Peristiwa Daerah

Pemkot Malang Kesulitan Mencari Nakes untuk Ditempatkan di Lokasi Isolasi Terpusat

Kamis, 29 Juli 2021 - 13:15 | 31.58k
Seorang nakes saat mengecek tekanan darah seseorang. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Seorang nakes saat mengecek tekanan darah seseorang. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Rencana Pemkot Malang, Jawa Timur yang bakal menyediakan satu tempat isolasi terpusat (isoter) di setiap Kecamatan, nampaknya tak berjalan mulus.

Sebelumnya, Pemkot Malang telah mendapatkan penolakan dari warga di Kelurahan Bareng akibat rencana alih fungsi tempat penginapan yang akan dijadikan isoter.

Saat ini, Pemkot Malang masih kebingungan juga untuk tenaga kesehatan (nakes) yang nantinya bakal menangani di setiap isoter di Kota Malang.

"Tidak segampang itu. Isoternya ada, nakesnya ada atau tidak. Apalagi teman-teman (warga sekitar) disana ada yang cemas dan seterusnya," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis (29/7/2021).

Sutiaji.jpgWali Kota Malang, Sutiaji saat rakor penangan Covid-19. (FOTO: Humas Pemkot Malang/TIMES Indonesia)

Menurut Sutiaji, jika di wilayah internal, seperti halnya kampung tangguh dan juga fungsi PPKM Mikro yang terus menerus dikuatkan, nantinya tidak perlu lagi adanya isoter, sehingga warga bisa menangani sendiri secara dini dibantu dengan edukasi dan pengawasan dari Pemkot Malang.

"Ini akan menjadi bahan kita. Ketika di tingkat internal ini bisa kuat, maka tidak harus semuanya di tarik ke isoter. Isoter itu gunanya untuk saudara-saudara kita yang secara fisik mereka memang belum mampu," ungkapnya.

Sutiaji mengeluhkan bagaimana sulitnya mencari nakes tambahan atau bisa dibilang relawan, karena memang tidak semua orang mampu dan tidak semua orang direstui oleh keluarga sekitarnya.

"Kita sudah lakukan (pencarian nakes). RS sudah umumkan bolak balik. Yang daftar itu ada 20, yang datang 3. Itu kondisi lapangan," keluhnya.

Maka dari itu, salah satu cara yang bisa dilakukan, yakni Sutiaji akan menggandeng seluruh perguruan tinggi di Kota Malang yang memiliki Fakultas Kedokteran untuk membantu menjadi nakes.

"Sekarang dari pak menteri, dokter itu tidak usah harus dapat izzin praktek. Semester 8 atau berapa itu, dia sudah bisa membantu kita. Maka kami gandeng yang namanya perguruan tinggi yang punya Fakultas Kedokteran ini," kata Wali Kota Malang Sutiaji. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES