News Commerce

Batik Lintang Karangploso Ciptakan Tiga Motif Baru Saat PPKM Darurat

Minggu, 25 Juli 2021 - 01:29 | 93.15k
Owner Batik Lintang Karangploso Dwi Indra dan Ita Fitriyah terus berkreasi saat Pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat. (Foto : Batik Lintang for TIMES Indonesia)
Owner Batik Lintang Karangploso Dwi Indra dan Ita Fitriyah terus berkreasi saat Pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat. (Foto : Batik Lintang for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pembatasan kegiatan akibat diterapkan PPKM Darurat, tidak menghalangi dua owner Batik Lintang, Karangploso, Kabupaten Malang untuk terus berkarya dan tetap memiliki ide kreatif.

Terbaru, dua owner Batik Lintang Karangploso Dwi Indra dan Ita Fitriyah terus berkreasi menciptakan tiga motif batik baru yang ekslusif. Tiga motif itu diberi nama Kawung Garudeya, Garudeya Sidomukti dan Covid-19.

Sedangkan khusus batik motif Covid-19 tidak akan diproduksi meski ada yang pesan. Mereka berdua membuat tiga motif batik tersebut saat melakukan Isoman pada PPKM Darurat ini.

Owner Batik Lintang Karangploso Ita Fitriyah menjelaskan alasan batik dengan motif Covid-19 tersebut tidak akan dibuat lagi, meski ada yang pesan maupun ingin membelinya.

"Saya membuat ini karena kesedihan banyak kolega, teman bahkan suami saya terkonfirmasi positif Covid-19. Ada yang sehat bahkan ada yang meninggal, jadi cukup satu ini meski ada yang pesan tidak akan saya buat lagi," ujarnya kepada TIMES Indonesia Sabtu (24/7/2021).

Batik Lintang 1Karya batik Covid-19 dari Batik Lintang Karangploso. (Foto : Batik Lintang for TIMES Indonesia).

Lebih lanjut dia mengatakan, Covid-19 bukan hal yang dapat dibanggakan. Melainkan, perjuangan keluar dari Pandemi tersebut nanti patut diapresiasi. Begitupula dengan motif batik baru yang dibuat ini layak mendapat apresiasi.

"Covid-19 adalah penyakit, wabah dan pandemi tidak layak diabadikan sebagai bagian karya adiluhur budaya bangsa," ungkapnya.

Ita pun berniat melelang batik motif Coronanya dan hasil keuntungannya 50 persen bakal disumbangkan kepada yatim piatu dan warga sekitar galeri batik Lintang yang sedang isoman dan terdampak pandemi.

"Selama PPKM darurat berlangsung nyaris tak ada batiknya yang laku, ada tiga batik yang laku dibeli oleh mentri pertanian yang diwakili kepala badan ketahanan pangan, itupun dalam acara yang diadakan oleh BPTP Juni lalu," bebernya.

Menurutnya, sektor kerajinan batik tulis yang mengandalkan padat karya dengan karakteristik peminat yang tidak banyak, sangat terasa dampaknya dari PPKM Darurat tersebut.

"Musim normal saja pembatik tulis harus ekstra dalam memasarkannya, itupun masih belum maksimal dalam penjualan, sekarang PPKM darurat dengan berbagai pembatasan membuat minat beli turun," terangnya.

Meski saat Pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat belum berakhir, dia menegaskan bahwa Batik Lintang Karangploso Kabupaten Malang akan terus berupaya untuk berkreasi serta berinovasi dalam memperkaya khasanah batik Nusantara.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES