China Hadapi Meluasnya Infeksi Varian Delta
TIMESINDONESIA, JAKARTA – China kini sedang menghadapi lonjakan infeksi Covid-19 varian Delta yang semakin meluas seperti di banyak negara lain di dunia.
Otoritas China melaporkan, varian Covid-19 paling menular itu sejauh ini telah menyebar luas di provinsi Fujian dan kota Chongqing. Sebelumnya penyebarannya di provinsi Jiangsu dan Sichuan.
Dilansir Reuters, Minggu (1/8/2021) China melaporkan memiliki 75 kasus baru Covid-19. Jumlah itu naik 20 kasus dari 55 kasus (Sabtu, 31/8/2021) termasuk kasus baru yang ditularkan secara lokal di delapan provinsi.
Jumlah kasus tersebut merupakan bagian dari meluasnya wabah varian delta Covid-19 di China yang menjadi semakin parah, setelah berbulan-bulan tidak ada kasus yang ditularkan secara lokal.
Provinsi Jiangsu mencatat 30 kasus baru yang ditularkan secara lokal, naik 11 kasus dari 19 kasus sehari sebelumnya, menyusul informasi bahwa sebuah cluster di ibu kota provinsi, Nanjing, telah meningkat menjadi 184 kasus.
Dilansir laman France 24, sejumlah kasus baru Covid-19 terkait klaster tersebut sudah menyebar ke Beijing, Chongqing, dan lima provinsi lain per-Sabtu ini.
China, negara pertama yang mencatat kemunculan Covid-19, bergerak cepat dalam meredam penyebaran Delta. Chinw memberlakukan (lockdown) terhadap lebih dari satu juta orang dan mendorong kembali kampanye massal tes Covid-19.
Para pejabat pemerintah, seperti dilansir CNBC mengatakan, kasus awal wabah Nanjing berawal dengan pekerja di Bandara Internasional Nanjing Lukou, yang membersihkan sebuah pesawat setelah tiba dari Rusia membawa penumpang yang terinfeksi. Mereka memastikan kasus tersebut adalah varian delta dari Covid-19.
Selain itu, ada juga 12 kasus baru yang dilaporkan di Henan China Tengah, di mana kota Zhengzhou yang dilanda banjir melaporkan 11 kasus baru pada 31 Juli 2021, serta 16 kasus tanpa gejala, yang tidak termasuk dalam angka resmi China.
Di antara 75 kasus baru yang dilaporkan di seluruh China, 22 kasus diantaranya merupakan impor dari luar negeri, turun dari 25 sehari sebelumnya. Jumlah total infeksi China saat ini mencapai 1.022 kasus, tanpa kematian baru yang dilaporkan.
Secara kumulatif, China telah melaporkan total 93.005 infeksi sejak wabah dimulai. Adapun China telah memberikan lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin Covid-19 per 30 Juli 2021.
Sementara di Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta komunitas global untuk berbuat lebih banyak dalam meredam penyebaran Covid-19, terutama varian Delta. WHO khawatir jika langkah-langkah cepat tidak dilakukan, varian yang lebih berbahaya ini muncul di masa mendatang.
"Delta adalah sebuah peringatan. Peringatan bahwa virus ini terus berevolusi, dan juga seruan untuk mengambil tindakan cepat sebelum varian lain yang lebih berbahaya muncul ke permukaan," kata Direktur Urusan Darurat WHO, Dr Michael Ryan dalam sebuah konferensi pers.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan, varian baru akan terus bermunculan "selama virus (Covid-19) terus menyebar" di seluruh dunia. Ia mencatat dalam empat pekan terakhir, rata-rata infeksi harian Covid-19 meningkat hingga 80 persen di lima hingga enam wilayah WHO.
Meski varian Delta telah mengguncang banyak negara, Ryan mengatakan langkah-langkah penanggulangan transmisinya masih berjalan efektif, yakni menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari berada di ruang tertutup berventilasi buruk dalam waktu lama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |