Politik

Elektabilitas Parpol yang Terjerat Korupsi Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

Selasa, 24 Agustus 2021 - 15:09 | 34.71k
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. (FOTO: Dok. Pribadi)
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. (FOTO: Dok. Pribadi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Belakangan ini ada sejumlah lembaga survei yang merilis hasil surveinya bahwa partai politik (parpol) penguasa yang melakukan korupsi dahsyat masih berada di papan atas bahkan nomor satu.

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengungkapkan ada empat alasan sejumlah lembaga survei menempatkan elektabilitas partai penguasa atau partai yang terjerat korupsi masih tinggi.

"Alasan pertama, karena masyarakat umum yang terjaring sampel survei kemungkinan apolitik. Tidak memiliki cukup pengetahuan tentang politik saat ini, termasuk informasi tentang partai paling korup," ujar Ubedilah dalam keterangannya, Selasa (24/8/2021).

Alasan kedua, sambung Ubedilah, masyarakat secara umum belum mampu mencerna dan mengambil sikap untuk memberi hukuman bagi partai yang melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah republik, yaitu korupsi uang bansos.

Secara moral dan dalam perspektif perilaku pemilih, kata Ubedilah, mestinya masyarakat kecewa dengan partai yang korupsi uang untuk rakyat miskin dan memberi sanksi dengan tidak lagi memilih partai penguasa yang korup itu.

Alasan ketiga, tingginya elektabilitas tersebut menggambarkan bahwa antara rakyat dan partai tersebut sama-sama berwatak koruptif.

"Partainya korup rakyatnya juga senang dengan korupsi. Ini perilaku yang sangat menjijikkan sekaligus mengerikan bagi masa depan negara," tukas Ubedilah yang juga Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies ini.

Keempat, Ubedilah menilai, apabila rakyat secara empirik masih rasional, bersikap kritis, dan anti korupsi, maka tingginya elektabilitas partai penguasa yang korup bukanlah realitas sebenarnya. Artinya, menurut dia, ada kemungkinan survei tersebut bayaran.

"Survei yang menggadaikan prinsip-prinsip kebenaran ilmiah. Ini tentu lebih miris karena dilakukan kelompok yang mengaku lembaga penelitian," tandas Ubedilah Badrun.

Sebagaimana diketahui, sejumlah survei menempatkan PDI Perjuangan sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi. Salah satunya ialah Charta Politika. Survei yang dilakukan pada 12-20 Juli 2021 dengan 1.200 responden itu merilis bahwa elektabilitas PDI Perjuangan sebesar 22,8 persen.

Selain Charta Politika, hasil survei Spektrum Politika Institut juga menempatkan elektabilitas partai berlogo banteng itu di urutan teratas dengan 18,9 persen. Survei New Indonesia Research & Consulting juga menyatakan PDI Perjuangan berada di posisi pertama elektabilitas.

Sementara sederet daftar politisi PDI Perjuangan tercatat melakukan korupsi dan kader parpoltersebut harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi RI (KPK RI). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES