Peristiwa

Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Kota Batu Miliki Sejarah Lawan Penyakit Menular

Selasa, 03 Agustus 2021 - 18:55 | 223.17k
The Sanatorium Batoe dari masa ke masa, rumah sakit di Kota Batu ini didirikan untuk menangani penyakit menular dengan jangka waktu lama. (tropenmuseum & RS KH for TIMES Indonesia)
The Sanatorium Batoe dari masa ke masa, rumah sakit di Kota Batu ini didirikan untuk menangani penyakit menular dengan jangka waktu lama. (tropenmuseum & RS KH for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Pandemi Covid-19 mengingatkan bahwa di Kota Batu memiliki sejarah terkait dengan perang melawan penyakit menular.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa Rumah Sakit Karsa Husada didirikan untuk memerangi penyakit menular yang terjadi sekitar tahun 1928 an.

Tidak ada yang menyangka hingga tahun 2021, Rumah Sakit ini menjadi salah satu ujung tombak perang melawan penyakit menular di Kota Batu. TIMES Indonesia mengumpulkan beberapa literatur terkait keberadaan rumah sakit ini.

Warga asli Kota Batu, hingga saat ini masih akrab menyebut RS Karsa Husada dengan sebutan Rumah Sakit Sanatorium. Sanatorium sendiri merupakan fasilitas medis untuk penyakit menular jangka panjang.

Sanatorium popular di Eropa pada akhir abad ke-19 dan banyak berganti fungsi pada tahun 1950-an karena beberapa penyakit menular ini bukan lagi menjadi penyakit umum yang menjadi ancaman.

Situs historicalhospitals.com menyebutkan The Sanatorium Batoe (kini RS Karsa Husada) didirikan oleh Central Association to Combat Tuberculosis, sebuah asosiasi untuk memerangi tuberculosis pada tahun 1928.

The Sanatorium Batoe a

Pada tahun 1929, rumah sakit ini menerima subsidi dari pemerintah kolonial. Saat itu, kapasitas tempat tidur baru 25 tempat tidur yang rata-rata terisi 19 tempat tidur.

“Di Bator diterapkan sistem pengasuhan keluarga, artinya orang sakit bisa menyewa rumah kecil dengan harga sewa rendah, dimana seluruh keluarga bisa pergi ke sana untuk tinggal dan merawat pasien yang dirawat di ruangan khusus,” begitu tulis situs ini.

Keluarga yang menunggu penyembuhan pasien, tidak sekedar merawat, namun juga melakukan berbagai pekerjaan yang bisa mereka lakukan di Kota Batu. Karena penyembuhan penyakit tuberkolosis ini juga cukup lama, sama seperti penyembuhan pasien Covid-19.

Mantri (sebutan tenaga medis saat itu melakukan kunjungan ke rumah-rumah secara berkala untuk memeriksa kondisi pasien. Pada tahun 1936 kapasitas tempat tidur di rumah sakit ini meningkat menjadi 80 tempat tidur.

Disebutkan dalam situs ini, sesuai dengan tulisan Goggryp tahun 1934, The Sanatorium Batoe terletak di Songgoriti yang berada di daerah pegunungan Gunung Boetak dan Gunung Kawi yang berada di wilayah Karesidenan Malang, Kabupaten Poedjon di Provinsi Jatim (Sekarang masuk wilayah Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur).

Letak rumah sakit ini berbeda dengan kondisi saat ini, entah kapan terjadi, Sanatorium sudah berpindah ke jantung Kota Batu, tepatnya di Jl Ahmad Yani atau berjarak kurang lebih 2 kilometer dari rumah sakit yang sekarang. Website RS Karsa Husada menyebutkan sejarah singkat pendirian rumah sakit ini.

The Sanatorium Batoe 2

Yakni rumah sakit Sanatorium berdiri tahun 1912 pada masa penjajahan Belanda dengan pelayanan rawat jalan untuk penyakit paru. Dalam perkembangannya rumah sakit ini berubah nama beberapa kali. Saat awal pendirian diberi nama Sanatorium, kemudian berganti nama menjadi RS Paru dan kini dikenal menjadi RS Karsa Husada.

Seiring dengan semakin terkendalinya penyakit menular TBC, rumah sakit ini tidak hanya menangani penyakit khusus yang berkaitan dengan penyakit paru saja, namun kini menangani beragam penyakit lainnya, termasuk menjadi RS rujukan penanganan Covid-19.

Tokoh masyarakat Songgoriti Kota Batu, Haryoto membenarkan bahwa pernah ada rumah sakit berdiri di Songgoriti. “Letaknya tidak jauh dari Candi Songgoriti, sekarang lokasi rumah sakit tersebut sudah beralih fungsi menjadi hotel,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES