Kopi TIMES

Pandemi dan Memaknai Hari Kemerdekaan di Kampungku

Selasa, 24 Agustus 2021 - 05:11 | 68.13k
Muhammad Saukani, Mahasiswa Studi Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketua HM Madina Jakarta.
Muhammad Saukani, Mahasiswa Studi Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketua HM Madina Jakarta.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Satu tahun yang lalu dan tahun ini, di kampungku, kehangatan merayakan hari kemerdekaan Negeri Republik Indonesia mendadak sunyi senyap. Bukan masyarakat berarti tidak antusias lagi dalam memperingati hari bersejarah ini. Tetapi karena momen 17 Agustus dua tahun terakhir ini masih dalam kondisi pandemi.

Sebelum mewabahnya Corona Virus Disease 19 atau yang sering disingkat orang dengan Covid-19, kampungku sangat ramai dalam menyemarakkan hari kemerdekaan bangsa tercinta ini. Banyak kegiatan yang diselenggarakan dan dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai kreativitas masing-masing. Biasanya, setiap 17 Agustus seluruh elemen masyarakat, baik dari pihak pemerintahan ataupun sekolah-sekolah serta masyarakat umum selalu mengadakan upacara penaikan bendera di setiap tanah lapang.

Ketika aroma kemeriahan sudah mulai tercium atau sehari sebelum 17 Agustus, biasanya di kampungku melaksanakan acara karnaval yang dilakukan di jalan raya umum diikuti oleh seluruh sekolah yang ada di daerah, mulai dari sekolah tingkat dasar(SD) sampai sekolah tingkat menengah (SMP/SMA). Karnaval merupakan pawai yang diselenggarakan dalam rangka pesta perayaan atau merayakan hari ulang tahun suatu negara yang biasanya memperlihatkan bermacam corak hal yang menarik dari yang dirayakan tersebut.

Karnaval ini diadakan dalam bentuk berjalan kaki dengan kepolosannya menggunakan pakaian atau kostum yang beragam. Ada yang memakai baju polisi, dokter, guru, bahkan ada juga yang berpenampilan layaknya seperti Soekarno-Hatta dan pahlawan lainnya. Hal ini, diperlihatkan sebagai bentuk mengenang jasa para pahlwan terhadap bangsa Indonesia. Anak SMP dan SMA dengan gaya yang “kekotaan” menunjukkan keahliannya menabuh drum band, sedangkan masyarakat berdiri/duduk di pinggir-pinggir jalan untuk menonton acara karnaval dengan gembira.

Tidak ketinggalan pula di setiap desa masyarakat memainkan Gordang Sambilan, alat musik pukul tradisional khas Mandailing Natal.
Selain itu, dalam menggairahkan hari kemerdekaan masyarakat juga mengadakan berbagai lomba seperti panjat pinang, tarik tambang, memasukkan paku ke dalam botol, lomba makan kerupuk, menari, bernyanyi, balap karung, dan lain-lain. Semua perlombaan tersebut diikuti mulai dari tingkat anak-anak hingga dewasa.

Tetapi, karena situasi pandemi yang masih menggoncang dunia sampai saat ini. Tidak mungkin masyarakat keluar rumah untuk hanya sekedar melaksanakan berbagai acara yang biasa dilakukan dalam rangka memeriahkan hari paling bersejarah bangsa Indonesia, sebab hal itu dapat mendatangkan kerumunan yang beresiko pada kenaikan angka kasus penularan virus Covid-19 ini.

Kita sudah menyaksiskan betapa hebatnya serangan penyakit menular ini terhadap bangsa kita. Tidak hanya dapat membunuh setiap orang yang terjangkit, tapi juga dapat memukul berbagai macam sendi kehidupan mulai dari lini ekonomi yang dibuatnya merosot sampai kepada pecahnya peraturan sistem pendidikan. Berbagai macam kebijakandan dan upaya yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit Covid-19 ini, mulai dari PSBB, PSBB Transisi, hingga PPKM yang berlevel-level. 

Meskipun di tengah situasi pandemi, semangat dan nasionalisme masyarakat tak pernah padam dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Bendera merah putih tetap dipasang di setiap pinggir jalan, begitu juga dengan berbagai macam bailho dengan tulisan “Dirgahayu Republik Indonesia ke-76” dilengkapi dengan foto yang berbeda-beda (para pejabat, partai politik, dan lembaga-lembaga lainnya). Tak lupa dengan pernak-pernik warna merah-putih. Selain itu, pagar-pagar  di sepanjang jalan pun tidak luput dari perhatian. Semuanya serba merah-putih.

Tak lupa juga, dari kalangan pemerintahan daerah, upacara pengibaran dan penurunan bendera merah putih tetap dilaksanakan secara langsung dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan (pakai masker, jaga jarak, cuci tangan). 

Pemerintah juga menggelar berbagai kegiatan perlombaan untuk tingkat pelajar hingga tingkat umum. Adapun untuk tingkat pelajar: tingkat Paud/TK dibuat lomba mewarnai, Sekolah Dasar (SD) lomba melukis dan pembacaan ayat pendek, dan pantun tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sedangkan untuk tingkat umum ada tiga bentuk kategori lomba, yaitu Lomba Cita Rasa Kopi Mandailing yang akan mempertontonkan kelihaian dan kemampuan Barista Kopi yang ada di Kabupaten Mandialing Natal, lomba Vlog dengan tema “Inovasi dan Kreativitas Kebersihan Lingkungan” dan lomba kebersihan kantor dinas masing-masing OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Semua perlombaan dilaksanakan secara daring dengan menerapkan protokol kesehatan. Perlombaan itu diadakan mulai tertanggal 7 Agustus sampai dengan 14 Agustus 2021. Pemenang dari setiap lomba mendapatkan hadiah berupa Uang Pembinaan dan Piagam Penghargaan. Begitulah bagaimana kampungku memaknai dan menyemarakkan hari bersejarah ini, tak pernah lekang dan pudar.

Maka dari itu, dengan semangat momentum kemerdekaan, sudah seyogyanya kita saling bergandengan tangan dalam kebersamaan untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Bersama-sama dalam mengakhiri dan melawan virus Covid-19. Tentunya dengan selalu meningkatkan kesadaran masing-masing untuk terus patuh terhadap protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah, agar keadaan kembali normal sehingga di 17 Agustus tahun depan kita bisa merayakan hari kemerdakaan seperti biasanya (sebelum adanya Covid-19), langsung turun ke lapangan.

Selamat hari kemerdekaan yang ke-76 negeriku, tempat lahirku, jayalah selalu. Merdeka!

***

*) Oleh: Muhammad Saukani, Mahasiswa Studi Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketua HM Madina Jakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES