Peristiwa Daerah

Warga di Jember Aniaya Tim Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19, Petugas Dipelintir Hingga Dibanting

Jumat, 23 Juli 2021 - 19:59 | 23.90k
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Jember M. Jamil, saat menerangkan kronologi penganiyaan. (Foto: Arip Ripaldi/TIMES Indonesia)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Jember M. Jamil, saat menerangkan kronologi penganiyaan. (Foto: Arip Ripaldi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBERTim pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari, Jember, dianiaya oleh warga yang menolak pemakaian sesuai dengan protokol Covid-19, Sabtu (17/7/2021) lalu.

Sebelum terjadinya penganiayaan, Camat Pakusari beserta warga setempat meminta agar proses pemakaman atas nama Ani, warga Jatian, Pakusari, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi meninggal di rumah sakit tersebut lebih cepat dimakamkan. 

Merespon hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPBD Jember M. Jamil, mengatakan pihaknya berinsiatif merekrut beberapa relawan untuk membentuk tim baru dalam rangka merespon percepatan. 

"Kalau misalkan kami menunggu dari tim yang sudah bekerja di lokasi lain ini akan memakan waktu apakah itu karena perjalanan, atau yang lainnya. Oleh karena itu kami luncurkan tim baru di antaranya berisi organik dari BPBD dan juga dari relawan," tutur Jamil menjelaskan duduk perkara peristiwa kepada awak media pada Jumat (23/7/2021).

Setelah mobil jenazah sampai di lokasi, masyarakat sudah ramai menunggu.

"Ada upaya-upaya untuk meminta paksa jenazah itu ya tentu kami memberikan pemahaman, karena ini sudah jelas-jelas terkonfirmasi positif Covid-19, pemakaman yang benar dengan protokol Covid-19," kata Jamil. 

Warga setempat, kata Jamil, tetap memaksa untuk mengambil alih jenazah. 

Karena ada rencana akan dimandikan. 

Tim pemakaman, tetap mengupayakan pemakaman secara protokol Covid-19 karena jenazah sudah dilakukan pemulasaraan dan sudah dimasukkan ke dalam peti.

Pihak keamanan tidak berhasil mengendalikan kehendak warga untuk mengambil alih jenazah.

Karena adanya pembukaan peti, tim pemakaman melihat ada peristiwa yang tidak sesuai dengan protokol Covid-19. Oleh karena itu, memutuskan untuk pulang ke mako. 

Ketika tim pemakaman akan pulang, sejumlah warga menghadang dengan kendaraan motor dan beberapa berjalan kaki. 

"Ya intinya adalah tidak terima dengan yang dilakukan oleh tim pemakaman. Ini yang kami juga sulit menerima apa yang ada di dalam benak beliau-beliau itu," ungkap Jamil. 

Sedangkan, kata Jamil, keberadaan tim pemakaman ini tugas utamanya adalah memakamkan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Sesuai prosedur, yang sudah mendapatkan persetujuan untuk dimakamkan dengan protokol.

Lalu, lanjutnya, ada oknum warga yang melakukan upaya-upaya penganiayaan.

"Ada yang memukul, ada yang melempar batu, bahkan ada yang memelintir tangan dan berusaha membanting," imbuhnya. 

Tim pemakaman yang beranggotakan delapan orang itu, mengaku terkena pukul dua orang, lemparan batu, dan dorongan. 

Jamil mengimbau dalam rangka membantu masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan pengurangan risiko Covid-19 di antara pemakaman. 

Seharusnya, tugasnya dibantu, kalau pun ada penolakan, harus dilakukan sesuai dengan prosedur. 

"Jangan sampai terjadi upaya-upaya yang tidak lazim semacam penganiaya terjadi kembali. Harus dilakukan proses hukum pada tahap awal kami mengimbau jangan sampai terulang," katanya. 

Jika hal serupa terulang kembali, Jamil mengatakan akan meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap penganiaya tim pemakaman jenazah pasien Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES