Kopi TIMES

Literasi Kesehatan Tentang Pencegahan Penularan Covid 19 Pada Pemuda Milenial

Sabtu, 31 Juli 2021 - 12:26 | 79.05k

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Data hingga 30 Juni 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan  2.178.272 orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan ada 58.491 kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan dan  1.880.413 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2021).

Kondisi ini masih cukup mengkhawatirkan terutama terkait kemungkinan penularan, karena saat ini sebagian orang sudah mulai lalai untuk menggunakan alat pelindung diri. Termasuk anak muda yang aktif, karena kurang pengetahuan yang komprehensif tentang upaya pencegahan mereka juga seringkali lalai dalam penggunaan alat pelindung diri.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan, didapatkan bahwa pemuda sebagai individu yang aktif belum memiliki pengetahuan yang baik tentang upaya pencegahan terhadap penularan covid 19, sehingga mereka seringkali lalai dalam menggunakan alat pelindung diri (APD). Situasi ini bisa memungkinkan terjadinya penularan karena melihat dari ciri pemuda adalah individu yang aktif berinteraksi dengan sesamanya. 

Berdasarkan hal tersebut maka pemuda sebagai agen pengubah memiliki peran besar untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan penularan covid-19 (Ndi, 2020) dan untuk dapat menjalankan peran itu pemuda perlu memiliki pengetahuan yang komprehensif khusunya tentang pencegahan penularan covid 19 dan penggunaan alat pelindung  diri. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dimana proses tersebut terjadi setelah individu melakukan pengideraan terhadap suatu objek  (Pakpahan, et al., 2021).

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan melalui proses pendidikan kesehatan, perlu di tunjang dengan metode dan media pembelajaran yang sesuai. Metode pembelajaran demontrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat baik untuk meningkatkan pengetahuan terutama dalam mempraktekkan tindakan prosedural khususnya berkaitan dengan tindakan prosedural pencegahan penularan covid-19. Metode demonstrasi merupakan metode pendidikan kesehatan dengan cara mempraktekkan suatu prosedur dengan menggunakan alat  (Siregar, Harahap, & Adha, 2020).

Sedangkan media pembelajaran yang sesuai dan sederhana berkaitan dengan kegiatan ini adalah menggunakan leafleat kesehatan. Leaflet kesehatan merupakan media pembelajaran berbentuk selembar kertas yang berisi pesan kesehatan yang memiliki keunggulan dapat dismpan dalam waktu yang lama dan apabila lupa terkait topik tersebut dapat dibaca kemabali  (Trismanjayahulu, et al., 2020)

Oleh karena itu maka perlu melakukan upaya promotif berupa pemberian pendidikan kesehatan dan tentang pencegahan penularan covid 19. Pemberian pendidikan kesehatan dengan metode demontarsi sangat baik khususnya untuk kegiatan prosedural pencegahan penularan covid-19 dikalangan anak muda. Metode demontrasi memungkinkan anak muda tidak merasa bosan karena selama proses kegiatan akan melibatkan lebih dari satu indra untuk bisa meresponnya.

Ditambah lagi dengan pemberian leafleat sebagai media, memungkinkan anak muda untuk bisa mengulang secara mandiri tahapan prosedural pencegahan penularan covid-19. Berdasarkan latar belakang tersebut diharapakan kegiatan pemberian pendidikan kesehatan ini dapat meningkatkan pengetahuan anak muda, sehingga mereka akan bersikap dan menunjukkan perilaku yang baik khususnya dalam upaya pencegahan penularan covid-19 sehingga dapat berkontribusi untuk menekan angka kejadian positif covid-19.

Kegiatan dilakukan tahapan pertama melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan melakukan pengurusan administrasi serta surat menyurat, kemudian tahap kegiatan, tahap evaluasi dan monitoring.

Untuk tahap pendekatan dengan tokoh masyarakat dilakukan dengan pendekatan kepada Ketua karang taruna, RT, RW,  serta Kepala desa dimana disepakat kegiatan dilaksanakan. Tahap kegiatan diawali dengan mengidentifikasi peserta yang hadir, kemudian memberikan penjelasan terkait kegiatan yang dilakukan, serta pemberian kuesioner pengetahuan tentang prosedur pencegahan penularan covid-19 secara online.

Kemudian setelah pengisian secara online dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pencegahan penularan covid-19 dengan menggunakan metode demontrasi serta pemberian media berupa leafleat kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan proses diskusi. Tahap berikutnya adalah evaluasi dimana peserta kembali diminta untuk mengisi kuesioner yang sama dengan yang sebelumnya, setelah itu diakhiri dengan penutup.

Materi  berisi edukasi cara pencegahan penularan Covid-19, meliputi penggunaan dan pemilihan masker yang tepat, cara mencuci tangan yang benar, jarak ideal dalam melakukan interaksi dengan orang lain, aktivitas yang sehat selama masa pandemi, serta pola makan yang baik untuk dapat meningkatn kan imunitas tubuh.

Terdapat 36 anak muda yang terlibat dalam kegiatan ini. Hasil kuesioner pre dan post pendidikan kesehatan selanjutnya diolah sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hasil kegiatan ini akan dilaporkan kepada pengurus RW setempat sehingga bisa ditindak lanjuti dengan program berikutnya.

Adapun  hasil tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan adalah: Tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan yaitu tingkat pengetahuan kurang 64% responden, tingkat pengetahuan cukup 25% responden dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 11% responden.

Tingkat pengetahuan yang didapatkan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan dimana terdapat 83% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 17% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan tidak terdapat responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Menurut (Mubarak, 2012), pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami seseorang saat sedang berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman tidak selalu soal pengalaman yang baik tetapi juga bisa pengalaman yang kurang baik.

Kebanyakan orang akan mengingat dengan baik pengalaman mereka yang baik dan cenderung melupakan pengalaman mereka yang kurang baik. Pengalaman baik yang dialami seorang kerap kali menimbulkan kesan yang baik dan mendalam. Kesan yang baik dan mendalam tersebut akan membentuk sikap positif dalam  hidupnya. Pada bagian ini akan ditunjukkan bagaimana pengalaman yang baik menimbulkan kesan yang baik dan membentuk sikap positif bagi seseorang .

Berdasarkan hasil pendataan sesudah dilakukan penyuluhan, dari 36 responden, (83%) responden yang memiliki pengetahuan baik dan (17%) responden memiliki pengetahuan cukup. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena sebagian besar mereka memiliki pengalaman dimana disekitar mereka saat ini banyak kasusu kejadian Covid 19, serta tingkat pendidikan responden rata-rata SMA dan perguruan tinggi, sehingga dengan mudah mereka menerapkan dan menerimanya. Pada akhirnya pengalaman positif tadi dapat memberikan pengetahuan yang baik dan membuat responden mampu menjawab pertanyaan tentang pencegahan penularan Covid-19.

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan pengetahuan masyarakat di kalimantan selatan mengenai pencegahan COVID 19. Hal ini dikarenakan adanya proporsi yang hampir sama antara kelompok umur remaja, dewasa dan lansia dengan pengetahuan kurang baik. 

Umur bukan menjadi faktor penghambat sumber informasi  masyarakat di Kalimantan selatan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai pencegahan COVID 19  (wulandari, Rahman, Pujianti, & Sari, 2020).  Hal ini didukung oleh  (Nurmala, Rahman, Nugroho, Erlyani, & Anhar, 2018) bahwa Masyarakat dengan kategori umur berbeda memungkinkan untuk memiliki keaktifan dan keterpaparan informasi yang sama . Sedangkan, Rentang umur 36-45 merupakan usia matang dengan pertimbangan seseorang pada umur tersebut akan memiliki pola tangkap dan daya pikir yang  baik sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga akan semakin membaik  (Maulana, 2007).

Peningkatan pengetahuan respoden juga dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran demontrasi. Apabila ditinjau dari piramida pembelajaran yang dikembangakn oleh Edgar dale maka metode demontrasi memberikan kontribusi 80% dalam perubahan pengetahuan  (Huda, et al., 2020).

Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya  (Lestari, Mansur, & Wandi, 2020) bahwa penggunaan metode demontarsi memungkinkan peserta untuk dapat mengulang secara langsung prosedural yang telah diajarkan sehingga memungkinkan pengathuan akan lebih lama tersimpan dalam memori peserta, serta ditunjang dengan media leaflet yang memungkinkan apabila peserta lupa mereka bisa melihat kembali prosedural pencegahan covid -19 yang telah diajarkan.

Diharapkan anak muda bisa tetap dengan dalam pencegahan penularan covid-19 dalam aktivitas konsisten menerapkan upaya mereka.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES