Ekonomi

Ratusan Pelaku Pariwisata di Mojokerto Kibarkan Bendera Putih

Minggu, 25 Juli 2021 - 13:11 | 104.09k
Pengibaran bendera putih di salah satu wisata di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (25/7/2021) (FOTO: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Pengibaran bendera putih di salah satu wisata di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (25/7/2021) (FOTO: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Puluhan pelaku pariwisata yang tergabung dalam Masyarakat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mojokerto mengibarkan bendera putih.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas matinya pendapatan di sektor-sektor pariwisata. Sektor yang sangat terdampak adalah para pedagang dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan wisata Kabupaten Mojokerto.

"Hastag kami adalah #MengetukHatiBupati #MengetukPintuJokowi karena kami bagian dari masyarakat Indonesia yang amat sangat terdampak langsung secara ekonomi dari adanya kebijakan penutupan-penutupan usaha kami," ungkap Wiwit Haryono selaku aktivis penggerak wisata Mojokerto ditemui TIMES Indonesia di Jacuzzi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (25/7/2021).

Pengibaran bendera putih ini bukan kali pertama, melainkan dilakukan sejak kemarin, Sabtu (24/7/2021). Pengibaran bendera ini juga dilakukan di beberapa kawasan wisata lainnya seperti Kecamatan Trawas, Pacet, Jatirejo, Trowulan, dan Kemlagi.

"Mulai kemarin kami beserta teman-teman yang tergabung dalam teman-teman penggerak wisata Mojokerto, ada dari Trawas, Pacet, Jatirejo, Trowulan, dan Kemlagi. Kami memulai untuk memberikan secara seremonial bentuk keprihatinan kami atas matinya pendapatan kami hampir 1 bulan ini," jelas Sarko, sapaan akrabnya.

Wiwiet-Haryono.jpgWiwiet Haryono saat memberikan keterangan kepada para awak media. Minggu (25/7/2021) (FOTO: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

Hal yang paling mendasari adanya gerakan pengibaran bendera putih ini adalah 3 hal penting. Salah satunya adalah habisnya uang tabungan para pedagang di sektor-sektor pariwisata.

"Satu yang paling pasti adalah habisnya pendapatan, kosongnya pendapatan kami. Kedua, habisnya saving kami keuangan kamu. Yang ketiga rusaknya barang dagangan kami," tegas Sarko.

Setidaknya terdapat beberapa tuntutan yang diajukan. Pertama, kalau PPKM ini tidak ada kejelasan, kami butuh asupan seperti sembako pelaku usaha setiap hari. Kedua, kompensasi barang akibat penutupan total PPKM Darurat dan PPKM level 4. Ketiga, adanya Insentif pergantian gaji selama 1 bulan ini.

"Tuntutan kami hari ini kami pertama adalah mengetuk pintu para pejabat tinggi biar bisa memberikan support biar kami bisa melanjutkan kehidupan ini. Jaminan-jaminan pokok saja, untuk seluruh teman-teman yang terdampak kebijakan ini," tegas Sarko yang merupakan salah satu pengelola Wisata Air Panas Jacuzzi Pacet ini.

Ketika krisis tengah melanda, selama ini para pelaku sektor-sektor pariwisata hanya bisa saling berbagi. Bergotongroyong antar pelaku untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari.

"Selama ini teman-teman hanya berbagi, apa yang kita punya, apa yang tersisa itu bisa berbagi untuk sesama. Karena ini sudah titik memprihatinkan, maka kami mencoba untuk mengetuk pintu hati para pejabat negeri ini," tegas Sarko.

Jika kondisi ini tidak semakin penentu, menurut Sarko agar Pemerintah kembali kepada penerapan Undang-undang Kekarantinaan Kesehatan. Sarko juga meminta kepada seluruh pejabat pemerintah Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sebagainya supaya dipotong gajinya separuh untuk kemudian dijadikan subsidi untuk kebutuhan pokok masyarakat.

"Kalau untuk kebijakan daerah, masukan kami hanya 1 yaitu adanya kebijakan untuk membantu teman-teman ini, ini bentuknya Bansos atau apalah untuk meringankan beban hidup ini," harap Sarko.

Selain memberikan masukan kepada pemerintah, di sisi lain kebijakan pengetatan prokes dan pembatasan jumlah pengunjung masih bisa diterima. Apabila dilakukan seperti ini, minimal para pelaku sektor pariwisata bisa bertahan.

"Untuk pembukaan ini kami sangat berharap karena apa? Sumber pendapatan kami adalah dari bukanya pariwisata dan berdagang ini. Kami siap kalau seperti kebijakan yang kemarin dibatasi kuota pengunjung dan prokes yang ketat itu akan lebih toleran kepada kami," kata Sarko. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES