Peristiwa Nasional

AMRO Institute: Saatnya Hidup Damai Berdampingan dengan Covid dan Semua Variannya

Sabtu, 31 Juli 2021 - 18:57 | 77.84k
AMRO Institute. Sebuah lembaga riset mikrobiota pertama di Indonesia. (FOTO: AMRO Institute)
AMRO Institute. Sebuah lembaga riset mikrobiota pertama di Indonesia. (FOTO: AMRO Institute)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Praktisi Pribiotik Indonesia yang Founder Agro Microbiota Research Organization atau AMRO Institute, Ge Recta Geson, berpandangan, saatnya hidup damai berdampingan dengan Covid. 

Mengapa? Menurutnya, sesungguhnya virus tidak akan bisa dieradikasi dari muka bumi. Termasuk di dalamnya Covid-19. 

Karenanya, upaya membunuh, mensterilkan Coronavirus dengan desinfektan, antibiotik, dan antivirus, sebaliknya justru menyebabkan terjadi mutasi virus itu. Ujungnya menciptakan varian baru yang lebih liar dan lebih ganas. 

"Varian baru inilah yang menjadi penyebab gelombang baru pandemi yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Varian Delta mendominasi kasus-kasus baru," ujarnya.  

Setelah tsunami Covid-19 melanda India April lalu, terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 di tanah air. Mulai Juni 2021. 

"Puncaknya 17 Juli 2021 dengan 54.000 kasus harian karena varian ini," ucap Recta.

Hal serupa juga terjadi di AS. Recta mengamati, vaksinasi massal di USA tidak bisa membendung serangan varian Delta. Di negeri Paman Sam ini,  kasus harian Covid pada 29 Juli mencapai 95.000 kasus. Akhirnya pihak CDC di USA kembali meminta warga memakai masker. 

Varian Delta Terus Bermutasi

Recta mengungkapkan, Covid varian Delta mengalami beberapa kali mutasi dari varian original.  Hal itu menjadikan virus ini berubah menjadi lebih cepat menular. 

Virus ini pun mampu melumpuhkan antibodi yang terbentuk pada penyintas atau pada orang yang mendapat vaksinasi. "Artinya, penyintas Covid dan telah vaksin pun akan mengalami reinfeksi dari varian ini," ujar Recta yang juga peneliti AMRO Institute ini. 

Pada dasarnya, sambungnya, pandemi adalah upaya alam untuk me-rebalancing antara jumlah populasi penduduk dunia dan daya dukung (carrying capacity) bumi. Tujuannya supaya tercipta keseimbangan baru. Populasi sudah melampaui daya dukung planet ini.  

Dijelaskan, alam sedang melakukan seleksi dalam gelombang baru ini di seluruh dunia. Orang yang tidak selaras dengan alam akan menjadi korban. 

"Memutus komunikasi, apalagi melawan alam menyebabkan kerusakan mikrobiota (komunitas mikroba) usus dengan akibat masalah imunitas yang menjadi comorbid atau sasaran Covid-19," terangnya. 

Analisis AMRO Institute, ada dua macam masalah imunitas, apabila tidak ditangani dengan tepat akan menjadi korban Covid-19.

Keduanya adalah, pertama, respon imun rendah (low imun). "Sitokin Antiinflamasi lebih dominan daripada sitokin Proinflamasi. Coronavirus berbiak menjadi banyak mengakibatkan infeksi hebat shg terjadi kerusakan paru atau ARDS dan organ lain," jelas Recta.

Kedua, respon imun berlebihan (autoimun). Sitokin Proinflamasi lebih dominan daripada sitokin Antiinflamasi. 

"Paparan coronavirus mengakibatkan keradangan hebat akibat badai sitokin. Kerusakan paru/ARDS dan organ lain disebabkan oleh respons imun kita sendiri," paparnya.

Apa yang terjadi dengan orang yang memiliki respon imun yang seimbang apabila terpapar Covid-19 termasuk varian Delta? Menurut Recta, orang demikian tidak akan mengalami infeksi hebat maupun keradangan hebat. Artinya ia akan survive. 

Karenanya membangun pertahanan tubuh yang kuat sama dengan membangun imunitas dengan respons yang seimbang. Tujuannya untuk bisa hidup damai berdampingan dengan Covid-19 dan semua variannya. 

"Jadi setelah gelombang besar pandemi yang sedang melanda dunia seolah-olah Covid-19 akan hilang. Sejatinya tidak hilang. Tapi menjadi seperti influenza biasa karena populasi penduduk dunia yang survive memiliki imunitas yang kuat atau respon imun yang seimbang untuk hidup damai dengan Covid-19. Artinya, sudah terbentuk Herd Immunity secara alami," papar dirut PT AMA, produsen PRO EM-1 ini.

Caranya? Founder AMRO Intitute ini mengungkapkan, salah satu cara praktis adalah membangun mikrobiota usus yang beragam dan seimbang. Karena pada gilirannya mikrobiota yang sehat ini akan menyeimbangkan respon imun. "Ini bisa disuplai dengan suplementasi PRO EM1, lalu hidup damai berdampingan dengan Covid," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES