Dorong Ekonomi Saat Pandemi, Mahasiswa Untag Banyuwangi Buat Produk Jajanan
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Apa yang dilakukan oleh para mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi (Untag Banyuwangi) ini patut mendapat apresiasi. Di tengah pandemi Covid-19, mereka membuat sebuah produk jajanan makanan kering untuk membantu perekonomian masyarakat.
Produk olahan itu berupa Stick Pepaya California dan Carang Ubi Jalar. Mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata atau KKN kelompok 44 Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono itu menamakan produknya dengan sebutan 'Rofuyu'.
Sebagai agent of change, mahasiswa memang dituntut untuk kreatif dan inovatif. Hal itu terbukti, potensi hasil alam warga lokal yang ada di dusun setempat disulap menjadi sebuah produk yang punya nilai jual.
Ketua KKN Kelompok 44 Desa Parijatah Kulon, Nindha Rayi Perwita Sari mengatakan, dirinya bersama tim sengaja membuat produk Rofuyu karena bahan bakunya melimpah dan mudah didapatkan.
"Pemberdayaan ekonomi masyarakat di masa pandemi berbasis potensi lokal harus kita genjot, karena ini yang akan menjadi penopang ekonomi saat masa sulit," kata Nindha kepada TIMESIndonesia, Selasa (27/7/2021).
Mahasiswi Fakultas Ekonomi itu mengungkapkan, bahan-bahan yang didapat seluruhnya berasal dari kebun warga lokal di Desa Parijatah Kulon. Sehingga benar-benar memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
"Ini bagian daripada pengabdian kami kepada masyarakat, setidaknya bisa membantu menambah pendapatan ekonomi warga khususnya yang berada di Dusun Rayud, Desa Parijatah Kulon saat masa pandemi Covid-19 ini," ujar Nindha.
"Kami membantu agar potensi hasil alam warga sini meningkat dan menambah nilai jual. Produk ini nantinya dapat menjadi pemasukan tambahan warga. Lebih-lebih bisa jadi produk unggulan masyarakat setempat," imbuh Nindha.
Divisi Media Publikasi KKN Kelompok 44, Novan Dwi Prasetyo, menambahkan, produk Rofuyu dibungkus dengan desain kemasan modern. Selain untuk menjaga kualitas produk, juga untuk mendukung branding dan menarik daya minat konsumen untuk membeli.
"Packaging kita gunakan plastik siplock, selain simpel, produk sudah pasti terjaga kebersihannya dan tentu dapat bersaing dipasaran," ucap Mahasiswa Fakultas Teknik itu.
Berbekal keahlian desain grafis dan ilmu digital marketing yang dimiliki, Novan dan tim KKN Kelompok 44 juga sudah memikirkan bagaimana cara memasarkan produknya agar bisa laku di pasaran.
"Selama ini kendala produk yang dihadapi masyarakat hampir sama, yakni terkait dengan pemasaran. Kita sudah siapkan skema penjualan secara ofline dan online. Diantaranya koordinasi melalui pasar terdekat dan pusat oleh-oleh daerah. Bahkan platform market place seperti shoppe, tokopedia, bukalapak, atau go food sudah kita persiapkan untuk pemasarannya," ungkap Novan.
Novan lantas menjelaskan proses cara pembuatan salah satu produk Rofuyu, yakni Carang Ubi Jalar.
Mula-mula ubi jalar dikupas dari kulitnya, lalu cuci hingga bersih kemudian tiriskan. Selanjutnya serut ubi dan goreng dengan minyak panas setengah matang.
Sembari menunggu, didihkan gula merah, gula pasir dan garam hingga menjadi gulai. Setelah sudah tercampur, masukkan serutan ubi ke dalam gulai tersebut. Lalu, angkat dan langsung cetak ke alat pencetaknya.
"Diamkan beberapa saat menunggu adonan mengering, kemudian lepaskan dari alat pencetaknya. Carang Ubi Jalar pun siap untuk dikemas," tandas Novan mengenai proses pembuatan jajanan oleh mahasiswa Untag Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |