Peristiwa Daerah

Tumurun Private Museum Solo Gelar Pameran Seni Rupa Mukti Negeriku Karya S. Sudjojono

Jumat, 27 Agustus 2021 - 19:34 | 115.75k
Display Pameran Mukti Negeriku yang akan menampilkan karya Lukisan karya S. Sudjojono yang akan dipamerkan mulai 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022 di Tumurun Private Museum Solo.
Display Pameran Mukti Negeriku yang akan menampilkan karya Lukisan karya S. Sudjojono yang akan dipamerkan mulai 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022 di Tumurun Private Museum Solo.

TIMESINDONESIA, SOLOTumurun Private Museum bekerja sama dengan S.Sudjojono Center dengan bangga mempersembahkan pameran seni rupa, bertajuk ‘Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung Melalui Goresan S.Sudjojono’. Pameran yang digelar dalam rangka merayakan Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia ini, akan berlangsung mulai 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022, berlokasi di Tumurun Private Museum, Surakarta, Jawa Tengah. 

Dalam pembukaan pameran yang digelar secara virtual pada Sabtu (28/8/2021) akan dibuka oleh Airlangga Hartarto – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Termasuk dihadiri oleh Sandiaga Uno – Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Indonesia, Gibran Rakabuming Raka – Walikota Surakarta dan Hilmar Farid – Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menariknya, konsep pameran yang digelar selama enam bulan kedepan ini dilakukan secara hybrid. Untuk pameran secara fisik bisa disaksikan di Tumurun Private Museum. Dimana pengunjung harus melakukan registrasi online di website: tumurunmuseum.com. Dengan jumlah pengunjung dalam satu sesi dibatasi 30 orang. Nantinya dalam sehari akan dibuka sebanyak 5 hingga 6 sesi. Sedangkan yang tidak bisa hadir secara fisik bisa secara online.

Tumurun Private Museum 2

“Pameran ini menampilkan salah satu reproduksi mahakarya S. Sudjojono. Yaitu lukisan ‘Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen (1973)’, koleksi Museum Sejarah Jakarta, dan juga 38 (tiga puluh delapan) sketsa yang dibuat Sudjojono dalam mempersiapkan pembuatan lukisan tersebut, yang merupakan koleksi Tumurun Private Museum. Ini pertama kalinya seluruh sketsa tersebut dipamerkan secara lengkap di Indonesia,” jelas Owner Tumurun Private Museum; Iwan K. Lukminto didampingi Maya Sudjojono selaku Direktur S. Sudjojono Center dalam konferensi pers yang digelar virtual, Jumat (27/8/2021).

Untuk diketahui, sejarah lukisan “Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen” ini cukup istimewa. Lukisan ini dipesan khusus oleh Ali Sadikin yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta kepada Sudjojono dalam rangka peresmian Museum Sejarah Jakarta pada tahun 1974.

Melalui pameran ini serta berbagai kajian didalamnya sekaligus merupakan salah satu upaya S. Sudjojono Center beserta keluarga Rose Pandanwangi Sudjojono serta Tumurun Private Museum dalam mendukung usaha Museum Sejarah Jakarta yang dipelopori oleh Sri Kusumawati, S.S., M.Si. dan Esti Utami, S.S. Terutama dalam mengupayakan agar lukisan ‘Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen’ dan sketsa-sketsanya dapat terdaftar menjadi Cagar Budaya Nasional.

Penyelenggaraan pameran ini merupakan salah satu wujud tujuan utama Tumurun Private Museum dalam menjalankan visi dan misi dalam bidang edukasi kepada masyarakat secara luas terutama mengenai seni, baik seni klasik maupun kontemporer.

“Dengan diselenggarakannya pameran ini diharapkan agar para seniman, pencinta seni, pelajar dan masyarakat umum dapat lebih mengenal  sosok Sudjojono, karya-karya dan pemikirannya, riset yang dilakukan dan proses pembuatan  karya tersebut. Diharapkan pameran ini dapat memberikan inspirasi akan makna dan peran seni, perjuangan dan nasionalisme bangsa dan negara,” tambah Wawan –sapaan akab Iwan K. Lukminto.

Tumurun Private Museum 3

Ditambahkan Wawan, melalui pameran ini, Tumurun Private Museum dan S.Sudjojono Center sangat mengharapkan  masyarakat dapat belajar lebih dekat mengenai sosok pejuang Sultan Agung dan  seorang pemimpin Mataram, salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Kedua sosok penting yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia dan sejarah seni rupa Indonesia.   

“Mereka memiliki karakter yang sama yaitu visioner, pemberani dan cinta Tanah Air. Keduanya pun pejuang, meski perjuangan mereka dilakukan dalam bentuk yang berbeda. Sultan Agung melalui ekspansi untuk perjuangan kemerdekaan serta upaya perbaikan hidup masyarakatnya. Sedangkan Sudjojono melalui kuas, karya-karya dan tulisan-tulisannya,” tegas Wawan.

Pameran tersebut juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk membawa semua lapisan masyarakat mengenal seni dengan memberikan edukasi tentang siapa Sudjojono dan seberapa besar kontribusinya di dunia seni lukis modern di Indonesia lewat Lukisan Sultan Agung. Disamping juga dapat menjadi sebuah ajang untuk mengenal kota Solo lebih jauh melalui sejarah perjuangan Sultan Agung. Pameran ini diharapkan dapat menarik generasi yang lebih muda, milenial dan Gen Z  untuk memahami dan menerima serta menghargai nilai-nilai pejuangan dan seni dan kemudian mengilhami  pemikiran dan gaya masa kini mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES