Peristiwa Internasional

Pengamat Timur Tengah: Terlalu Dini dan Gegabah Menilai Taliban Sudah Moderat

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 15:00 | 28.26k
Kelompok Taliban yang kini menduduki Afganistan. (FOTO: REUTERS/Stringer)
Kelompok Taliban yang kini menduduki Afganistan. (FOTO: REUTERS/Stringer)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat Politik Timur Tengah Muhammad Najih Arromadloni mengatakan, ia tidak setuju terhadap pernyataan bahwa Taliban sudah moderat secara pemikiran dan tindakan. Pandangan itu kata dia, oversimplikasi dan terlalu dini dan terlalu gegabah.

Diketahui sebelumnya, Taliban berhasil menduduki Afganistan. Mereka akan menerapkan aturan Islam di negeri yang awalnya dalam cengkeraman Amerika Serikat (AS) itu.

"Saya tidak setuju dengan orang yang mengatakan (Taliban moderat) itu. Menurut saya ini terlalu dini dan gegabah," katanya pada diskusi daring Serial Kajian Studi Kehidupan Agama Kontemporer di TVNU dikutip Sabtu (28/8/2021).

Ia menegaskan, memandang Taliban sebagai moderat merupakan pemikiran prematur. Pasalnya,  hingga kini janji yang diserukan memperbolehkan perempuan untuk sekolah, bekerja, dan berada di pemerintahan dengan syarat tertentu, sesuai syariat Islam dan nilai-nilai budaya setempat, masih nihil. 

"Upaya Taliban dalam membangun citra bahwa mereka itu moderat, harus diuji oleh waktu," jelasnya.

Sebelumnya, beberapa tokoh di Indonesia meyakini bahwa kini Taliban tidak sama dengan Taliban sebelumnya. Salah satu yakni yang diutarakan oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK).

Ia yakin bahwa Taliban kini lebih moderat. Menurutnya Taliban telah mempelajari Islam yang terbuka dari banyak negara-negara Islam di dunia seperti Indonesia.

"Saya undang dua kali dua pemimpin Taliban ke Indonesia untuk melihat Islam di Indonesia, saya yakin bahwa perubahan Taliban yang konservatif dari 1996-2001 ada pada Taliban untuk lebih moderat," kata JK saat memberi pengarahan kepada media secara virtual, Senin (16/8/2021).

JK melihat, Taliban telah melihat secara luas dan mempelajari bagaimana Islam di negara-negara Islam di dunia termasuk Indonesia. 

Seperti dilihat Taliban tidak merisak orang, tidak membunuh orang, dan lain sebagainya. Hal tersebut menurut JK merupakan suatu tanda Taliban lebih moderat dibanding 1996-2001 sebelum AS memasuki negara tersebut.

"Taliban melihat cara negara-negara lain mengelola negara Islam yang tidak seperti konservatif dan saya yakin bahwa perubahan itu terjadi," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES