Peristiwa Internasional

Jatuh ke Tangan Taliban, Afganistan Krisis Kesehatan

Kamis, 26 Agustus 2021 - 09:15 | 45.65k
Kelompok Taliban yang saat ini menguasai Afganistan. (FOTO: AP)
Kelompok Taliban yang saat ini menguasai Afganistan. (FOTO: AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Situasi politik yang kian memanas di Afganistan setelah jatuh ke tangan Taliban, menyebabkan kerugian bukan hanya secara materil. Namun soal kesehatan yang kian krisis.

Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, persediaan obat-obatan di negara tersebut kini memiliki penduduk sekitar 32 juta itu, hanya cukup untuk sekitar satu minggu saja.

Dikabarkan, saat pengiriman obat dan peralatan medis lainnya sulit masuk ke negara tersebut. Itu karena dilakukan pembatasan di Bandara Hamid Karzai, Kabul.

Direktur Regional WHO Ahmed Al-Mandhari menyampaikan, lembaga tersebut juga khawatir infeksi Covid-19 naik akibat turunnya pengujian hingga 77 persen selama sepekan terakhir.

Sejak Taliban berkuasa kembali, vaksinasi Covid-19 dan pengujian turun drastis.  Setidaknya, lebih dari 500 ton pasokan medis yang dikirim dari Dubai termasuk peralatan bedah dan peralatan malnutrisi,  ditunda akibat adanya pembatasan di Bandara Kabul tersebut.

Dalam briefing online, Al-Mandhari mengatakan 95 persen fasilitas kesehatan di Afganistan tetap beroperasi. Namun beberapa staf wanita belum kembali bekerja dan pasien wanita sekarang takut meninggalkan rumah.

"Kami dengan cepat mendistribusikan obat-obatan ke fasilitas kesehatan dan mitra di Kabul, Kandahar dan Kunduz. Namun sekarang persediaan WHO hanya cukup untuk satu minggu. Kemarin 70 persen dari pasokan telah dikirim ke fasilitas kesehatan," ujar Al-Mandhari.

Berharap Bisa Teratasi

Direktur Darurat Regional WHO, Richard Brennan menyampaikan, negara produsen obat diharapkan bisa membantu pengiriman. Dia berharap kelangkaan obat bisa diatasi segera.

"Kami sedang bernegosiasi dengan tiga atau empat negara, saya pikir kami akan dapat mengamankan penerbangan," katanya.

Brenan melanjutkan, dari hasil pembicaraan dengan Taliban, kelompok ini meminta PBB tetap berada di Afganistan. "Taliban telah menjelaskan bahwa mereka ingin PBB tetap tinggal, mereka menginginkan kesinambungan layanan kesehatan," jelasnya.

Sebelumnya, Taliban sendiri sudah memberikan memperingatkan kepada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya jika tetap berada di Afganistan di luar target 31 Agustus 2021 nanti.

Melansir dari CNBC, AS dan kelompok negara-negara maju G-7 tengah berkompromi dengan untuk memperpanjang kehadiran militer di bandara Kabul.

Ini agar bisa terus melakukan evakuasi seiring banyaknya warga yang hendak melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Namun, Taliban tak mau berkompromi. Juru bicara Taliban menyampaikan, perpanjangan kehadiran tentara AS dan sekutu adalah pendudukan.

"Jika AS atau Inggris mencari waktu tambahan untuk melanjutkan evakuasi, jawabannya adalah tidak. Akan ada konsekuensi," kata Suhail Shaheen dikutip AFP dari Sky News soal Taliban di Afganistan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES