Wisata PPKM Darurat

Akibat Pandemi Covid-19, Sebagian Kampung Tematik di Kota Malang Mati Suri

Minggu, 08 Agustus 2021 - 12:40 | 67.46k
Terlihat suasana jembatan kaca yang berada di Kampung Tematik Warna Warni Jodipan Malang saat PPKM Level 4. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Terlihat suasana jembatan kaca yang berada di Kampung Tematik Warna Warni Jodipan Malang saat PPKM Level 4. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

TIMESINDONESIA, MALANGPandemi Covid-19 yang mulai menyebar di Kota Malang sejak Maret 2020 silam, berdampak pada sepinya kunjungan wisata di total 21 Kampung Tematik di Kota Malang.

Di awal menyebarnya Covid-19, puluhan tempat wisata tersebut seperti diterpa angin kencang. Bagaimana tidak, berbagai kegiatan hingga tingkat kunjungan secara tepat harus berhenti akibat pandemi Covid-19.

"Di awal Covid-19 di tahun 2020 itu, kita (kampung tematik) terpuruk. Pertama, pengunjung langsung berkurang. Kedua banyak event yang telah diagendakan harus tertunda begitu saja. Ketiga kegiatan kerja sama, seperti dalam konteks studi banding antar kampung tematik atau antar daerah itu berhenti begitu saja," ujar Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi kepada TIMES Indonesia, Minggu (8/8/2021).

Pada awal pandemi Covid-19, keterpurukan tersebut bermula pada massa dimana Kota Malang mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Keterpurukan itu akibat dari pemberlakuan PSBB pertama dan kedua di Kota Malang. Itu membuat kondisi kita (Kampung Tematik) ya pasrah saja," ungkapnya.

Kemudian, lanjut pria yang akrab disapa Ki Demang tersebut, kampung tematik di Kota Malang kembali bersemangat dan mulai memulihkan kegiatannya pada bulan Oktober hingga Desember 2021 yang dimana massa tersebut masuk dalam era New Normal.

Era New Normal, sempat berkutat di Kota Malang yang bisa dilihat dari landainya kasus Covid-19 di Kota Malang. Sehingga era New Normal yang bertujuan untuk kembali membuka keran perekonomian, pelan-pelan dibuka secara bertahap.

"Di kondisi yang sudah mulai landai itu, di bulan Oktober full (penuh) kegiatan di 15 kampung dari total 21 kampung tematik. Itu kembali membuka wisata dengan ditandai event yang dilaksanakan satu bulan full. Itu tanda kembali menerima kunjungan," tuturnya.

Kampung Tematik malang 2Suasana Kampung Tematik Kramat Kasin saat diterapkannya PPKM Level 4. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Pada saat kembali dibuka selama bulan Oktober hingga Desember 2020 silam, Kampung Tematik memberlakukan berbagai pembatasan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Kata Ki Demang, dari tingkat kunjungan 100 persen di massa sebelum adanya pandemi Covid-19, di era New Normal tersebut hanya berkisar 10 hingga 30 persen saja untuk tingkat kunjungan wisatawan.

"Sebenarnya saya kira semua buka (kampung tematik). Tapi yang aktif menerima kunjungan hanya 15 kampung saja," katanya.

Diceritakan Ki Demang, memasuki massa pandemi Covid-19 di tahun 2021, memiliki banyak tantangan hingga membuat beberapa kampung tematik mati suri, karena memang sejak adanya pandemi Covid-19 tak menerima kunjungan sama sekali. Ada juga yang masih dalam tahap persiapan pembangunan kampung tematik yang harus berhenti.

"Di awal tahun 2021 pada awal adanya PPKM Mikro itu, kunjungan wisata kita hanya 10 persen saja. Walaupun itu diperbolehkan dengan membuka kunjungan hanya 50 persen. Jadi memang tidak banyak (pengunjung) karena kondisinya ini (pandemi Covid-19)," keluhnya.

Apalagi, Ki Demang meyakini bahwa potensi kunjungan wisata di Kampung Tematik tersebut adalah para pelajar ataupun mahasiswa. 

Menurut Ki Demang, salah satu sebab matinya kunjungan wisata di Kampung Tematik ini, sebagian besar karena para pelajar maupun mahasiswa yang selama pandemi Covid-19 hampir berjalan dua tahun ini melakukan kegiatan belajar secara daring/online.

"Potensi kunjungan paling besar itu adalah remaja (pelajar atau mahasiswa). Karena pelajar dan mahasiswa kan tidak ada (selama Pandemi Covid-19). Itu akhirnya turun drastis (tingkat kunjungan wisata kampung tematik). 30 persen kunjungan saja itu luar biasa sekali," tegasnya.

Paling memperihatinkan, masuk di masa penerapan PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 yang masih berjalan hingga 9 Agustus 2021 besok. Harus diakui bahwa terdapat sejumlah kampung tematik yang menyerah dan akhirnya memilih untuk vakum.

"Otomatis tutup total dan tidak menerima kunjungan sama sekali. Sebenarnya ada 10 kampung tematik yang tingkat kunjungannya tinggi (eksis), terus ada 5 kampung yang berkembang dan 6 kampung yang sekarang mati suri dan memilih untuk vakum," paparnya.

Saat vakum tersebut, keenam kampung tersebut memang tidak ada kunjungan danoOrganisasi atau pokdarwis tidak berjalan maksimal. Ada juga yang memang pembangunan destinasinya terhambat .

Keenam kampung tersebut diantaranya, Kampung Keramat Kasin, Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Lampion, Kampung Bambu Mewek, Kawasan Wisata Panawijen dan terakhir ada Kampung Rolak Indahku.

"Sebenarnya bukan tutup total. Tapi sementara dikembalikan pada kampungnya untuk mengkoordinasi. Jadi sampai saat ini, kita dari Forkompokdarwis tidak bisa sampai level mengusulkan untuk pembekuan. Kita koordinasi saja dan kita menyemangati yang mati suri (vakum) itu untuk tetap bertahan," jelasnya.

Terlebih lagi, selama ini pihak Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang juga telah melakukan kegiatan bimbimang teknik (bimtek) kepada setiap kampung tematik di Kota Malang. Bimtek tersebut pun, bertujuan untuk bagaimana masyarakat sekitar kampung bisa melakukan pemanduan wisata dan pembangunan wisata secara terstruktur.

"Bimtek itu dari Disporapar memberikan pelatihan pemanduan pariwisata. Ini untuk bagaimana cara membangun dan mengembangkan wisata dikampungnya. Tapi itu nanti akan ada seleksi alam dengan sendirinya. Yang terpenting harapan kami, setelah pandemi Covid-19 hilang, mereka (enam kampung tematik) bisa kembali hidup," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES