Hari Sungai Nasional, Republik Aer dan FAJI Kota Tasikmalaya Soroti Pemulihan Sungai di Kota Tasikmalaya

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Hari Sungai Nasional diperingati setiap tanggal 27 Juli, beberapa pegiat lingkungan Republik Aer Tasikmalayadan Federasi Arung Jeram Kota Tasikmalaya menyoroti tingkat pencemaran sungai yang berada di Kota Tasikmalaya.

Kota Tasikmalaya dilintasi oleh sungai yang cukup besar diantaranya sungai Ciwulan dan sungai Citanduy. Kondisi Daerah Aliran Sungai tersebut semakin hari semakin memprihatinkan, dimana tingkat pencemaran semakin meningkat hal ini ditunjukkan dengan kualitas air di kedua sungai tersebut semakin memburuk.

Seorang pegiat lingkungan dari Republik Aer Kota Tasikmalaya Amal Aulia Safarulloh mengungkapkan keberadaan kualitas air di sungai yang berada di Kota Tasikmalaya sangat memprihatinkan. Hal ini dilihat dari semakin banyaknya tumpukan sampah yang berada di bantaran sungai.

"Prihatin sekali dengan kondisi sungai yang ada di Kota Tasikmalaya, saya lihat semakin banyak tumpukan sampah di bantaran sungai Ciwulan. Hal ini jangan dibiarkan perlu adanya upaya untuk bisa menyelamatkan dan memulihkan kondisi sungai, karena sungai merupakan sumber kehidupan bagi manusia," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (27/7/21) siang.

Menurutnya kondisi sampah yang mencemari sungai di Kota Tasikmalaya berasal dari limbah industri rumah tangga dan beberapa limbah perusahaan. Ia berharap perlu upaya penanganan yang masif dari pemerintah bersama masyarakat, salah satunya mengkampanyekan tentang pentingnya manfaat sungai bagi kehidupan manusia.

"Perlu adanya penyadaran dari masyarakat tentang pentingnya sungai, serta perlunya pengawasan yang kontinyu dari pihak pemerintah tentang pengolahan limbah, sebab sampai saat ini di sungai Ciwulan masih adanya istilah elod (istilah masyarakat menyebut limbah dari sebuah pabrik) ini menunjukkan pola pengawasan belum berjalan dengan maksimal," tuturnya.

Ditempat terpisah Ketua Federasi Arung Jeram Kota Tasikmalaya Harniwan menuturkan perlu adanya perhatian dari Pemerintah Kota Tasikmalaya terhadap merosotnya kualitas air, salah satunya perlu disiapkan sarana dan sarana penunjang terhadap pengelolaan sampah khususnya yang berada di lingkungan bantaran sungai.

"Bisa kita analisa kalau orang membuang sampah itu biasanya ke tempat yang umum, tak mungkin ke wilayah area milik pribadi, apalagi masyarakat di bantaran sungai kalau tidak disiapkan sarana TPS dibantaran sungai diprediksi membuang sampahnya ke bantaran sungai," ungkapnya.

Menurutnya memerlukan satu kebersamaan dalam memulihkan kualitas air sungai yang ada di Kota Tasikmalaya, diantaranya harus membangun budaya masyarakat tentang pentingnya air bagi kehidupan, pemikiran hal ini harus dibangun dari tatanan masyarakat paling bawah, salah satunya mulai dari tingkat RT RW yang selanjutnya ke tingkat kelurahan dan kecamatan yang dituangkan dalam bentuk norma aturan.

Selain itu perkembangan lokasi wisata di bantaran sungai di Kota Tasikmalaya semakin berkembang dengan banyaknya munculnya tempat kedai kopi dan tempat berswafoto baru. Hal yang harus disoroti adalah penanganan sampah pengujung yang harus diperhatikan  pasalnya banyaknya tempat wisata mengundang permasalahan baru yaitu pengelolaan sampah plastik yang belum maksimal.

"Kalau wisata itu identiknya dengan keindahan dan kenyamanan, saya prihatin dengan banyaknya lokasi wisata baru di sepanjang sungai mengundang masalah baru yaitu sampah, saya berharap pentingnya kesadaran dari semua pihak untuk saling menjaga kondisi sungai ini," harapnya menambahkan komentar dari Republik Aer Tasikmalaya tentang Hari Sungai Nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement