Peristiwa Internasional

PBB Menyatakan 41 Juta Orang di Dunia Terancam Kelaparan

Sabtu, 31 Juli 2021 - 18:32 | 43.21k
PBB memperingatkan bahwa 41 juta orang di dunia beresiko kelaparan dan setengah juta lainnya mengalami tingkat kerawanan pangan akut menyusul kekeringan dan konflik kekerasan di negara. (FOTO: AP)
PBB memperingatkan bahwa 41 juta orang di dunia beresiko kelaparan dan setengah juta lainnya mengalami tingkat kerawanan pangan akut menyusul kekeringan dan konflik kekerasan di negara. (FOTO: AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa 41 juta orang di dunia beresiko kelaparan dan setengah juta lainnya mengalami tingkat kerawanan pangan akut.

PBB menyatakan tindakan mendesak diperlukan untuk mencegah kelaparan dan kematian selama beberapa bulan kedepan di hampir dua lusin negara yang tidak stabil dan rawan kekerasan.

Dilansir VOA, sebuah laporan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB dan Program Pangan Dunia fokus yang sangat serius ada di 23 tempat yang dinyatakan sebagai hot spot kelaparan.

Sebagian besar negara-negara tersebut berada di sub-Sahara Afrika, di Amerika Tengah, Asia dan Timur Tengah.

PBB-memperingatkan-bahwa-41-juta-orang-di-dunia-beresiko.jpgPBB memperingatkan bahwa 41 juta orang di dunia beresiko kelaparan dan setengah juta lainnya mengalami tingkat kerawanan pangan akut menyusul kekiringan dan konflik. (FOTO: reuters)

Patrick Jacqueson, petugas FAO yang bertanggung jawab atas kantor Jenewa mengatakan, kelaparan akut akan meningkat di negara-negara itu selama empat bulan ke depan tanpa adanya bantuan kemanusiaan yang mendesak dan ditingkatkan.

"Konflik terus menjadi pendorong utama bagi sebagian besar orang yang menghadapi kerawanan pangan akut," kata Jacqueson.

"Terkait erat dengan konflik adalah kendala akses kemanusiaan, yang tetap signifikan, memperparah kerawanan pangan. Cuaca ekstrem dan variabilitas iklim kemungkinan akan mempengaruhi beberapa bagian dunia selama periode perkiraan," tambahnya.

Laporan itu juga mengatakan, kondisi kering kemungkinan akan mempengaruhi Haiti, Sabuk Tengah Nigeria dan "Koridor Kering" di Guatemala. Sementara curah hujan di atas rata-rata dan banjir diperkirakan di Sudan Selatan, Sahel tengah dan timur, dan negara-negara Teluk Guinea.

Laporan tersebut menyoroti situasi berbahaya di Etiopia dan Madagaskar, titik rawan kelaparan terbaru di dunia.

Nasi-FOTO-AFP.jpgDirektur WFP Kantor Jenewa, Annalisa Conte mengatakan, semakin parahnya konflik dalam beberapa bulan terakhir memiliki dampak bencana pada ketahanan pangan penduduk Tigrayan di Ethiopia.

Dia juga memperingatkan bahwa lebih dari 400.000 orang akan menghadapi kelaparan jika mereka tidak menerima bantuan kemanusiaan yang memadai.

"Jika kita pindah ke Madagaskar, Madagaskar mengalami kekeringan terparah dalam 40 tahun. Selain itu, penurunan ekonomi sebagian besar disebabkan oleh Covid-29. Akibatnya, 1,3 juta orang saat ini menghadapi kerawanan pangan akut," tegasnya.

FAO dan WFP mengatakan pertempuran, blokade yang memotong bantuan penyelamatan jiwa bagi keluarga di ambang kelaparan, dan kurangnya dana, menghambat upaya untuk memberikan bantuan makanan darurat kepada jutaan orang yang putus asa.

Badan-badan itu mengatakan keluarga yang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup tergantung pada seutas benang.

PBB juga mencatat bahwa sebagian besar dari mereka yang berada di ambang kelaparan di 23 titik panas adalah petani yang harus menerima bantuan untuk melanjutkan produksi pangan. Itu, kata mereka, akan memungkinkan mereka untuk makan sendiri dan menjadi mandiri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES