Peristiwa Internasional

India dan Filipina Dilanda Banjir Karena Hujan Monsun

Sabtu, 24 Juli 2021 - 23:35 | 32.93k
Tim penyelamat telah memindahkan puluhan ribu orang ke tempat yang aman.(FOTO A: BBC/Reuters)
Tim penyelamat telah memindahkan puluhan ribu orang ke tempat yang aman.(FOTO A: BBC/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kini giliran India dan Filipina dilanda banjir karena hujan monsun dimana 136 orang meninggal dunia di Maharashtra, India, dan beberapa rumah di Philipina terendam hingga atap.

Puluhan ribu orang di India dan juga telah dipindahkan dari daerah yang terkena dampak curah hujan yang memecahkan rekor dilaporkan di sepanjang bagian pantai.

Dilansir BBC, negara bagian Maharashtra dan Goa sangat terpengaruh, dengan banyak yang dikhawatirkan hilang di dekat pusat keuangan Mumbai.

Sedikitnya 136 orang meninggal dunia di Maharashtra, sementara di Goa, ratusan rumah rusak.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.

Musim muson di India berlangsung dari Juni hingga September setiap tahun.

Tim penyelamat telah berjuang untuk menjangkau warga yang terkena dampak. Tanah longsor telah memblokir jalan, termasuk jalan raya utama antara Mumbai dan Goa, dan para pejabat telah mengerahkan helikopter, penyelam, dan tim penyelamat angkatan laut.

Ketua Menteri Goa Pramod Sawant mengatakan banjir di sana adalah yang terburuk dalam beberapa dasawarsa, dan telah menyebabkan "kerusakan yang meluas".

Di negara bagian Maharashtra, sungai-sungai besar berisiko meluap. Sekitar 90.000 orang telah dievakuasi sejauh ini di negara bagian tersebut.

Desa Taliye, tenggara Mumbai, melihat tanah longsor meratakan sebagian besar rumahnya. Seorang pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters sedikitnya 42 orang meninggal dunia di sana.

Pakar cuaca mengatakan hujan lebat akan terus mengguyur kota itu selama beberapa hari ke depan.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dia "sedih" dengan hilangnya nyawa.

"Situasi di Maharashtra karena hujan lebat sedang dipantau secara ketat dan bantuan diberikan kepada yang terkena dampak," cuitnya.

Sementara dilansir Al Jazeera, di beberapa bagian wilayah ibu kota Filipina, wilayah perkotaan yang berpenduduk lebih dari 13 juta orang, air banjir memutus jalan bagi kendaraan ringan.

Pihak berwenang Filipina memindahkan ribuan penduduk ibukota, Manila, keluar dari komunitas dataran rendah mereka pada hari Sabtu ketika hujan monsun lebat, ditambah dengan badai tropis, membanjiri kota dan provinsi-provinsi terdekat.

Badan bencana nasional mengatakan 14.023 orang, sebagian besar dari daerah pinggiran Manila yang rawan banjir, telah pindah ke pusat-pusat evakuasi.

"Kami meminta penduduk daerah yang terkena dampak untuk tetap waspada dan waspada, mengambil tindakan pencegahan, dan bekerja sama dengan otoritas setempat masing-masing," kata juru bicara kepresidenan, Harry Roque dalam sebuah pernyataan.

Filipina, negara kepulauan di Asia Tenggara dengan lebih dari 7.600 pulau, mengalami sekitar 20 badai tropis per tahun, tetapi Samudra Pasifik yang lebih hangat akan membuat badai lebih kuat dan membawa hujan yang lebih deras, kata para ahli meteorologi.

Di beberapa bagian wilayah ibu kota Filipina, kawasan perkotaan yang berpenduduk lebih dari 13 juta orang, banjir, di beberapa tempat setinggi pinggang, memutus jalan bagi kendaraan ringan.

Roque mengatakan kementerian pekerjaan umum sibuk membersihkan puing-puing dan tanah longsor dari jalan-jalan di provinsi-provinsi tersebut.

“Beberapa rumah terendam hingga atap,” kata Humerlito Dolor, gubernur provinsi Oriental Mindoro di selatan ibu kota, kepada stasiun radio DZMM.

Sebelumnya pada hari Sabtu, penduduk Metro Manila dan provinsi terdekat dibangunkan setelah gempa tektonik berkekuatan 6,6 yang melanda provinsi tetangga Batangas.

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengatakan pusat gempa berada di barat daya kota Calatagan di Batangas, provinsi yang sama dimana gunung berapi aktif mengancam akan meletus.

Gempa, yang terjadi saat fajar pada hari Sabtu, berasal dari tektonik, bukan vulkanik. Gempa susulan berkekuatan 5,1 juga dilaporkan.

Warga ibu kota Filipina itu sudah bersiaga sejak Jumat, setelah pemerintah menaikkan beberapa pembatasan akibat meningkatnya jumlah kasus Covid-19 akibat varian Delta.

Cuaca buruk telah melanda beberapa bagian dunia dalam beberapa minggu terakhir dan telah menimbulkan banjir di  China, India, Filipina, dan Eropa Barat dan gelombang panas ke Amerika Utara, meningkatkan kekhawatiran baru tentang dampak perubahan iklim.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES