Peristiwa Daerah

Usaha Sepi, Pengusaha Sound System di Ngawi Ramai-ramai Jual Perlengkapan

Rabu, 04 Agustus 2021 - 19:48 | 87.66k
Belasan pengusaha rental sound system di Ngawi Protes dengan jual perlengkapan miliknya. (FOTO: Fiuna for TIMES Indonesia)
Belasan pengusaha rental sound system di Ngawi Protes dengan jual perlengkapan miliknya. (FOTO: Fiuna for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWIpengusaha sound system di Kabupaten Ngawi ramai-ramai jual perlengkapan miliknya. Aksi jual perlengkapan sound system itu digelar di Jalan Kendal - Jogorogo pada Rabu (4/8/2021).

Belasan kendaraan berjenis pikap dan truk berjalan beriringan mengangkut sound system lengkap dengan spanduk bertuliskan protes yang menggambarkan kondisi yang mereka alami.

Aksi-protes-digelar-di-Jalan-Kendal---Jogorogo-Ngawi.jpgAksi protes digelar di Jalan Kendal - Jogorogo Ngawi. (FOTO: Fiuna for TIMES Indonesia)

Seperti Sugeng, salah satu pengusaha sound system asal Kecamatan Kendal, Ngawi yang ikut aksi itu. Dia menyebut aturan pemerintah dalam menangani pandemi tidak memberikan solusi bagi pengusaha sound system seperti dirinya.

"Aturan pemerintah tanpa solusi, membunuh mata pencaharian tukang rental sound dan pekerja seni," katanya kepada awak media, Rabu (4/8/2021).

Sugeng menyebut, sejak pandemi hingga pemberlakukan PPKM level 4 ini, dirinya tidak lagi menerima job tanggapan. Padahal, dia harus mencukupi kebutuhan keluarganya termasuk angsuran kredit miliknya yang terus berjalan.

Sepi-job-selama-dua-tahun-memaksa-pengusaha-sound-system-menjual-perlengkapan-sound-miliknya.jpgSepi job selama dua tahun memaksa pengusaha sound system menjual perlengkapan sound miliknya. (FOTO: Fiuna for TIMES Indonesia)

"Dengan menggelar aksi ini, semoga pemerintah bisa memberi perhatian bagi kami, dan ada solusi bagi kami di tengah aturan yang diterapkan pemerintah," katanya berharap. 

Aksi protes pemilik usaha rental sound system di jalan Kendal - Jogorogo itu menarik perhatian warga pengguna jalan. Terlebih spanduk berisi protes mereka berisi kalimat yang menggelitik namun menohok. Seperti, "Tukunen murah-murahan ae lek, timbang diuber BRI," tulis protes salah satu pemilik sound system. 

Seperti diketahui selama pemberlakukan PPKM level 4 di Kabupaten Ngawi, kegiatan sosial kemasyarakatan seperti hajatan tidak lagi diperkenankan digelar. Praktis hal itu berdampak pada penghasilan pengusaha sound system, sewa terop, dan termasuk juga pekerja seni. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES