Peristiwa Nasional

Dosen Unair Beri Panduan dan Takaran Obat Isoman untuk Anak Terpapar Covid-19

Jumat, 30 Juli 2021 - 18:00 | 31.61k
Ilustrasi - Anak Isolasi Mandiri. (FOTO: Getty Images).
Ilustrasi - Anak Isolasi Mandiri. (FOTO: Getty Images).

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Virus Covid-19 juga berpotensi menular pada anak-anak. Berdasarkan data resmi yang dirilis pada Juni 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 100 ribu anak di Indonesia yang positif Covid-19. Lalu bagaimana mengatasinya, terutama untuk mereka yang isoman (isolasi mandiri)?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa 50 persen dari kematian anak akibat Covid-19 berada pada usia di bawah 5 tahun. Hal ini membuat banyak orang tua bingung, bagaimana melakukan isolasi mandiri pada anak-anak yang terpapar Covid-19.

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unair, Dr. Retno Asih Setyoningrum, dr., Sp.A(K) mengatakan bahwa gejala Covid-19 pada anak-anak sangat beragam mulai dari gejala ringan sampai berat.

"Gejalanya itu tergantung dari fase sakit, kondisi kesehatan sebelumnya, adanya penyakit komorbid, serta gambaran spesifik lainnya misalnya adanya kelainan bawaan,” paparnya.

Namun, gejala demam menjadi gejala yang sering terjadi pada anak, kemudian pilek hingga muncul sesak nafas.

"Gejala lain yang dirasakan adalah gejala infeksi respiratori akut seperti demam, batuk, pilek sampai sesak. Meski demikian ada juga anak yang ternyata tidak memiliki gejala spesifik saluran pernapasan, ternyata terpapar Covid-19 dengan gejala pada saluran pencernaan seperti nyeri perut, diare, dan muntah," jelasnya.

"Bahkan ada yang munculnya gejala sistemik atau Multisystem inflammatory syndrome in Children (MIS-C),” sambungnya.

Lanjutnya, penanganan anak dengan Covid-19 tergantung derajat sakitnya. Sebab, pada kasus tertentu dapat dilakukan dengan isolasi mandiri. Tetapi, ada beberapa ketentuan yang harus terpenuhi seperti tidak bergejala, mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, dan ruam-ruam.

Lalu, anak aktif dan bisa makan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala atau keluhan, melakukan pemeriksaan tubuh 2 kali sehari pada pagi dan malam hari, serta lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik.

"Alat yang harus disediakan di rumah ketika anak terpapar Covid-19 adalah termometer dan oximeter,” ujar Retno.

Selain itu, ada beberapa obat yang perlu disiapkan di rumah yaitu obat demam, vitamin C (1-3 tahun maksimal 400 mg/hari; 4-8 tahun maksimal 400 mg/hari; 9-13 tahun maksimal 1200 mg/hari; 14-18 tahun maksimal 1800 mg/hari).

Selain itu, zink 20 mg/hari yang diberikan selama 14 hari; vitamin D3 (usia kurang 3 tahun 400 IU/hari; anak 1000 IU/hari; remaja 2000 IU/hari; remaja obesitas 5000 IU/hari).

Retno juga menegaskan bahwa dalam penanganan anak yang sedang isolasi mandiri tidak ada ketentuan harus mengkonsumsi nutrisi tambahan seperti susu yang dijual di pasaran. "Intinya itu nutrisi yang bergizi, tidak ada khusus harus susu,” ucapnya.

Kendati demikian, ada beberapa keluhan yang harus diwaspadai oleh orang tua saat merawat anak yang tengah isolasi mandiri.

Keluhan tersebut adalah anak banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada dan hidung kembang kempis, saturasi oksigen kurang dari 95 persen, mata merah, terdapat ruam, leher bengkak, demam lebih dari 7 hari, tidak bisa makan dan minum, mata cekung, buang air kecil berkurang, dan terjadi penurunan kesadaran.

"Jika anak mengalami gejala tersebut maka segeralah bawa ke rumah sakit,” jelasnya terkait penanganan untuk anak terpapar Covid-19 yang menjalani isoman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES