Kopi TIMES

Pengembangan Model Pembelajaran Membaca Al-Qur'an Usia Dewasa dengan Peta Konsep dan Kosakata Indonesia

Selasa, 27 Juli 2021 - 06:06 | 103.75k
Heri Rifhan Halili, Mahasiswa program Doktor PAI Universitas Muhammadiyah Malang.
Heri Rifhan Halili, Mahasiswa program Doktor PAI Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Belajar al-Qur’an hingga bisa membacanya dengan baik dan benar adalah kewajiban setiap Muslim. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. yang memerintahkan hamba-Nya membaca al-Qur’an dengan tartil, sebagaimana yang termaktub dalam QS. al-Muzzammil ayat 4, yang artinya: “Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil”. 

Makna tartil sendiri dapat merujuk kepada penjelasan sahabat ‘Ali RA., yaitu bahwa tartil adalah bacaan al-Qur’an sesuai kaidah yang benar dan cara membacanya yang baik, menggunakan tajwid dalam pelafalan huruf, juga dengan memahami waqaf atau tempat berhentinya suatu bacaan. Nabi Muhammad SAW. juga terus memotivasi umatnya untuk bersemangat belajar al-Qur’an sebagaimana sabdanya yang berarti: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya”. 

Wajibnya umat Islam dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan benar ini juga telah menjadi kesepakatan atau ijma‘ para Ulama,yang menyatakan bahwa hukum membaca al-Qur’an menggunakan kaidah yang benar dan dengan cara membaca yang baik hukumnya adalah fard}u ‘ain atau wajib bagi setiap individu muslim (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, 1983), yaitu kewajiban ini minimal pada ketepatan dalam pelafalan huruf yang meliputi makharijul huruf dan sifatul huruf, pelafalan harakat yang benar, dan panjang pendek atau mad dan qasr, yang jika tidak terjaga kaidah bacaan tersebut maka akan berpengaruh pada rusaknya bacaan, dan terjadinya kesalahan makna dari ayat yang dibaca. Jika seorang Muslim telah belajar membaca al-Qur’an namun masih belum menguasainya, tetapi dia telah terus berusaha belajar, maka ia termasuk telah melaksanakan kewajibannya dalam belajar al-Qur’a, bahkan mendapatkan pahala tersendiri di sisi Allah SWT., sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya: “Orang yang mahir membaca al-Qur’an akan bersama para Malaikat yang mulia, sementara mereka yang terbata-bata dalam membacanya akan mendapat dua pahala.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kewajiban membaca al-Qur’an sesuai kaidah yang benar dan dengan cara yang baik seperti penjelasan sebelumnya, jauh berbeda bila dilihat dari  fakta yang terjadi pada kehidupan umat Islam khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih sangat banyaknya jumlah umat Islam di Indonesia yang belum bisa membaca al-Qur’an, khususnya pada kalangan dewasanya. Penelitian dari Institut yang konsen di bidang al-Qur’an yakni IIQ Jakarta, sebagaimana dipublikasikan Republika pada januari 2018 menyebutkan: 65% dari total penduduk muslim di Indonesia masih buta terhadap aksara al-Qur’an. Data lain tentang tingkat kemampuan bacaan al-Qur’an penduduk muslim Indonesia, disebutkan dalam penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, bahwa terdapat 54% dari penduduk muslim yang belum memiliki kemampuan membaca al-Qur’an.

Sejumlah hal menjadi penyebab tingginya angka penduduk muslim yang tidak bisa membaca al-Qur’an khususnya pada kalangan usia dewasa yaitu meliputi faktor penyebab eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti minimnya lembaga pendidikan al-Qur’an dewasa, belum banyaknya model pembelajaran yang berupa metode dan buku ajar bagi usia dewasa, juga kendala dari faktor internal yaitu semangat belajar yang kurang, utamanya untuk kalangan usia dewasa karena telah disibukkan dengan berbagai rutinitas harian, seperti bekerja, bermasyarakat, urusan keluarga, dan sebagainya. Sementara banyak yang ketika usia masih anak-anak tidak sempat mengenyam pendidikan al-Qur’an secara intensif. 

Diantara faktor penyebab tingginya angka umat Islam yang belum mampu membaca al-Qur’an khususnya pada kalangan usia dewasa yang menjadi konsen Heri Rifhan Halili dalam penelitan disertasi ini, adalah minimnya model pembelajaran yang meliputi metode dan buku ajar yang dikhususkan untuk usia dewasa. “Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan, sebab sebagaimana yang dipaparkan ahli pendidikan orang dewasa (andragogi) Dugan Laird, bahwa orang pada usia dewasa mempunyai kebutuhan dan gaya belajar berbeda dengan gaya belajar pada anak-anak” Ujar mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam tersebut.

Di dalam proses pembelajaran bagi usia dewasa, para pengajar al-Qur’an juga menjumpai permasalahan yang banyak terkait kendala terlaksananya proses pembelajaran efektif, diantaranya tingkat kesibukan dan stress orang dewasa yang tinggi terkait persoalan kehidupan atau pekerjaan mereka sehingga terkadang tidak memiliki banyak waktu dan konsentrasi untuk belajar al-Qur’an secara intensif. Permasalahan lainnya ada pada proses pembelajaran baca al-Qur’an usia dewasa dimana sulitnya beradaptasi dalam pelafalan huruf-huruf hijaiyyah, pengucapan huruf Arab terasa memberatkan dan sangat menyulitkan, sehingga yang sering terjadi adalah kekeluan lidah dalam mengucapkan setiap huruf dari ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca. Hal ini terjadi karena kalimat berbahasa Arab dirasa sangat asing dan jauh dari pelafalan bahasa Indonesia atau bahasa daerah sehari-hari. Hal lainnya yang juga harus menjadi perhatian pengajar al-Qur’an orang dewasa adalah bahwa psikologi orang dewasa berbeda dengan anak-anak, antara lain bahwa perasaan orang dewasa mudah tersinggung, keinginan orang dewasa untuk dihargai, tidak ingin dipaksa, tidak ingin merasa dipermalukan, dan psikologi belajar pada usia dewasa lainnya yang harus difahami dan disikapi dengan baik oleh para pengajar, demi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an.  

Permasalahan yang menjadi kendala-kendala pada usia dewasa dalam hal belajar al-Qur’an sepeti yang telah dijelaskan di tersebut yang menjadi dasar pemikiran bagi Heri untuk melakukan suatu penelitian lebih jauh terkait pengembangan model pembelajaran membaca al-Qur’an usia dewasa, meliputi buku ajar yang menggunakan media pembelajaran peta konsep dan kosakata Indonesia, dan juga penyusunan metode pembelajaran al-Qur’an untuk orang dewasa yang sesuai disesuaikan dengan prinsip-prinsip Andragogi atau cara mengajar orang dewasa.

Heri menjelaskan secara singkat bahwa media pembelajaran peta konsep adalah cara menampilkan sejumlah konsep dan proporsi dalam materi pelajaran menggunakan gambar-gambar yang saling terkait, dengan demikian peserta belajar dapat lebih memahami pelajaran yang diberikan, karena pembelajaran yang didapat menjadi lebih bermakna.

Peta konsep dalam buku ajar al-Qur’an akan memuat kaidah bacaan al-Qur’an, yang akan didesain menjadi rumusan-rumusan yang singkat dan sederhana, sehingga bisa menjadi pedoman ringkas dalam mempelajari cara membaca al-Qur’an. Semuanya ditampilkan dengan bentuk peta konsep, sehingga pembelajaran akan lebih mudah difahami dan lebih efektif. Rumusan-rumusan peta konsep dalam buku ajar juga akan memudahkan pembelajaran membaca al-Qur’an usia dewasa dapat menjadi pedoman rumusan singkat, yang nanti bisa dipelajari sendiri tanpa selalu bergantung dengan pengajar, di tengah kesibukan orang dewasa.

Melalui disertasinya ini Heri mengasilkan produk pengembangan pembelajaran al-Qur’an dengan peta konsep dan kosakata Indonesia dan dengan metode pembelajaran yang mengacu pada prinsip-prinsip Andragogi atau cara mengajar orang dewasa yang dituangkan dalam tahapan pembelajaran yang disingkat MUDAHKAN dengan kepanjanga yaitu Motivasi, Ulangi sekilas pelajaran lama dan Uraikan singkat materi pelajaran baru, Dibaca, Disimak, dan Diulang-ulang, Apresiasi yang sudah bisa, Hormati yang belum bisa, Konsepkan materi yang sudah diajarkan, Arahkan alur pembelajaran yang akan ditempuh berikutnya, dan Nilai atau lakukan penilaian/evaluasi bersama.

Selanjutnya untuk mengukur tingkat keefektifan buku ajar dan metode pembelajaran yang telah disusun, Heri menerapkan buku dan metode pembelajaran ini dalam proses pembelajaran pada tiga majelis ta’lim di Jawa Timur , yaitu di Majelis Ta‘lim TNI AL Pusdikpel Kodikopsla Kodiklatal Surabaya, Majelis Ta‘lim RS. Randegansari Husada Gresik, dan Majelis Ta‘lim Ahludz Dzikri Sidoarjo. Dari upaya penerapan metode ini hasil pembelajaran kemudian dinilai dan dihitung rata-rata efektivitasnya menggunakan desain eksperimen dengan kelompok control atau pretest-postest control group desain. Dari penghitungkan tingkat efektivitas terhadap model pembelajaran baru yang peneliti susun bila dibandingkan dengan model pembelajaran lama yang telah digunakan, Heri mendapatkan temuan bahwa pada aspek kelancaran bacaan (praktek makhraj dan tajwid) untuk model pembelajaran lama nilai rata-rata efektifitasnya 57,5%, dan pada model pembelajaran baru yang peneliti susun nilai rata-rata efektivitasnya 88,7%.

Pada aspek pemahaman kaidah bacaan (teori makhraj dan tajwid) untuk model pembelajaran lama nilai rata-rata efektivitas 48,7%, dan pada model pembelajaran baru nilai rata-rata efektivitas 83,7%.
Pada aspek keaktifan dalam pembelajaran, untuk model pembelajaran lama nilai rata-rata efektivitas 60%, dan pada model pembelajaran baru nilai rata-rata efektivitas 81,2%.  Sehingga rata-rata efektivitas keseluruhan untuk model pembelajaran lama adalah 55,4%, dan rata-rata efektivitas keseluruhan model pembelajaran baru adalah 84,5%.

Dengan demikian rata-rata tingkat kefektifan model pembelajaran al-Qur’an baru dengan menggunakan peta konsep dan kosakata Indonesia dan dengan metode pembelajaran MUDAHKAN lebih efektif 29,1% dibandingkan model pembelajaran yang lama.

Berdasarkah penelitian yang telah ia lakukan, Heri berharap agar model pembelajaran membaca al-Qur’an usia dewasa yang telah peneliti susun dalam disertasi ini dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran membaca al-Qur’an untuk usia dewasa di Majelis Ta‘lim, Masjid, atau lembaga pendidikan al-Qur’an usia dewasa lainnya, sehingga menjadi salah satu sumbangsih bagi dunia Pendidikan Agama Islam khususnya dalam hal pembelajaran membaca al-Qur’an, sebagai upaya turut serta dalam mengurangi angka buta huruf al-Qur’an yang masih cukup tinggi pada umat Islam di Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES