Peristiwa Daerah

Soal Prediksi Tahun 2025 Garis Pantai Banyuwangi akan Berubah, Ini Kata BPBD

Kamis, 05 Agustus 2021 - 22:55 | 88.16k
Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif. (Foto: Rizki Alfian/ TIMES Indonesia)
Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif. (Foto: Rizki Alfian/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Banyuwangi angkat bicara terkait dengan prediksi akademisi Politeknik Negeri Banyuwangi tentang hasil kajian garis pantai Banyuwangi yang akan berubah pada tahun 2025 mendatang.

Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif mengatakan, penyebab perubahan garis pantai sebagaimana kajian dari akademisi Politeknik Negeri Banyuwangi tersebut sangat logis, yakni karena aktivitas di daerah sekitar garis pantai hingga perubahan yang terjadi akibat perubahan iklim global.

"Berdasarkan kajian dan konservasi tersebut diberikan beberapa rekomendasi dan upaya konservasi untuk mencegah dan meminimalisir perubahan garis pantai di wilayah Banyuwangi, yaitu adanya wind barrier berupa tanaman pematah angin seperti cemara udang dan cemara laut," kata Yusuf, Kamis (5/8/2021).

Menurutnya, dalam upaya mitigasi di sekitar pesisir memang sebaiknya masyarakat harus peduli untuk menjaga kelestarian alam, sebagaimana yang telah dilakukan oleh warga pesisir di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.

"Dalam upaya meminimalisir peristiwa alam yang disebabkan oleh laut seperti tsunami atau abrasi, masyarakat telah melakukan penanaman cemara udang di pesisir pantai. Ini patut dicontoh," terang Yusuf.

BPBD Banyuwangi b

Sementara itu Plt. Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Abdul Kadir menambahkan, terkait dengan mitigasi bencana, pemerintah sudah melakukan pemasangan alat pendeteksi gelombang yang berada di kawasan Grajakan, Pulau Merah dan Rajekwesi.

"Dan kita sudah melatih masyarakat melalui destana atau desa tanggap bencana. Jadi setiap desa yang sudah dipasang alat itu sudah ada relawan yang kita latih," ungkap Kadir.

Semua itu dilakukan untuk meminimalisir angka korban jiwa jika memang sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Sebelumnya diberitakan, akademisi Politeknik Negeri Banyuwangi dan Bappeda Banyuwangi melakukan kajian mengenai dampak perubahan iklim yang berakibat pada berubahnya garis pantai di Banyuwangi.

Perubahan iklim global tersebut menjadikan naiknya permukaan air laut yang berpotensi akan menenggelamkan dan mempersempit kawasan daratan.

"Setidaknya ada dua macam perubahan garis pantai. Yang pertama garis pantai mengalami kemunduran yang biasa disebut abrasi. Dan yang kedua garis pantai semakin menjorok kelautan yang disebut dengan sedimentasi atau akresi," ucap Ketua Tim Penelitian, Zulis Erwanto, S.T., M.T.

BPBD-Banyuwangi.jpg

Berdasarkan hasil prediksi resiko perubahan garis pantai Kabupaten Banyuwangi tahun 2025, daerah yang memiliki resiko sangat tinggi hampir merata mulai Kecamatan Pesanggaran, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, hingga kawasan pesisir Banyuwangi kota.

"Seperti pantai Pulau Merah, Grajagan, Teluk Pang Pang, Pantai Cemara, Pantai Boom hingga Pantai Cacalan," tandas Zulis terkait garis pantai Banyuwangi yang memgalami perubahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES