Wisata

Wisata Banyuwangi Buka Kunjungan Kuliner, Tapi Ditutup untuk Wisatawan

Selasa, 24 Agustus 2021 - 15:03 | 43.97k
Kuliner ikan bakar khas Pantai Mustika, Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kuliner ikan bakar khas Pantai Mustika, Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ratusan pengelola destinasi wisata Banyuwangi, Jawa Timur, merasa kelimpungan terimbas kebijakan PPKM yang berlarut. Untuk menghindari keterpurukan ekonomi yang berlanjut, sejumlah destinasi wisata nekat membuka kunjungan.

Akan tetapi, kunjungan ini bukan dibuka untuk wisatawan yang hendak melancong. Melainkan kunjungan bagi masyarakat yang ingin membeli kuliner khas destinasi wisata yang dimaksud.

Dibukanya kunjungan kuliner ini, semata-mata dilakukan para pengelola untuk mengurangi dampak PPKM terhadap para pelaku UMKM. Setidaknya, jualan mereka tetap bisa dinikmati meskipun kunjungan wisata tidak diperbolehkan.

Seperti diketahui, genap 52 hari sudah kegiatan pariwisata di Banyuwangi ditiadakan. Pemerintah Daerah sedang fokus untuk mendukung penanganan Covid-19 secara nasional sehingga mengeluarkan kebijakan penutupan dan pembatasan di segala sektor.

Kebijakan tersebut berdampak terhadap lebih dari 5.500 karyawan dan lebih 500 UMKM di sekitar dan didalam destinasi wisata yang menyebabkan seluruhnya kehilangan pekerjaan.

“Untuk wisata ditutup, hanya melayani orang yang mau makan (kuliner),” kata Abdul Azis Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Banyuwangi yang pengelola wisata Grand Watu Dodol (GWD), Selasa (24/8/2021).

Untuk pengunjung yang hendak membeli kuliner, pihak wisata tidak memungut biaya tiket masuk. Meski demikian, disarankan agar pembeli tidak kemudian memanfaatkan momentum ini untuk sembari melakukan wisata secara diam-diam.

Sejauh ini, ada sekitar 6 destinasi wisata yang telah membuka kunjungan kuliner saja. Disepakati, kuliner di tempat-tempat wisata ini akan ditutup pada pukul 17.00 WIB setiap harinya. Selain wajib bermasker, meja makan yang disiapkan pun juga terbatas dan berjarak.

“Sekitar 6 tempat yang sudah konfirmasi buka kuliner, semuanya tiket gratis. Sama dengan aturan rumah makan diluaran. Kita batasi juga dan kita tata mejanya sedemikian rupa,” katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudar) Banyuwangi MY Bramuda mengamini apa yang dilakukan para pengelola wisata tersebut. Menurutnya, membuka kuliner wisata masih diperbolehkan asalkan dengan menerapkan standar protokol kesehatan.

“Boleh kok, dengan aturan yang sama sesuai protokol kesehatan. Mewajibkan pengunjung pakai masker, sediakan sanitizer dan aturan lainnya. Akan lebih baik semisal dibungkus saja,” kata MY Bramuda.

Bramuda optimis, dengan upaya dan percepatan yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi, dalam kurun beberapa minggu kedepan Banyuwangi sudah bisa memulai geliat ekonomi lagi. Sehingga kegiatan pariwisata dan wisata Banyuwangi memungkinkan dibuka kembali. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES