Peristiwa Daerah

Bikin Miris, Anak di Indramayu Ini Miliki Kelainan Tak Punya Anus

Jumat, 30 Juli 2021 - 16:16 | 20.68k
Kusniah dan orang tuanya.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Kusniah dan orang tuanya.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Nasib kurang beruntung harus dialami oleh Kusniah (6), anak dari Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Pasalnya, dia harus hidup dengan mengalami kelainan Atresia Ani atau memiliki kelainan tidak punya anus.

Akibat dari kelainan tersebut, putri keempat dari pasangan Wartiah dan Wastari (44) itu terpaksa harus buang air besar (BAB) melalui lubang buatan pada bagian perut sebelah kiri.

Kondisi tersebut membuat Kusniah kerap kesulitan saat BAB. "Lubang anusnya kaya jarum, cuma ada kerutannya saja," tutur sang ibu Wartiah, Jumat (30/7/2021).

Wartiah menceritakan, begitu Kusniah menginjak usia 6 bulan, mulai mengalami kesulitan BAB. Akhirnya, demi kesembuhan sang buah hati, sudah tak terhitung biaya yang dikeluarkan oleh Wartiah.

Dia rela menjual tanah, dan lain sebagainya, untuk biaya perawatan operasi pembuatan lubang buatan di perut, ketika usia Kusniah baru menginjak 8 bulan.

Kusniah diketahui juga divonis mengalami kelainan jantung. Jadi, jika ingin menjalani operasi anus, maka Kusniah harus menjalani operasi jantung lebih dahulu.

Selama menjalani perawatan selama 2 bulan di rumah sakit di Bandung, semua harta bendanya saat itu habis untuk biaya hidup selama Kusniah dirawat.

Bahkan, ia  sempat terpaksa menunggak membayar iuran BPJS karena tak memiliki uang hingga berutang. "Semua demi anak," jelasnya.

Dalam merawat Kusniah, Wartiah harus mengganti plastik yang membungkus lubang buatan di perut Kusniah ketika BAB. Tak hanya itu, mereka diketahui juga kini harus rutin mengeluarkan biaya sebesar Rp 500 ribu setiap bulan, untuk membeli semacam lem agar lubang buatan di perut Kusniah tidak infeksi.

Apabila tak ada uang untuk membeli plastik khusus guna membungkus lubang buatan tersebut, maka mereka terpaksa menggunakan plastik yang bisa digunakan untuk bakso. Plastik itu sebagai penampung bilamana Kusniah ingin BAB, kotoran itu selalu tiba-tiba keluar begitu saja dari lubang tersebut.

"Berharap dede bisa sembuh, normal lagi kaya anak lainnya, kasian," jelasnya, Jumat (30/7/2021).

Sudah enam tahun ini hal tersebut ia lakukan setiap harinya. Adapun untuk memenuhi kebutuhan hidup, Wartiah dan suaminya hanya mengandalkan warung dagangan yang ia buat di rumah. Faktor ekonomi membuat Kusniah belum mendapat penanganan lanjutan pasca operasi 5 tahun lalu.

Kusniah pun saat ini membutuhkan ulur tangan untuk membantunya menjalani operasi. Termasuk untuk operasi anus agar bisa normal seperti anak lain. "Kata dokter harus operasi jantung dulu, tapi untuk berobatnya saya kurang biaya," tutur warga Kabupaten Indramayu ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES