Peristiwa Daerah

Terdampak Pandemi, Puluhan PKL dan Pekerja Seni Sambat ke Kantor Bupati Ngawi

Kamis, 05 Agustus 2021 - 16:55 | 64.88k
Puluhan pedagang kaki lima dan pekerja seni menggelar aksi di depan Kantor Bupati Ngawi. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Puluhan pedagang kaki lima dan pekerja seni menggelar aksi di depan Kantor Bupati Ngawi. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) dan pekerja seni di Kabupaten Ngawi ramai-ramai sambat di depan kantor Bupati Ngawi, Kamis (5/8/2021). Aksi itu digelar untuk mengekspresikan keluhan mereka akibat dampak pandemi dan kebijakan PPKM yang tengah diberlakukan.

Menurut salah satu peserta, sedianya akan digelar aksi teatrikal dari perwakilan pekerja seni. Namun aksi itu urung digelar sebab perwakilan peserta aksi diminta untuk audiensi dengan forkopimda di Pendopo Wedya Graha Ngawi.

Nanang, salah satu perwakilan PKL Serong Barat Alun-alun Ngawi yang ditemui setelah audiensi dengan forkopimda mengatakan, aksi itu digelar untuk mendapatkan perhatian dari Pemkab.

Pekerja-seni-yang-terdampak-PPKM-juga-mengikuti-aksi.jpgPekerja seni yang terdampak PPKM juga mengikuti aksi di depan kantor Kabupaten Ngawi. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

"Kalau untuk orang kecil tidak ada akses untuk ketemu langsung dengan Bupati, setelah bertemu melalui ini, setidaknya akan ada solusi dalam menghadapi kondisi yang seperti sekarang ini," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (5/8/2021).

Nanang menyebut kebijakan PPKM selama ini sangat berdampak pada usaha 60 an anggota PKL di serong barat. Salah satunya akibat penyekatan akses jalan di seputaran lokasi PKL.

"Selama ini kita juga tidak pernah protes, intinya kita hanya mengeluh sebab tidak memiliki akses untuk menyuarakan keluh kesah kami. Harapannya kepada beliau-beliau forkopimda Ngawi, Bapak Bupati dan lain sebagainya agar nantinya lebih memperhatikan PKL, pekerja seni di Ngawi," harap Nanang.

Perwakilan-peserta-aksi-diminta-untuk-audiensi-dengan-forkopimda.jpgPerwakilan peserta aksi diminta untuk audiensi dengan forkopimda di Pendopo Wedya Graha Ngawi. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Sutiani salah satu PKL yang biasa berjualan di sekitar Alun-alun mengatakan, selama PPKM dirinya tidak lagi bisa berjualan. Untuk menyambung hidup, dia dan suaminya harus rela bekerja serabutan guna mencukupi kebutuhan harian. "Sudah tidak punya penghasilan, tidak bisa jualan lagi," keluhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko usai audiensi dengan perwakilan peserta aksi mengatakan, Pemkab Ngawi akan mengupayakan bantuan sosial bagi PKL dan pekerja seni yang terdampak PPKM.

"Semuanya sudah dalam progres. Saat ini sedang validasi penerima, besok kita sampaikan ke Dinsos, Disperindag, dan Disparpora sesuai leading sectornya," ungkap Wabup Antok.

Sebelumnya di Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, belasan pengusaha sound system juga menggelar aksi dengan memapangkan perlengkapan sound miliknya untuk dijual, Rabu (4/8/21) kemarin. Aksi itu sebagai bentuk protes akibat dampak kebijakan PPKM yang mengancam keberlangsungan usaha mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES