Ekonomi PPKM Darurat

Bertahan dalam Penutupan Mal, Toko HP di Malang Terpaksa Gelar Lapak Pinggir Jalan

Jumat, 30 Juli 2021 - 14:38 | 193.18k
Terlihat dari samping iBox MOG saat membagikan brosur di lapak pinggir jalannya, Jumat (30/7/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Terlihat dari samping iBox MOG saat membagikan brosur di lapak pinggir jalannya, Jumat (30/7/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

TIMESINDONESIA, MALANG – Salah satu toko penjual handphone/smartphone di Kota Malang dengan merk dagang milik Amerika, yakni Iphone, terpaksa menggelar lapaknya di pinggiran jalan selama pelaksanaan PPKM Darurat hingga PPKM Level 4.

Terlihat di sekitaran Jl Kawi, tepatnya di depan SPBU Shell, beberapa pegawai berdiri di pinggir jalan sembari menyebarkan brosur ke sejumlah pengendara yang lewat di depannya, Jumat (30/7/2021).

Di lapak yang sangat sederhana, dengan hanya disekat oleh sepeda motor para karyawan dan dibentangkan banner di depan motor tersebut, terlihat berbagai tipe Iphone hingga aksesoris dan juga harga telah tertera.

Supervisor iBox Mall Olympic Garden (MOG) Malang, M Toriq (25) mengatakan, ia bersama karyawan lain terpaksan berjualan di pinggir jalan, karena ini menjadi cara untuk bertahan saat Mal tempatnya biasa berjualan ditutup sejak 3 Juli 2021 lalu.

"Ya karena PPKM Darurat ini. Awalnya kita bingung kalau Mal ditutup jadi bagaimana. Pertama, pasti kan mempengaruhi finansial kami.  Jadi kami memutuskan berjualan di sini (pinggir jalan) agar tetap bertahan untuk tidak ada pengurangan karyawan maupin pemotongan gaji," ujar Toriq, Jumat (30/7/2021).

iBOX MOG 1Terlihat dari depan, para pegawai iBox MOG saat memberikan brosur ke pengendara yang sedang melintas, Jumat (30/7/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

Terdapat delapan karyawan termasuk dirinya yang berada di lapak tersebut, berjualan sejak pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB dengan bergantian untuk menyebarkan brosur di tempat.

Toriq mengaku, selama berjualan di pinggir jalan, omzet yang ia dapat menurun sangat drastis hingga 90 persen.

"Pembeli di lapak memang naik turun. Tapi average (menggaet pembeli) itu di dua orang per hari. Tapi yang mampir itu ada 8 sampai 10 orang. Kalau waktu jualan di dalam Mal, itu sehari bisa sampai 40 orang," ungkapnya.

Meski mengalami penurunan yang sangat drastis, Toriq pun bersama karyawan lain tetap semangat dan berjuang untuk menawarkan produk yang ia jual di pinggir jalan.

"Di sini kami juga ada promo. Pengendara yang lewat bisa melihat dan kalau ada customer kita yang mampir ke MOG dan belum tahu itu tutup, bisa melihat kami di sini, maka dari itu kami berjualan di pinggir jalan tapi di sebelah MOG (lapak asli di Mal)," jelasnya.

Dengan adanya PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 2 Agustus 2021 mendatang, Toriq berharap pemerintah bisa melonggarkan apa yang telah diatur.

Jika tidak, dirinya bersama karyawan lain hanya pasrah dan tetap melakukan penjualan di pinggir jalan hingga Mal Kota Malang diperbolehkan buka kembali. "Kita ikuti saja aturan pemerintah. Kalau misalnya akan afa perpanjangan lagi, ya kita bakal terus begini sebagai bentuk survive kami," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES