Kopi TIMES

Akses Hiburan: TV Digital vs TV Berlangganan?

Kamis, 05 Agustus 2021 - 11:37 | 64.75k
 I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom; Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Jatim.
I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom; Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Jatim.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perkembangan digitalisasi saat ini terus mengalami peningkatan. Terlihat dari segi kualitas maupun kuantitas penggunaan teknologi digital. Bahkan teknologi digital merambah di dunia pertelevisian.

Penerapan televisi (TV) digital ini pun diperkuat dengan kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kemenkominfo berencana akan melakukan Analog Switch Off (ASO) secara bertahap.

Sebagai penguatannya, jadwal tahapan migrasi akan dilakukan lima kali dan tahap pertama akan dimulai paling lambat pada 17 Agustus 2021. Dengan adanya ASO, masyarakat harus menghentikan siaran analog dan beralih ke siaran digital.

Kementerian Kominfo menyatakan, siaran televisi analog yang telah mengudara selama hampir 60 tahun di Indonesia akan digantikan oleh siaran televisi digital selambat-lambatnya pada 2 November 2022.

Namun sebelum masyarakat mendapatkan manfaatnya, pengenalan siaran digital ini pun harus diinformasikan secara massif kepada masyarakat di Indonesia. 

Apa sih televisi digital itu? Manfaatnya seperti apa? Jangkauannya seperti apa? Berbayar atau tidak? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus mampu dijawab dan dijabarkan dengan detail oleh pengempunya jaringan digital yaitu Kemenkominfo.

Sebagaimana diketahui, bahwa siaran digital merupakan penyiaran yang menggunakan frekuensi radio VHF / UHF seperti halnya penyiaran analog.

Namun, sinyalnya merupakan konversi data digital MPEG-2 yang dapat mengantarkan audio visual dengan lebih bersih dan jernih melalui sistem penerimaan yang kita kenal dengan nama Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) yang kini sudah masuk generasi kedua atau DVB-T2.

Televisi Digital itu bukan TV streaming, jadi tidak memerlukan biaya kuota internet. TV Digital tidak seperti TV satelit (parabola), siaran TV digital memakai teknologi antena penerima DVB-T2. TV Digital bukan TV kabel berlangganan, jadi tidak perlu membayar biaya bulanan.

Meski dimikian harapan pengembangan televisi digital ini mendapat tantangan dari televisi berlangganan yang sudah lebih dahulu mengepakkan sayapnya. Utamanya dalam memberikan hiburan bagi masyarakat di Indonesia, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.

Semakin banyak perusahaan yang menawarkan layanan TV Kabel berlangganan, sebut saja Indovision, MNC TV, First Media. 

Selain itu, hiburan TV berlangganan lainnya seperti Netflix, Disney+, HBO Max, Viu, dan sebagainya menambah variasi hiburan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi di masa pandemi sekarang ini banyak waktu diluangkan untuk beraktivitas di dalam rumah.

Selama masa pandemi Covid-19, seluruh aktivitas pekerjaan maupun operasional pastinya dialihkan di dalam rumah. Hal tersebut pasti akan memicu kebosanan yang teramat sangat, terlebih hiburan di dalam rumah pun juga sangat terbatas. 

Masing-masing produk TV berlangganan tersebut berlomba-lomba menawarkan paketnya. Ada yang setahun lebih murah, ada yang paket setahun free beberapa bulan, dan sebagainya. Belum lagi masing-masing perusahaan mengeluarkan serial-serial andalannya, yang membuat masyarakat bingung memilih.

Saya contohnya dalam tv berlangganan tidak cukup satu program, tetapi saya juga tergoda untuk berlanggan produk tv langganan lainnya. Karena masing-masing perusahaan memiliki serial andalannya. Misal produk A terdapat serial yang ada di produk B, sementara produk B menayangkan serial atau film yang tidak ditayangkan di produk A.

Pilihan-pilihan seperti ini membuat pelanggan susah menentukan mana yang terbaik, sehingga bisa berlangganan lebih dari satu produk tv berlangganan.

Sementara harapan TV Digital pun sangat besar bagi masyarakat Indonesia, apalagi dengan kualitas gambar yang lebih baik dari TV Analog, ditambah dengan tidak dikenakan biaya berlangganan. Namun hal tersebut perlu diimbangi dengan siaran-siaran yang berkualitas, berbeda dengan program-program yang ada di TV berlangganan lainnya. 

Selain itu, diharapkan TV Digital dapat digunakan dalam segala macam situasi cuaca. Cuaca hujan maupun panas tetap dapat diakses dengan baik oleh masyarakat. Jadi siapkah kita memanfaatkan TV Digital di Indonesia?

***

*) Oleh: I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom; Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Jatim.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES