Peristiwa Daerah

Diisukan Mulai Retak, Pengamat Nilai Manajemen Komunikasi Tauhid-Jasri Kurang Baik 

Kamis, 22 Juli 2021 - 20:36 | 53.31k
Pengamat Politik Maluku Utara (Malut), Helmi Alhadar. (Foto: Dok Helmi)
Pengamat Politik Maluku Utara (Malut), Helmi Alhadar. (Foto: Dok Helmi)

TIMESINDONESIA, TERNATE – Mencuatnya isu ketidakharmonisan Wali Kota Ternate M.Tauhid Soleman dengan pasangannya Jasri Usman mngejutkan sebagian masyarakat, namun tidak bagi Pengamat politik Maluku Utara (Malut), Helmy Alhadar.

Menurut Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol), sesungguhnya kedua kepala daerah ini sejak awal lebih gencar di pasangkan dengan orang yang berbeda. Tauhid misalnya, terkesan lebih konsisten memilih Nursiah sebagai pasangannya sementara Jasri lebih identik dengan Iqbal Rurai.

"Namun realitas politik di saat itu memaksa keduanya harus brsama sebagai salah satu pasangan kontestan dalam prtarungan perebutan kursi dalam Pilwako Ternate sebagai pasangan terakhir yang diusung parpol untuk mendaftar ke KPU,"urai Helmy kepada TIMES Indonesia, Kamis (22/7/2021).

Dengan melihat perbedaan latar blkang sosial budaya termasuk pendidikan dari keduanya yang memliki garis perbedaan yang cukup dalam sehingga berpotensi untuk mengalami keretakan di perjalanan. Apalagi tidak diikuti dengan kemampuan komuniksi yang cukup dari kedua pasangan itu.

Meskipun di awal pemerintahan pasangan dengan Akronim TULUS ini sempat sesumbar bahwa mereka berkomitmen menjadi pasangan yang kompak hingga tahun 2024 nanti, nyatanya belum genap tiga bulan masa pemerintahan, konflik mulai terkuak ke publik.

Bahkan Dosen Komunikadi UMMU Ternate ini menilai, hubungannya terancam pecah jika melihat kekecewaan Jasri yang kelihatan mulai terbuka atas kondisi pemerintahan di publik saat ini, karena mengaku tidak dilibatkan dalam penunjukan asesmen dan pncopotan Kadis. Alhasil, perbedaan kepentingan politik makin terlihat diantara mereka.

"Ibarat orang yang baru menikah, di masa bulan madu semuanya terasa indah, namun begitu masa bulan madu selesai konflik bisa muncul bertubi-tubi, bahkan bisa brakhir di perceraian kalau tidak ada penyelesaian yang adil," demikian ilustrasi dari Helmi.

Helmi bilang, kemungkinan kedua tokoh ini tidak memliki manajeman komunikasi yang baik, terutama Tauhid sebagai Wali Kota terkesan dengan gaya komunikasi komando ala orde baru dan tidak cukup persuasif dalam merespon situasi yang ada, sehingga muncul konflik ke permukaan termasuk dengan salah satu media beberapa waktu lalu.

Padahal dalam kondisi ini, lanjut Helmi, Wali Kota butuh ketenangan untuk menggerakkan masyarakat dalam membangun kota yang dia janjikan untuk kehidupan yang lebih baik.

"Apalagi dalam kondisi pandemi yanh agak sensitif bagi masyarakat, mengingat kondisi ekonomi yang makin terpuruk. Begitu situasi ini diperkirakan akan sangat mngganggu efektfitas pemerintahan yang di pimpin Tauhid," kata Helmi.

Wali Kota harusnya berkonsentrasi penuh bekerja menyelesaikan persoalan yang sangat menumpuk, termasuk janji 100 hari kerja yang belum nampak hasilnya. Terutama isu air bersih, ekonomi, dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Helmi juga menyentil isu Haornas juga akan mempengaruhi konsentrasi Wali Kota, meskipun baru dipanggil sebagai saksi oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate. Untuk itu, kata dia, jika Tauhid gagal memperbaiki kinerja dan komunikasinya maka dipastikan akan sulit mewujudkan harapan masyarakat yang pernah dijanjikan.

Dia menyarankan agar orang nomor satu di Pemkot Ternate itu fokus membangun tim work yang lebih efektif dan menghindari konflik yang seharusnya tidak terjadi. Pasalnya, masyarakat sangat berharap Wali Kota dan Wakilnya bekerja maksimal.

Helmi juga berharap agar Jasri Usman lebih bijaksana dan tetap melakukan pekerjaannya sebagai Wakil Wali Kota. Helmi menambahkan masyarakat tidak bisa menjadi korban karena perselisihan di tingkat pucuk pimpinan.

"Masyarakat berharap permasalahan segera diselesaikan dengan baik, sehingga roda pemerintahan kota bisa berjalan efektif, karena selama ini kepemimpinan Tauhid-Jasri terasa kering dan tawar, karena kurang responsif dengan gebrakan," tandas Wali Kota Ternate M.Tauhid Soleman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES