Peristiwa Internasional

Komunitas Internasional Didesak Bantu Taliban Bentuk Pemerintahan yang Moderat

Rabu, 25 Agustus 2021 - 12:05 | 29.56k
Taliban yang kini berkuasa di Afganistan. (FOTO: Reuters)
Taliban yang kini berkuasa di Afganistan. (FOTO: Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komunitas internasional, termasuk Indonesia di dalamnya diminta untuk tidak mengisolir Taliban sebagai pemenang di Afganistan, tetapi justru secara bersama-sama membantu mereka untuk pemerintahannya yang inkluisf dan moderat. 

"Taliban jangan diblokade, karena begitu diisolasi oleh dunia internasional dan diblokade, maka mereka tidak punya jalan lain. Mereka akan mengembangkan jalan-jalan kekerasan terorisme dan menyebarkan ke seluruh dunia lagi," kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Partai Gelora) Indonesia Rabu (25/8/2021).

Menurut Mahfuz, situasi dan kondisi di Afganistan saat ini sebenarnya tidak terlepas dari politik geopolitik internasional. Afganistan lanjut dia, dijadikan tempat perang antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dengan Uni Soviet (Rusia).

Dalam posisi ini, sebenarnya Afganistan merupakan korban dari perang dingin tersebut dan memunculkan berbagai kelompok jihad di Afganistan maupun dari berbagai negara seperti Taliban Al-Qaeda, ISIL (Isis Asia Selatan), termasuk jihadis dari Indonesia (Jamaah Islamiyah).

"Tapi sebenarnya Taliban itu sebenarnya bukan terorisme,  kelompok perlawanan asli di Afghanistan. Dan Taliban sudah membuat perjanjian dengan Amerika untuk tidak memberikan ruang bagi ekosistem Al Qaeda dan ISIS. Apakah kemudian Taliban bisa memenuhi, inilah yang harus dibantu oleh masyarakat internasional," katanya.

Karena itu, masyarakat internasional dan negara-negara besar punya kepentingan langsung dengan Afghanistan saat ini paska kemenangan Taliban dengan mendorong terbentuknya pemerintahan baru yang inklusif dan moderat.

"Dari Afganistan sekarang yang diinginkan oleh dunia itu apa?Apakah Taliban mau dijadikan medan pertempuran baru atau sebagai alat pukul baru atau memang kita menginginkan merekonstruksi Afghanistan. Karena jalan kekuatan militer saat ini  sudah menunjukkan kegagalan dan menimbulkan perspektif kecemasan dan Islamofobia (kecurian), apakah ini yang mau dikedepankan terus?," kata Mahfuz.

Mahfuz menyadari kemenangan Taliban di Afganistan saat ini menimbulkan pro kontra dan kecemasan baru di dunia internasional maupun di tanah air seperti kekuatiran munculnya aksi-aksi terorisme baru.

"Indonesia juga perlu mendudukkan soal Afghanistan ini, karena sudah memiliki hubungan baik selama ini. Afghanistan sudah melewati konflik dan peperangan lebih dari 40 tahun, kita dua tahun di lockdwon saja sangat berat, bagaimana dengan rakyat Afganistan," ujar Mahfuz.

Ia mengatakan, Afganistan merupakan salah satu negara dari 8 negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Bahkan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Afganistan dilakukan sebanyak dua kali, dan meminta Indonesia segera mengirimkan perwakilannya sebagai Duta Besar di Afganistan.

"Pada tahun 1947, kemudian kita mengirim Mayjen Abdul Kadir kala itu sebagai Duta Besar pertama Indonesia di Afghanistan.  Afghanistan juga menolak Agresi Militer Belanda II dan ikut Konferensi Asia Afrika di Bandung. Dukungan Afganistan buat Indonesia sangat besar," katanya.

Partai Gelora berharap pemerintah Indonesia memiliki political will untuk membantu negara dan bangsa Afghanistan bisa keluar dari krisis situasi saat ini. Dimana ada dua pekerjaan rumah (PR) besar, yakni membentuk state building dan nation state, serta meredakan konflik antar milisi atau faksi di Afganistan.

"Di Afganistan ada 7 kelompok mujahdin, sekarang tinggal 3 kelompok, yakni Taliban, Al Qaeda dan ISIS Asia Selatan (ISIL). Kita perlu dorong terjadinya rekonsilasi diantara faksi-faksi tersebut. Jika sekarang Taliban yang menang, maka kita bantu membangun state building dan nation building dengan membentuk pemerintah yang inklusif dan moderat," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES