Kopi TIMES

Energi Positif Lawan Corona

Sabtu, 24 Juli 2021 - 15:43 | 49.08k
Abdurrahman Addakhil, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta.
Abdurrahman Addakhil, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 'Kepanikan adalah setengah dari penyakit, ketenangan adalah setengah dari obat, dan kesabaran adalah awal dari penyembuhan,' ucap Ibnu Sina.

Ucapan fenomenal tersebut tidak untuk menjadi penghias dinding rumah sakit belaka, atau sekedar unggahan status di media sosial. Banyak kandungan pesan penting, khususnya menyikapi sebuah penyakit yang menimpa seseorang.

Sejak kehadiran virus Corona yang bersumber dari Wuhan, China tahun lalu, dan membuat pemerintah serta masyarakat kalang kabut menghadapinya pada awal Maret 2020, beragam upaya dikeluarkan, bahkan tidak sedikit nyawa yang dipertaruhkan. 

Saya termasuk salah seorang dari sekian ratus ribu orang yang pernah terpapar virus Corona. Tidak hanya saya sendiri yang mengalami ujian penyakit ini, bahkan seisi rumah mengalami hal serupa dengan keluhan gejala sedang.

Sebagai pelajaran dan pengalaman penting dalam hidup, bahwa virus ini tidak bisa disikapi dengan acuh tak acuh atau menafikannya. Ketika banyak sekali tudingan isu konspirasi di luar sana, mungkin pengalaman seseorang yang telah terpapar bisa menjadi jawaban kalau virus ini tidak tebang pilih menumbangkan korbannya, bahkan tak segan mematikan sasarannya.

Pemerintah dengan segala upaya bertanggungjawab atas keselamatan rakyat, mulai dari kampanye gerakan 3M, sampai muncul yang terbaru 7M. Nasi sudah menjadi bubur, virus ini tidak bisa lagi dihalau atau diajak rundingan agar tidak memasuki kawasan Indonesia. Pencegahan seminimal mungkin yang dapat dilakukan adalah mematuhi himbauan pemerintah yang masih logis dan pantas untuk dipatuhi.

Meski pada faktanya, tidak semua pemerintah memiliki kepekaan aktif untuk langsung melakukan aksi cepat tanggap menanggulangi wabah mendunia ini. Di awal kehadiran tamu tak diundang ini, masih ditemukan beberapa oknum pejabat pemerintah yang meremehkan keganasan virus ini dengan balutan kelakar ala masyarakat Indonesia.

Bentuk ketidaksiapan pemerintah merupakan mental terbawah dari misi mengayomi masyarakat. Di antara masalah utama sejak awal adalah kurangnya chemistri antara rakyat dan pemerintah. Kemampuan komunikasi publik yang dimiliki pemerintah masih belum bisa dikatakan layak sebagai kecakapan luar biasa setelah berkaca dari penanganan wabah ini.

Sikap masyarakat juga penting menjadi indikator kesuksesan penanganan wabah mendunia ini. Rasa peduli dan kasih terhadap sesama akan menjadi spirit gotong royong dalam kehidupan, atau yang menurut Louise Marlow manusia memiliki naluri kebaikan yang bertujuan membangun solidaritas serta mengharap kebaikan dari Tuhannya dan sesama manusia (Louise, 1997:60). 

Peran strategis dokter dan seluruh tenaga medis yang membantu serta jajaran aparat keamanan menjadi cermin perjuangan kita melawan virus ini. Di saat kita masih diberi kesempatan untuk memanfaatkan waktu luang dengan senda gurau bersama kawan dan kerabat, di sisi lain mereka memiliki kewajiban nurani yang memanggil sewaktu-waktu tanpa adanya perjanjian. 

Tidak pernah bisa kita kalkulasi seberapa banyak perjuangan tak mengenal lelah dan waktu bagi mereka. Namun, di balik perjuangan yang keras itu masih terdapat segelintir orang yang bersikap kurang dewasa terhadap mereka. Masih banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita praktik intimidasi terhadap petugas medis di lapangan, seperti pengusiran dari tempat asrama.

Energi Positif

Tentu tidak ada seorang pun yang menginginkan virus ini tinggal lama di bumi. Semua usaha dilakukan dengan cara mencegah virus menyerang tubuh, baik melalui pencegahan fisik dan psikis. 

Kesehatan mental selama pandemi ini akan mengalami beberapa tekanan  yang luar biasa. Banyak penyebab penyakit mudah memasuki tubuh manusia justru berasal dari tingkat stres seseorang. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang terhimpit dan pemenuhan kebutuhan sandang pangan papan yang sulit akan lebih beresiko membuat stres pada seseorang meningkat lebih cepat.

Salah satu himbauan bentuk pencegahan yang diintruksikan oleh pemerintah adalah isolasi mandiri atau karantina bagi mereka yang terkonfirmasi memiliki ciri-ciri positif virus Corona. Mungkin langkah tersebut terlihat efektif untuk pencegahan, tapi di sisi lain memiliki dampak luar biasa pada kesehatan mental seseorang.

Peningkatan resiko kebingungan, kecemasan, dan kemarahan semasa karantina atau isolasi mandiri akan membuat daya imun menurun karena kurang bahagia. Oleh karena itu, penting adanya penanganan psikologis yang membantu agar proses pembentukan imun serta kesembuhan meningkat. Beberapa penanganan itu adalah penyediaan support group dari sesama orang yang menjalani karantina mandiri karena akan mendapat perhatian dan respon lebih (Brooks SK, Webster RK, Dkk, 2020).

Di saat genting seperti ini, tidak ada tempat yang benar-benar aman dari infeksi virus Corona, bahkan di ruangan kedap suara dan udara sekali pun. Energi positif lah yang akan mampu melawan keganasan virus ini, baik penyembuhan fisik atau psikis akan terbawa oleh pikiran yang yakin dan percaya mampu meghadapi musuh, walaupun dia tak kasat mata.

Sebagaimana nasehat Ibnu Sina kepada pasiennya yang dikutip di awal tulisan ini, maka solusi sederhana tapi berdampak besar pada stabilitas imun seseorang adalah membiasakan diri untuk bahagia dan ceria. Karenanya itulah obat termurah dan sangat terjangkau dalam hidup kita. 

***

*) Oleh: Abdurrahman Addakhil, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES