Kopi TIMES

Pendidikan Pesantren dan Gerakan Mahasantri di Era Pandemi

Jumat, 27 Agustus 2021 - 16:16 | 78.60k
Ahmad Suhaili, Ketua Rayon PMII Nurut Taqwa dan Mahasiswa Santri Nurut Taqwa.
Ahmad Suhaili, Ketua Rayon PMII Nurut Taqwa dan Mahasiswa Santri Nurut Taqwa.

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mementingkan kualitas sumber daya manusia, baik secara duniawi maupun ukhrawi. Kualitas duniawi yaitu memiliki kualitas keilmuan dan pengetahuan yang luas secara teori dan praktiknya. Sedangkan kualitas ikhrawi yaitu merealisasikan muslim yang beriman, bertakwa, dan mengabdikan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ahli dalam ilmu agama (tafaqquh fiiladiin). Oleh karena itu, santri akan menjadi manusia yang sempurna (kaffah).

Pada akhir tahun 2019 lalu telah di temukan penyakit atau virus baru yang mematikan dengan nama COVID-19, tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Selain mematikan karena efek yang ditimbulkan, virus ini juga mematikan disebabkan karena penularannya yang sangat cepat dan bisa terbilang sangat ganas. Dua tahun sudah penyakit/ COVID-19 ini melanda isi seluruh penjuru dunia. Akibatya, krisis terhadap seluruh sektor negara pun terjadi. Dengan ini Pemerintah mau tidak mau harus mengeluarkan biaya penanganan yang begitu besar untuk mengatasi problematika ini. Salah satu contohnya ialah di sektor ekonomi, keuntungan yang diperoleh pelaku usaha mengalami penurunan sangat pesat akibat wabah COVID-19, baik dari sektor pariwisata maupun sektor penerbangan sepi penumpang akibat kebijakan social distancing.

Di sektor industri pabrik, produksi juga mengalami penurunan masif akibat banyaknya karyawan yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Begitu pula pada dunia pendidikan selain membutuhkan Kouta (Layanan/akses Internet) untuk bisa bergabung atau ikut serta dalam KBM secara online, sistem seperti ini juga kurang maksimal terhadap kemajuan dan capaian belajar bagi peserta didik. Bahkan , lebih banyak efek buruknya daripada kebaikan yang ada. Seperti yang telah di sampaikan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Mbak Nahdiana. Menyatakan telah menemukan adanya dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh/online peserta didik selama masa pandemi COVID-19.

Di antaranya adalah ancaman putus sekolah, penurunan capaian belajar, keterbatasan gawai dan kouta akses internet, kurangnya bersosialisasi bagi setiap peserta didik, dls. Oleh karena itu, Pemerintah harus memiliki rencana gaya atau sistem pendidikan paling ideal di masa pandemi COVID-19. Salah satunya pendidikan di Pondok Pesantren. Pesantren yang melakukan pembelajaran tatap muka saat pandemi Covid-19 perlu mematuhi pedoman penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di pesantren yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan mematuhi protokol kesehatan (Mashabi, 10 Juli 2020). Komisi VIII DPR mendukung Kementerian Agama membuka kembali aktivitas belajar di pesantren dengan syarat wajib menerapkan protokol Covid-19 yang ketat (Kiswondari, 18 Juni 2020).

Pendidikan dunia Pesantren merupakan sistem pendidikan tradisional yang masih tetap eksis di masa sekarang. Sistem pendidikan ini secara keseluruhan ialah dengan cara tatap muka, karena untuk memberlakukan KBM secara online/daring itu sangat tidak memungkinkan, yang disebabkan karena minimnya alat akses dan terkendala aturan serta perundang-undangan Pesantren yang mengharuskan peserta didiknya untuk tidak membawa barang elektronik jenis apapun di lingkungan ini.

Dengan sistem seperti ini tentu akan menghasilkan sebuah pendidikan yang sistematis dan selaras dengan tujuan yang telah dibangun di awal. Namun untuk saat ini, bagaimana pendidikan pada dunia pesantren agar tetap berjalan atau tetap beroperasi di masa pandemi seperti sekarang ini. Sementara itu,  kehidupan dan sistem pendidikan  di pesantren hampir semuanya dilakukan secara langsung atau tatap muka, hal ini mestinya menimbulkan banyak orang yang berkerumunan?.

Seperti yang telah diberlakukan beberapa bulan lalu oleh negara, kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan kebijakan lockdown yang di buat semata-mata untuk meminimalisir angka penyebaran dan memutus mata rantai  COVID-19 di Indonesia. Juga pada saat ini muncul aturan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Maka di lingkungan pendidikan pesantren pun haruslah demikian. Sebenarnya kebijakan itu semua dan Lockdown sudah pernah di sampaikan oleh Rasulullah dalam salah satu Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Dengan isi hadistnya sebagai berikut, “jika kamu mendengar wabahdi suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu”. 

Sistem pendidikan dengan tatap muka memanglah lebih efektif dilakukan daripada secara jarak jauh atau online. Pencapaian pembelajaran, aktif bersosialisasi, dan  unit kegiatan pelajar mudah di lakukan serta tidak perlu repot-repot membeli Kouta untuk akses internet merupakan kelebihan dari cara belajar secara langsung atau tatap muka. Pesantren hanya perlu menerapkan kebijakan Lockdown di lingkungannya serta menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat terhadap segenap aparatur yang ada di dalamnya, seperti yang telah di jelaskan pada Hadist Nabi atas.

Dengan Ikhtiar yang telah dilakukan sebagaimana anjuran Nabi, Insyaallah pendidikan di pesantren akan berjalan secara sempurna tanpa sedikitpun hambatan yang ada. Juga cara seperti ini pun sudah banyak di berlakukan di pesantren-pesantren yang ada di bumi Nusantara dan hasilnya pun tidak membuat kecewa.

***

*)Oleh: Ahmad Suhaili, Ketua Rayon PMII Nurut Taqwa dan Mahasiswa Santri Nurut Taqwa.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES