Peristiwa Internasional

Mengapa Afganistan Diteror Bom? Ini Analisis Pengamat Indonesia

Jumat, 27 Agustus 2021 - 12:11 | 31.09k
Teror bom di Kabul, Afganistan. (FOTO: AP)
Teror bom di Kabul, Afganistan. (FOTO: AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bom di Kabul Afganistan meledak di luar bandara pada Kamis (26/8/2021). ISIS-K (Khorasan) yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim jadi pelaku peledakan bom Afganistan ini.

Tragedi itu setidaknya menewaskan 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat (AS) saat berita ini ditayangkan. Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Brawijaya, Yusli Effendi menyampaikan, setidaknya ada beberapa hal mengapa bom itu terjadi.

Pertama, itu membuktikan tidak mulusnya peralihan kekuasaan dari pemerintah Afganistan Rezim Ashraf Gani dukungan Barat ke Taliban yang saat ini berkuasa.

Menurutnya, kondisi transisi ini menegaskan situasi ketidakpastian karena Kabul dan Afganistan masih vakum dari kekuasaan karena pemerintahan Taliban belum resmi terbentuk.

Kedua, ISIS-K (Khorasan) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri ganda tersebut yg menewaskan 13 tentara asing, 60 warga sipil, dan ratusan terluka.

Ketiga, ISIS sebagai gerakan teror transnasional (dengan milisi dari luar Afganistan) memanfaatkan situasi karena Taliban terikat kesepakatan dengan AS.

"Bisa jadi, pelaku bom adalah tahanan Pemerintahan Afghanistan lama yg dilepaskan Taliban paska pendudukan Kabul," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (27/8/2021).

Keempat, pola serangan yang menyasar Gerbang Abbey (salah satu dari 3 gerbang bandara) dan dekat dengan pangkalan militer atau kepentingan asing membuktikan konfirmasi ISIS-K. Kelima, ISIS-K merupakan gerakan teror di Afganistan dan Pakistan yang berafiliasi ke ISIS.

Keenam, ideologi ISIS ingin mendirikan khilafah/imperium global, berbeda dengan Afganistan yang ingin mendirikan Emirat Islam Afghanistan yang berlingkup nasional.

Ketujuh, ISIS mencita-citakan pendirian khilafah yang berpusat di Syam (Suriah Raya, kini ada di wilayah Suriah dan daerah Levant/bulan sabit). Khurasan lama terdiri dari sebagian negara Iran, Afghanistan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan.

Kedelapan, motif serangan untuk menebar teror dan ketakutan serta meruntuhkan legitimasi dan kepentingan asing di Afganistan.

Kesembilan, ISIS-K eksis di Afganistan dan terhubung dengan Taliban melalui jaringan faksi Haqqani, salah satu faksi terkejam dan terekstrim Taliban. Kesepuluh, bom ini juga membuktikan ada persaingan antar faksi di internal Taliban.

"Dan terakhir, Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengutuk keras bom itu. Di dalam faksi-faksi Taliban masih terjadi perebutan pengaruh dan otoritas serta perdebatan bagaimana mengelola pemerintahan di bawah Taliban," ujarnya.

Sebelumnya, Insiden bom Kabul Afganistan juga turut dikecam oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri. "Indonesia mengecam keras serangan teroris di dekat Bandara Kabul (26/8) yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak korban," tulis Kemlu RI di Twitter. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES