Ekonomi

Sosok Sarjana Cantik Penjual Serabi India di Klapagading Banyumas

Rabu, 25 Agustus 2021 - 17:49 | 674.45k
Yanti Kristina mantan Perawat Kesehatan yang kini jadi penjual Serabi di Desa Klapagading, Wangon yang laris karena gurih dan manis. (FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
Yanti Kristina mantan Perawat Kesehatan yang kini jadi penjual Serabi di Desa Klapagading, Wangon yang laris karena gurih dan manis. (FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Kuliner di masa pandemi Covid-19 yang kian menurun tidak menyurutkan Yanti Kristina (25) di Kabupaten Banyumas untuk tetap bertahan agar ekonomi rumah tangganya kuat. Caranya dengan berjualan serabi.

TIMES Indonesia menemuinya saat Yanti menggelar dagangannya, di dusun Citomo, Klapagading, Wangon Banyumas, Rabu (25/8/2021) sore.

Yanti mengaku sudah berjualan serabi sejak saat masih kuliah di salah satu perguruan tinggi Islam di Ponorogo dengan mengambil jurusan Ilmu Keperawatan. Bahkan gelar sarjana keperawatan pun Yanti selesaikan hingga tuntas.

Serabi-di-Desa-Klapagading-2.jpg

Kini setelah kembali lagi ke desanya, Yanti melanjutkan perjuangan menjual serabi. Wanita cantik yang dulu juga bekerja sebagai perawat selama 4 tahun di Ponorogo ini merupakan generasi ke-9 keluarganya yang berprofesi pedagang serabi.

"Saya jualan serabi sejak masih aktif kuliah hingga pulang ke desa dan kembali berjualan, di sini saya baru 3 bulan," kata Yanti.

Dijelaskan bahwa serabi buatannya lain dengan serabi daerah lain. Serabi yang ia jual selain memiliki rasa gurih juga rasa manis dan tidak lembek.

Saat ditanya resep, Yanti mengaku hanya memakai bahan tepung beras, kelapa parut, garam dan gula jawa asli yang sudah dicairkan.

Dalam sehari ia mampu  menghabiskan 7 kg tepung beras yang terbagi dalam dua kali waktu berjualan, yakni pagi mulai pukul 05.00-09.00 dan siang mulai jam 13.00 hingga jelang maghrib. Serabi ia jual dengan harga Rp 1000 per biji.

Serabi-di-Desa-Klapagading-4.jpg

Lokasi berjualannya pun strategis. Karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif nasional penghubung antara jalur Ajibarang dan Jatilawang.

Seorang pelanggan bernama Gosis yang kebetulan sedang antre, mengatakan dirinya sengaja beli karena sudah kenal serabi buatan keluarga Yanti sudah sejak tahun 80an.

"Soal rasa entah kenapa masih sama sejak dahulu. Saya kalau kepingin Serabi ya beli disini, karena buyutnya Yanti dari dulu jualan serabi dan rasanya tetap sama dari dulu," kata Gosis.

Pelanggan lain, Anwar mengaku juga suka menikmati serabi buatan Yanti. Bila sedang santai dirinya suka membeli. Menurutnya, orang malah lebih sering menyebutnya serabi arab atau serabi India karena penjualnya yang mirip orang Timur Tengah.

"Oh iya saya suka beli serabi India itu,  kalau pas sedang santai di rumah atau di kantor," pungkasnya warga Klapagading Kabupaten Banyumas tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES