Ekonomi

Pemuda Ngawi Raup Jutaan Rupiah dari Jual Layangan Bapangan

Senin, 26 Juli 2021 - 01:22 | 286.57k
Candra Ngawi dari memproduksi bapangan bisa meraup jutaan rupiah dalam satu musim kemarau. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Candra Ngawi dari memproduksi bapangan bisa meraup jutaan rupiah dalam satu musim kemarau. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Pemuda Ngawi meraup jutaan rupiah dari usaha produksi layangan jenis bapangan. Layangan jenis bapangan cukup populer di pedesaan. Terlebih saat musim kemarau, bermain bapangan menjadi kegiatan sore hari yang mengasyikkan.

Dia adalah Candra Anas Setiawan (31) warga Desa Banyubiru, Widodaren, Ngawi ini yang memproduksi bapangan sejak tiga tahun yang lalu.

"Berawal dari hobi, dulu waktu kecil suka buat bapangan. Dulu kan belum ada HP, tidak ada permainan seperti sekarang," kata Candra kepada TIMES Indonesia, Minggu (25/7/21).

Bepangan sendiri merujuk pada jenis layangan yang memiliki bentuk yang unik dibanding dengan jenis layangan pada umumnya. Biasanya bapangan berbentuk seperti pesawat. Hal itu yang membuat bapangan lebih laris dibanding jenis layangan biasa.

Dikatakan Candra, awal mulai usaha produksi bapangan dengan hanya bermodal uang Rp 1 juta. Hingga sekarang, Candra mengaku pernah meraup omzet hingga Rp 15 juta dalam satu musim kemarau. 

Dalam satu hari, Candra mengaku bisa memproduksi bapangan sebanyak 20 hingga 30 unit. Satu buah bapangan bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari satu jam.

Melalui usaha produksi bapangan itu, Candra juga bisa memperkerjakan tetangga sekitarnya. Mereka yang membantu Candra dibagi dengan beberapa tim produksi.

"Ada yang bertugas membuat kerangka, menempelkan kertas, lumayan bisa membantu masyarakat sekitar," kata dia.

Kerangka bapangan buatan Candra terbuat dari bambu yang berkualitas. Satu batang bambu disebut Candra bisa dibuat sebanyak 50 unit bapangan.

Layangan-2.jpgDalam satu hari Candra bisa memproduksi sebanyak 20 hingga 30 bapangan. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

"Satu batang bambu seharga Rp 8000, pakai bambu yang berkualitas bagus agar produknya juga bagus," ujarnya.

Satu buah bapangan bikinan Candra, dia jual dengan harga Rp 10 ribu. Bapangan produksinya dia jual baik secara langsung atau di jual di market place secara online. 

Dalam satu bulan, Candra mampu menjual bapangan bikinannya sebanyak 500 hingga 600 unit. 

Konsumen bapangan Candra tidak hanya warga sekitar saja. Bahkan, disebut Candra, bapangan produksinya banyak dipesan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Madiun, Gresik, paling jauh kirim ke Tulungagung, Caruban juga ada. Kalau untuk Jawa Tengah ya Sragen," ujarnya.

Selama pandemi Covid-19 ini, disebut Candra tidak memengaruhi usahanya. Bahkan, malah semakin banyak peminat bapangan buatannya. 

"Aman, pandemi malah bersahabat dengan bapangan. Karena ada pandemi banyak yang dirumah, iseng-iseng main bapangan. Daripada stres mikir corona, main bapangan di sawah, lebih sehat," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES