Gaya Hidup

Menjadi Suami yang Baik Menurut Agama Islam

Minggu, 08 Agustus 2021 - 01:13 | 198.90k
Ilustrasi Suami sedang mencuci piring (Foto: iStock)
Ilustrasi Suami sedang mencuci piring (Foto: iStock)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Kehidupan rumah tangga tidaklah semudah seperti yang dibayangkan. Dalam kehidupan rumah tangga banyak aspek yang menuntut suami-istri untuk saling mengerti akan kondisi dan situasi pasangannya. Lali, bagaimana menjadi suami yang baik dalam agama Islam? 

Dalam hal ini, Moh. Makmun, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Fai Unipdu) Jombang akan menerangkan kreteria suami yang baik dan ideal menurut agama Islam.

Moh-Makmun.jpgMoh. Makmun, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum  (Unipdu) Jombang (Foto: Dok. TIMES Indonesia)

Sebagai contoh, dalam urusan pekerjaan rumah, tidak selamanya suami hanya duduk manis, perintah sana perintah sini pada istri.

"Banyak suami yang merasa sudah mencari nafkah, sehingga urusan kerjaan rumah dibebankan semuanya pada istri," katanya, kepada TIMES Indonesia, Sabtu (7/8/2021).

Padahal jika kita mau menyadari, bahwa Islam sangat mengajarkan pada kaum suami untuk berbuat baik pada istri, sebagaimana Firman Allah:

وعَاشِرُوْهُنَّ بِالمَعْرُوْف

“Dan pergaulilah mereka (istri-istri kalian) dengan cara yang ma’ruf” (QS An Nisaa’:19)

Menggauli istri tidak saja dalam urusan perbuatan dan perkataan suami pada istri, melainkan juga tentang suami untuk bisa saling membantu bergandengan tangan mengerjakan kerjaan rumah bersama istri.

"Implementasi dari Firman Allah terkait masalah rumah tangga diterapkan dan dicontohkan oleh Rasulullah," jelasnya.

Bahkan Rasulullah memberikan kriteria suami terbaik adalah suami yang berbuat baik pada keluarganya:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Aku sendiri adalah orang yang paling baik pada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Begitu pula dengan keseharian beliau, meski beliau sebagai seorang Nabi dan Rasulullah, namun tidak membuat beliau enggan melakukan kerjaan rumahtangga. Bahkan apa yang dilakukan beliau sebagai bentuk tawadhu’ beliau.

Al-Muhallab berpendapat bahwa apa yang dikerjakan oleh Rasulullah di rumah beliau adalah wujud tanda ketawadhu’an (kerendahan hati) beliau, juga agar supaya umat beliau bisa mencontohnya. Sehingga membantu urusan kerjaan rumah adalah termasuk sunnah Nabi Muhammad Saw.

Pernah suatu ketika Aisyah ditanya tentang apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw., ketika di rumah, dan berikut ini kisahnya:

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Dari Urwah pernah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw., jika beliau bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah menjawab, “beliau melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, beliau memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember” (HR. Ibnu Hibban).

Cerita lainnya ditanyakan oleh Aswad, 

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan keluarga di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari)

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw., juga ditiru oleh para sahabat, dan para ulama’. Beliau-beliau di tengah kesibukan di luar rumah yang sangat padat, namun saat di rumah tetap membantu istri terkait apa yang bisa dibantu untuk dikerjakan.

Namun dewasa ini, para orang yang tidak bertanggungjawab mulai mendistorsi dan merusak apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw., sahabat dan para ulama’ yang biasa untuk membantu istri mengerjakan urusan rumah tangga.

Mereka akan nyinyir dengan mengatakan sebagai suami-suami takut istri. Padahal apa yang dilakukan suami-suami tersebut adalah itba’ sunnah Rasulullah Saw.

"Sekali lagi, suami yang membantu urusan rumah tangga bukanlah suami takut istri, melainkan suami yang itba’ sunnah Rasulullah Saw," tegas lelaki yang juga sebagai ketua LTMNU Jombang ini.

"Tadi sempat nengok status WA dari KH. Fahmi Amrullah Hadzik yang sedang mencuci piring, dan saya minta izin untuk merekam video tsb dan saya jadikan status medsos saya," tambahnya.

Perlu diketahui, Beliau adalah pengasuh pondok putri Tebuireng, kegiatan dan aktivitas beliau banyak, status beliau dihormati banyak orang, namun beliau tak malu dan masih sempat membantu istri mencuci piring. Betapa indah dan romantisnya keluarga yang seperti itu.

"Alhamdulillah, ortu mendidik saya untuk bisa mengerjakan urusan rumah tangga. Itba' Rasulullah, sahabat, ulama' dan kiai," ujarnya mengenai suami yang baik dalam agama Islam. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES