Kopi TIMES

Menyalakan Kembali Obor Perjuangan Bangsa Indonesia

Kamis, 19 Agustus 2021 - 15:24 | 37.00k
Ma’muri Santoso, Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).
Ma’muri Santoso, Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selasa (17/8) bangsa ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-76. Hari yang cukup bersejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia. Kemerdekaan merupakan sebuah tonggak penting dimulainya kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas dari belenggu penjajahan. 

Saat proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, saat itu pula bangsa ini menapaki lembaran baru. Sebuah babak baru untuk hidup mandiri, merdeka, serta bebas menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat. Bangsa yang tidak tunduk dan diatur oleh bangsa lain.

Kemerdekaan pada hakikatnya bukanlah tujuan akhir dari sebuah perjuangan. Ia merupakan jembatan emas menuju apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, yakni menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. 

Generasi penerus memiliki tanggung jawab dan andil untuk dapat melanjutkan cita-cita perjuangan. Bila kita mampu menghayati suasana kebatinan perjuangan dalam merebut kemerdekaan, tentu apa yang kita lakukan saat ini masih terlalu jauh dibandingkan dengan perjuangan para pahlawan. Mereka tidak saja rela mengorbankan pikiran, tenaga, harta benda, melainkan juga ikhlas mendarmabaktikan jiwa dan raga demi ibu pertiwi.

Perjuangan dalam merebut kemerdekaan tentu sangatlah berat. Akan tetapi perjuangan dalam mempertahankan, merawat, serta mengisi kemerdekaan juga tidaklah ringan. Kita memerlukan jiwa kenegarawanan agar perjalanan bangsa ini tetap sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh fouding fathers bangsa ini.

Jiwa kenegarawanan dibentuk oleh sebuah kesadaran mencintai bangsa dan negara dengan tulus. Pengorbanan yang tidak didasarkan atas harapan akan datangnya pujian, simpati politik, maupun imbalan yang bersifat materi. Hal yang bersifat materi akan pudar seiring berjalannya waktu, sementara spirit perjuangan akan terus melekat sebagai warisan berharga bagi bangsa ini.

Para pahlawan yang tidak sempat menghirup udara kemerdekaan tentu tidak berharap bila anak negeri ini saling bertikai satu sama lain demi memperebutkan sesuatu yang bersifat materi. Mereka justru bangga jika generasi bangsa ini saling berebut pengorbanan. Berlomba-lomba dalam memberikan dedikasi yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan profesinya masing-masing.

Dedikasi terbaik dapat diwujudkan dengan memberikan apa yang kita miliki untuk kepentingan bangsa dan negara. Seperti penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memajukan bangsa. Bukan menggunakan pengetahuan untuk mengekplorasi kekayaan alam demi kepentingan pribadi maupun kelompok. Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki bangsa ini mutlak harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 

Di samping itu, kita juga diberkahi Tuhan Yang Maha Esa dengan anugrah kemajemukan. Berbagai macam suku, ras, agama, adat istiadat, serta budaya menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia. Ibarat pelangi, ia terlihat indah karena memancarkan coraknya yang warna warni sebagai satu kesatuan. Sebuah potensi berharga yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kita berkewajiban untuk terus merawatnya agar bangsa ini tetap utuh. Setiap anak bangsa tidak boleh melakukan tindakan yang dapat mencederai semangat persatuan demi kepentingan yang bersifat materi, politik, maupun lainnya. 

Rakyat tentu saja merindukan keteladanan dari para pemimpin, baik unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif untuk selalu berkomitmen dalam mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Bangsa ini memerlukan pahlawan-pahlawan dalam konteks kekinian. 

Predikat Pahlawan memang biasanya disematkan untuk orang yang dalam kehidupannya sudah teruji memiliki dedikasi cukup besar bagi bangsa dan negara. Mereka sudah selesai dengan urusannya sendiri sehingga waktu dan perhatiannya lebih banyak dicurahkan demi kepentingan bangsa dan negara. Mereka juga tidak lagi tergoda untuk melakukan sesuatu demi kepentingan pribadi maupun golongan.

Kini 76 tahun sudah bangsa ini merdeka. Momentum memperingati hari kemerdekaan, kita perlu terus menyalakan obor perjuangan guna menjaga semangat kepahlawanan dan kebangsaan. Dengan nilai-nilai perjuangan dan semangat berkorban diharapkan generasi bangsa ini dapat mandiri, kreatif, inovatif, dan bermental juara. Generasi dengan mental tangguh yang tidak mudah menyerah dan putus asa dengan setiap tantangan yang dihadapi.

Mencintai Indonesia saat ini dapat diwujudkan dengan menguatkan kembali rasa solidaritas kebangsaan, membangun SDM unggul dengan ilmu pengetahuan dan keahlian, serta memperkokoh watak manusia Indonesia sebagai insan yang santun dan berkarakter. 

Bangsa ini sudah lama terkenal dengan nilai-nilai luhur seperti ramah, empati, menjunjung tinggi semangat gotong-royong, serta mampu untuk bersatu dalam menghadapi musuh. Musuh bersama bangsa saat ini adalah Covid-19. Kita hendaknya dapat menjadi bangsa yang tangguh dalam mengatasi persoalan pandemi. Bangsa yang mampu bangkit untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

***

*) Oleh: Ma’muri Santoso, Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES