Peristiwa Internasional

Korea Selatan dan Korea Utara  Berusaha Pulihkan Putusnya Hotline

Selasa, 27 Juli 2021 - 17:03 | 36.91k
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat bertemu kemudian bersalaman dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. (FOTO: AFP/Getty Image)
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat bertemu kemudian bersalaman dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. (FOTO: AFP/Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTAKorea Selatan dan Korea Utara tengah berusaha membangun kembali hubungan mereka dengan upaya baru para pemimpin kedua negara.

"Sejak April lalu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah bertukar banyak surat dan sepakat untuk menyambungkan kembali hotline yang terputus sejak setahun lalu,"  kata sekretaris pers Presiden  Moon Jae-in, Park Soo-hyun dari Gedung Biru Kotea Selatan seperti dilansir Reuters.

Outlet media pemerintah Korea Utara, KCNA, juga mengatakan semua saluran komunikasi antar-Korea kembali beroperasi pada pukul 10 pagi Selasa (0100 GMT) sejalan dengan kesepakatan antara Moon dan Kim.

"Kedua pemimpin telah mencari cara untuk memulihkan hubungan dengan bertukar surat pada beberapa kesempatan, dan sepakat untuk memulihkan hotline terputus sebagai langkah pertama untuk proses itu," tambah Park dalam sebuah pernyataan.

Mereka, lanjut Park, juga sepakat untuk mendapatkan kembali kepercayaan sesegera mungkin dan mendorong kemajuan dalam hubungan kembali.

Dua-tentara-Korea-Selatan-dan-tentara-Amerima-Serikat-berdiri.jpgDua tentara Korea Selatan dan tentara Amerima Serikat berdiri di sisi selatan selama tur pers di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi atau DMZ, Korea Selatan, 18 April 2018.  (FOTO: AP)

KCNA menggembar-gemborkan pembukaan kembali hotline sebagai langkah besar dalam memulihkan rasa saling percaya dan mempromosikan rekonsiliasi.

Korea Utara memutuskan sambungan telepon sejak Juni 2020 ketika hubungan lintas perbatasan memburuk setelah pertemuan puncak kedua yang gagal pada Februari 2019 antara Kim dan mantan Presiden AS Donald Trump, yang ditawarkan Moon untuk dimediasi.

Langkah itu diikuti dengan penghancuran kantor penghubung bersama di Korea Utara yang telah didirikan pada 2018 untuk membina hubungan yang lebih baik, menjerumuskan hubungan antara saingan ke titik rendah.

Kementerian pertahanan Seoul mengonfirmasi bahwa hotline militer diuji pada hari Selasa dan komunikasi reguler dua kali sehari akan dilanjutkan.

Kementerian Unifikasi, yang menangani urusan antar-Korea, juga mengatakan saluran telepon yang dipasang di desa gencatan senjata perbatasan Panmunjom juga telah dipulihkan, menyambutnya dan menyatakan harapan untuk memulai kembali kerja sama.

Moon Jae-in menyerukan kebangkitan hotline dan pembicaraan, menaruh harapan tinggi pada Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk memulai kembali negosiasi yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara.

Tetapi tidak jelas apakah pembukaan kembali hotline adalah tanda serius bahwa Pyongyang akan menanggapi tawaran oleh Moon dan pemerintahan Biden, yang menyerukan cara yang "dapat diandalkan, dapat diprediksi, dan konstruktif" untuk memulai pembicaraan denuklirisasi.

"Amerika Serikat terus menjangkau Korea Utara sejak Presiden Biden menjabat. Saya pikir ini menunjukkan kesediaan Pyongyang untuk merespons," kata James Kim dari Asan Institute for Policy Studies di Seoul.

"Tetapi terlalu dini untuk membaca terlalu banyak tentang gerakan ini," tambah James Kim. "Kita perlu melihat keseriusan di pihak Pyongyang untuk bergerak menuju denuklirisasi agar kita dapat mengatakan bahwa ada kemajuan yang nyata," ujarnya.

Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan bertukar informasi tentang Covid-19 dan bencana alam bisa menjadi cara untuk membangun kembali hubungan.

Korea Utara belum secara resmi mengonfirmasi wabah Covid-19, tetapi menutup perbatasannya dan mengambil tindakan anti-virus yang ketat, melihat pandemi sebagai masalah kelangsungan hidup nasional.

Pengumuman itu muncul saat Korea Utara dan Korea Selatan menandai peringatan ke-68 gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-53. Kim telah emberikan penghormatan kepada tentara yang gugur dan mengirim hadiah kepada veteran yang masih hidup, menurut KCNA. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES