Glutera News

Imunodefisisensi, Saat Komponen Sistem Imun Tidak Berfungsi Normal

Jumat, 20 Agustus 2021 - 13:59 | 44.44k
Image: Glutera for TIMES Indonesia.
Image: Glutera for TIMES Indonesia.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Imunodefisiensi adalah keadaan di mana komponen sistem imun tidak dapat berfungsi secara normal. Akibatnya, penderita imundefisiensi lebih rentan terhadap infeksi virus, jamur atau bakteri, kanker, dan juga infeksi berulang (reaktivasi infeksi laten).

Kondisi ini dapat ditandai dengan beberapa hal, seperti tubuh tidak mampu memproduksi antibodi hingga sel darah putih atau limfosit yang tidak berfungsi secara normal.

Gangguan imundefisiensi dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu imunodefisiensi primer (kongenital) dan sekunder (imunodefisiensi didapat).

Imunodefisiensi disebabkan oleh kelainan genetik pada satu atau lebih komponen sistem imun. 

Sedangkan, imunodefisiensi sekunder merupakan kerusakan sistem imun yang disebabkan infeksi, kekurangan nutrisi, ataupun efek dari pengobatan. 

Sistem kekebalan tubuh terbentuk dari jaringan limfoid pada tubuh, yang meliputi:

1. Sumsum tulang.
2. Kelenjar limfa.
3. Bagian limfa dan saluran pencernaan.
4. Timus.
5. Amandel.
6. Protein dan sel pada darah juga salah elemen dari sistem pertahanan tubuh manusia. 

Penyebab imunodefisisensi dan gejalanya 

Secara umum, ada dua jenis gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu imunodefisisensi primer dan imunodefisiensi sekunder. Imunodefisisensi primer ditandai dengan gangguan sistem imun yang dialami sejak lahir. 

Sementara itu, imunodefisiensi sekunder umumnya disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan, seperti:
• HIV/AIDS
• Penyakit autoimun, seperti myasthenia gravis dan lupus 
• Kanker, misalnya leukemia dan limfoma 
• Gangguan kesehatan kronis, seperti diabetes melitus, penyakit ginjal, dan hepatitis

Selain gangguan kesehatan, imunodefisiensi sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping obat-obatan atau metode pengobatan tertentu, seperti kemoterapi. 

Faktor pertambahan usia juga diketahui bisa berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh.

Gejala gangguan immunodefisiensi 

Gejala utama imunodefisiensi yang sering dialami penderitanya adalah infeksi berulang dan rentan terkena penyakit yang bersifat serius.

Misalnya, penderita AIDS lebih rentan terkena kanker langka, seperti sarkoma Kaposi.
Hal ini membuat penderita imunodefisiensi memerlukan perlindungan ekstra, karena paparan penyakit apa pun yang bersifat ringan, bisa saja membahayakan nyawa mereka bila tidak segera ditangani.

Gejala-gejala umum dari gangguan imunodefisiensi, meliputi:

• Mata merah.
• Infeksi sinus.
• Pilek.
• Diare.
• Pneumonia (peradangan paru-paru)
• Infeksi jamur.

Apa yang meningkatkan risiko gangguan imunodefisiensi?    

Dikutip dari beberapa sumber, ada banyak faktor risiko untuk gangguan imunodefisiensi, yaitu:

1. Riwayat keluarga.
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan imunodefisiensi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengambangkan kondisi yang sama. 

2. Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Terkena cairan tubuh yang terinfeksi HIV dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini. 

3. Usia.
Penuaan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Seiring bertambahnya usia, beberapa organ yang menghasilkan sel darah putih menyusut.

4. Kurang antioksidan dan protein.
Kurangnya konsumsi antioksidan dan protein dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Sementara itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah gangguan imunodefisiensi sekunder, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, mencukupi waktu istirahat, mengelola stres, dan menerapkan seks sehat dengan tidak berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.

Bila Anda sering mengalami infeksi berulang atau mengalami gejala penyakit yang diduga dipengaruhi oleh gangguan imunodefisiensi, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. (*)

Be Everlasting with Glutera 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES