Pendidikan

Guru Penggerak Ajak Siswa Belajar Matematika dari Lebah

Senin, 26 Juli 2021 - 21:49 | 102.01k
Siswa SMPN 2 Karangpucung Cilacap belajar Matematika dari lebah. (FOTO: Heni Purwono for TIMES Indonesia)
Siswa SMPN 2 Karangpucung Cilacap belajar Matematika dari lebah. (FOTO: Heni Purwono for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILACAP – Harapan para guru memulai tahun ajaran baru dengan tatap muka terbatas musnah dengan adanya PPKM Darurat. Sebaran pandemi Covid-19 seolah tak terkendali, sehingga pembelajaran harus kembali ke rumah-rumah. Namun hal itu justru menantang salah satu calon Guru Penggerak yang menciptakan pembelajaran yang menarik untuk siswa.

Adalah Yoki Isnandar, guru Matematika di SMPN 2 Karangpucung, Cilacap memanfaatkan lebah sebagai sarana untuk belajar Matematika.

Dengan aset yang ada di desanya, Yoki melakukan pembelajaran dengan membuat video pembelajaran bersama rekan kerja dan empat siswanya.

Ia memanfaatkan barang bekas berupa kalender bekas sebagai media untuk menulis dan papan bekas hasta karya lukisan seni budaya sebagai alas untuk menulis.

Yoki membuat inovasi dalam pembelajaran Matematika di kebun budidaya lebah bambu petung yang dimilikinya. Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswanya ke kebun lebah Apis Trigona yang tak bersengat.

Dari beberapa keistimewaan jenis lebah ini, diambil satu keistimewaannya yaitu mampu memperbanyak koloni.

Fenomena ini oleh Yoki dikaitkan dengan materi pembelajaran Matematika tentang bentuk barisan dan deret bilangan geometri dengan rasio dua.

Karangpucung-Cilacap-2.jpg

"Dari satu koloni lebah Apis Trigona dapat dipecah menjadi dua koloni dalam satu bulan, sehingga jika dituliskan ke dalam barisan bilangan geometeri selama setengah tahun membentuk barisan, misalnya: 1, 2, 4, 8, 16, 32," jelas Yoki, Senin (26/7/2021).

Dari keistimewaan tersebut, tambah Yoki dapat dibentuk dengan soal Matematika yang dikaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga pembelajaran tentang barisan dan deret Matematika mudah dipahami.

"Diawali dari kejenuhan siswa belajar daring, kemudian saya mencoba mencari cara lain agar anak-anak kembali memiliki semangat dalam belajar meskipun lewat daring. Kegiatan ini juga tentunya sudah mendapat izin dari kepala sekolah dan orang tua siswa, serta dilakukan dengan prokes yang ketat," imbuhnya.

Salah satu siswa bernama Dena Dwi Alrizky mengungkapkan belajar Matematika dengan melibatkan lebah sangat bersensasi.

"Pembelajaran di alam terbuka lebih menyenangkan karena bisa berinteraksi dengan alam dan bisa menghirup udara segar. Apalagi ini kita dihadapkan pada lebah, mendebarkan," ujar Dena.

Rekan kerja yang ikut andil dalam proses pembuatan video pembelajaran, Singgih Wiku Yuwono juga mengatakan bahwa pembelajaran di lapangan memiliki daya tarik tersendiri. Menurutnya, anak-anak lebih suka belajar sambil bermain, terlebih di masa pandemi ini.

Dapat disaksikan bagaimana anak-anak antusias belajar Matematika bersama Yoki. Mulai dari tahap pembukaan, inti, dan penutup, mereka bersemangat dan saling berebut untuk menyampaikan pendapat dan jawaban mereka.

"Padahal selama ini Matematika merupakan mata pelajaran yang sering dihindari oleh siswa," kata Singgih. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES