasnya permintaan di pasar ekonomi kita. 

Kendati demikian, pada triwulan IV nanti berbagai pihak optimis ekonomi akan membaik, sejalan dengan stimulus kebijakan pengaman sosial dan akselerasi program vaksinasi oleh pemerintah. Mobilitas masyarakat diharapkan akan pulih, melihat efektivitas PPKM yang diterapkan sejauh ini mampu melandaikan grafik kasus terkonfirmasi covid-19. Dari sisi domestik, konsumsi swasta diperkirakan membaik secara gradual sejalan dukungan stimulus dan belanja fiskal daerah yang meningkat pada paruh kedua 2021. Disisi lain, prospek perekonomian global terus menguat termasuk mitra dagang utama kita, Tiongkok dan Amerika Serikat. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong kinerja ekspor produk SDA maupun manufaktur. 

Sejatinya penurunan ekonomi kita saat ini hanyalah sebagai respon terhadap kebijakan PPKM yang diterapkan mulai bulan lalu. Hal tersebut meyakinkan kita semua bahwa pandemi belum berakhir, sehingga kita harus mampu beradaptasi dengan normal baru. Semakin tinggi aktivitas kita diluar maka semakin ketat pula protokol kesehatan yang diterapkan, mulai dari memakai dobel masker, mencuci tangan dengan sabun/sanitizer, menjaga jarak hingga menghindari kerumunan. Dengan turunnya grafik kasus terkonfirmasi positif dan pertumbuhan angka vaksinasi nasional yang tinggi diharapkan segera membentuk imunitas kelompok. Dikuatkan lagi dengan fakta bahwa pasar internasional mulai membaik, harusnya mampu melecut semangat pemulihan ekonomi Indonesia. Jangan sampai ketakutan ekonomi di awal triwulan III kemarin malah mengandaskan semangat dan optimisme kita terhadap pemulihan ekonomi nasional di akhir tahun 2021 ini.

***

*)Oleh: Sanjaya Abdillah Karim, ASN Badan Pusat Statistik.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES