Gaya Hidup

Waktu Luang jadi Peluang, Pensiunan PNS di Ngawi Geluti Bonsai Kelapa

Minggu, 22 Agustus 2021 - 19:06 | 74.14k
Pensiunan PNS di Ngawi menggeluti bonsai kelapa untuk mengisi waktu luangnya. (Foto: M. Miftakul/TIMES Indonesia)
Pensiunan PNS di Ngawi menggeluti bonsai kelapa untuk mengisi waktu luangnya. (Foto: M. Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Purna setelah mengabdi sebagai PNS, pensiunan di Ngawi menggeluti bonsai kelapa untuk mengisi waktu luangnya. Aktivitas yang sebelumnya untuk mengisi waktu luang itu, nyatanya bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Sri Warno, pensiunan PNS yang menggeluti bonsai kelapa sejak satu tahun yang lalu. Di rumahnya, Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu, Ngawi, Mbah Sri, demikian panggilan pria itu, sehari-hari menyibukkan diri dengan merawat ratusan pohon kelapa bakal bonsai.

Bonsai Kelapa 2Semua jenis buah kelapa bisa dibuat bonsai, namun yang populer jenis Gading kuning. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

"Ide awalnya dari orang Bali, katanya bonsai kelapa kedepan prospeknya bagus, dan ternyata benar, saya coba bikin, produksi pertama saya dulu laku Rp60-70 ribu, padahal waktu itu saya masih pemula," kata mbah Sri kepada TIMES Indonesia, Minggu (22/8/2021).

Bonsai sendiri merujuk pada jenis pepohonan yang sengaja dibuat kerdil. Umumnya, bonsai terbuat dari pohon beringin, asam jawa, pinus dan sebagainya. Nilai jual pada bonsai terletak pada seni perawatan pada tanaman yang dibentuk dengan sedemikian rupa.

Tidak jauh berbeda dengan bonsai pada umumnya, bonkla atau bonsai kelapa, nilai jualnya pun juga terletak pada seni hasil perawatan. Harga jualnya pun tergantung dengan keunikan dan selera seni masing-masing pembeli.

"Setiap orang memiliki perspektif sendiri, dan bagaimana menghargai sebuah seni bonkla. Dan itu juga tergantung selera seni masing-masing," katanya.

Untuk membuat bonkla, dikatakan mbah Sri, pada umumnya semua jenis buah kelapa yang sudah tua dapat dibuat. Namun, jenis buah kelapa gading kuning, disebut mbah Sri lebih populer dibanding buah jenis yang lain. "Sebutannya minion, karena batok kelapanya kecil," ujarnya. 

Tak ubahnya sebuah karya seni, dalam bonkla pun juga ada aliran dalam meramu buah kelapa menjadi sebuah tanaman bonsai. Dikatakan mbah Sri, ada jenis alami (batok tanam) dan jenis batok nungging (batok diluar tanah).

Bonsai Kelapa 3Kunci pada bonkla pada perawatan pasca bertunas. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

"Kalau untuk yang batok nungging, buah kelapa dikupas sabutnya, kemudian dihaluskan batok kelapa pakai amplas dan dicat baru ditanam," katanya.

Sementara untuk yang alami, buah kelapa hanya perlu ditanam saja. Jenis ini, dikatakan mbah Sri lebih mudah dalam pertumbuhanya. Selain itu, sabut kelapa yang ikut ditanam juga berfungsi jadi penampungan air sementara untuk tanaman.

Kunci pada bonkla, dikatakan mbah Sri terletak pada perlakuan pasca tumbuh daun muda kelapa. Serabut halus disekeliling tunas muda perlu untuk dibersihkan setiap seminggu sekali. Sementara itu, buah kelapa tua akan mulai tumbuh tunas setelah 3 minggu.

"Kalau tidak dibersihkan, tumbuhnya pohon nanti tinggi. Kalau sampai telat, biasanya harus dipotong total agar tumbuh tunas baru, tapi itu tidak lepas dari resiko gagal juga," katanya.

Bonsai kelapa produksi mbah Sri saat ini hanya dia jual secara offline. Pembeli biasanya datang langsung di rumahnya. Pembelinya dikatakan mbah Sri, selain warga lokal, juga dari beberapa kabupaten di Jawa Timur. Seperti dari Tuban, Bojonegoro dan lainnya. Untuk harga jualnya bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES