Ekonomi

Di Masa Pandemi, Andik Warga Ponorogo Merintis Sukses Berjualan Barang Kuno

Rabu, 28 Juli 2021 - 01:29 | 110.70k
Andik Priyo, warga Jetis, Ponorogo membersihkan risban kuno di halaman rumahnya. (Foto: Bambang H Irwanto/TIMES Indonesia)
Andik Priyo, warga Jetis, Ponorogo membersihkan risban kuno di halaman rumahnya. (Foto: Bambang H Irwanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Memanfaatkan waktu di saat masa pandemi Covid-19 untuk kegiatan yang produktif dan bernilai ekonomi. Itulah yang dilakukan Andik Priyo, warga Desa/Kecamatan Jetis, Ponorogo. Dari semula yang tidak begitu menyukai barang antik lawasan, Andik kini merintis sukses berjualan benda-benda atau barang kuno sejak hampir dua tahun lalu. 

Di halaman rumahnya, banyak teronggok grobok, kursi, meja, kayu dari kandang kebo, risban, meja rias, lemari, luku, hingga lampu-lampu antik,  petromaks dan lampu nelayan. Semua barang lawasan alias usianya sudah tua. Dan, rata-rata dari kayu jati. 

"Awalnya nggak suka barang kuno atau barang antik. Bermula dari teman, saya jadi suka. Saya beli dari pemilik, diperbaiki tukang dengan tidak mengubah bentuk dan nilai seninya, lalu dijual," katanya kepada TIMES Indonesia, Selasa (27/7/2021).

Bambang HCalon pembeli mengamati meja kuno di rumah Andik Priyo. (Foto: Bambang H Irwanto/TIMES Indonesia)

Meski tergolong pendatang baru di dunia jual beli barang lawasan, Andik sudah memiliki jaringan cukup luas. Bahkan dia menceritakan pernah bersama teman-temannya sesama penjual barang antik, mengirim risban ke Belanda. 

"Alhamdulillah peminatnya banyak. Soal harga, yang penting jalan lah," katanya sambil tersenyum. Di rumahnya, barang kuno dari kayu dijual dengan harga mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Menurutnya, barang kuno bernilai seni tidak ada patokan harga resmi. 

Dijelaskan, saat ini banyak masyarakat yang justru berminat pada barang kuno dan antik. "Peminatnya memang sekarang tinggi, masyarakat ingin kembali suasana masa lalu, jadi ingin memiliki barang kuno," tambah Andik.

Andik Priyo aAndik menunjukkan grobok asli yang belum dibersihkan. (Foto: Bambang H Irwanto/TIMES Indonesia)

Barang kuno miliknya, kata Andik, diperoleh dari sekitaran Ponorogo, Madiun dan Pacitan. Dia meyakini, kualitas kayu di daerahnya bisa diadu dengan barang kuno serupa dari wilayah lain. Saat ini, untuk mendapatkan barang kuno, dia kadang ditawari teman, atau berburu hingga pelosok. Sedangkan metode penjualannya, dari mulut ke mulut dan melalui media sosial. 

Dibantu beberapa tukangnya, Andik mengaku tak banyak memoles barang kuno yang akan dibeli konsumen. "Karena banyak yang lebih suka alami sehingga kuat nuansa kunonya. Yang pasti didandani agar memastikan lebih kuat, kokoh lah," kata warga Jetis, Ponorogo ini, yang merintis usaha di masa pandemi Covid-19(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES